5. Trauma

124 31 13
                                    

Nice reading.

Tak terasa sudah lewat dari satu bulan.

Keadilan tak kunjung di peroleh dan setelah kejadian itu membuat Freen diliputi rasa bersalah yang sangat dalam dia lebih sering mengurung diri dan tidak mau bersosialisasi dengan siapapun, dia selalu menangisi kejadian yang menimpanya.

Masa mudanya telah hilang seakan dunia yang penuh warna itu sirna seketika jangankan bertemu dengan orang tuanya untuk menemui kedua sahabatnya pun dia enggan karena rasa bersalah serta merasa sudah tidak suci lagi membuatnya semakin terpuruk.

Freen selalu mengurung diri di dalam kamar dan terus menangis di tambah lagi saat dokter menyatakan bahwa dirinya hamil membuat mental dan fisiknya hancur.

"Tuhan kenapa aku begini? Aku sudah tidak suci lagi kehormatanku telah hilang argh!!!!! Kenapa semua terjadi kepadaku!!!! Aku sekarang manusia yang kotor!! Dunia tidak adil bagiku!!! Kenapa orang yang ku cintai justru merusak dan merebut kehormatanku kenapa semuanya terjadi kepadaku!!!! Kenapa kau masih memberiku kehidupan!!! Tuhan aku tidak pantas untuk siapapun hal yang seharusnya aku jaga sekarang hilang sudah!!! Argh!!!!!!"

Freen terus memukuli perutnya dia mengutuk bayi yang dia kandung berharap bayi itu mati di dalam kandungannya namun justru perutnya semakin membesar dan dia menyiksa dirinya tidak makan apapun sekalipun rasa sakit selalu dia rasakan.

Suatu saat rasa mual sudah tak terelakan, dia segera menuju ke dalam kamar mandi dan melihat sebuah bathub yang kosong.
Entah setan apa yang merasukinya, dia segera mengisi bathub itu dengan air sampai penuh lalu dia berbaring di bathub itu dan menenggelamkan tubuhnya.

Air mulai masuk melalui hidung dan mulutnya dan membuat dadanya terasa sesak, oksigen dalam tubuhnya terus menipis pandangannya mulai kabur, kepala yang semakin berat dan kesadaran yang semakin menurut.
Lambat laut matanya mulai terpejam dan dia sudah siap menemui ajalnya dia merasa bahwa inilah yang terbaik.

Sampai akhirnya badan kurusnya di tarik oleh sang ayah yang langsung memeluknya dengan erat, Freen sudah tidak sadarkan diri akibat terlalu banyak air yang masuk, tubuhnya langsung di baringan dan Yutha segera melakukan PCR untuk mengeluarkan air yang masuk.

Dengan sekuat tenaga dia terus menekan dada Freen sampai keajaiban pun terjadi, Freen terbatuk dan air yang masuk dapat di keluarkan, Yutha menghela nafas lega karena dirinya belum terlambat dia lagsung memeluk Freen dan berkata.

"Apa yang kau lakukan nak?? Kenapa kau jadi seperti ini?? Ayah tidak ingin kau pergi kenapa kau terus menyiksa dirimu dan juga calon anakmu? Pikirkanlah bahwa hidupmu masih panjang"

Yutha menangis sejadi-jadinya bukan hanya Freen saja yang terluka dia juga sangat terluka karena di saat putrinya terpuruk dan selalu berusaha mengakhiri hidupnya tetapi Yutha tidak dapat berbuat banyak.

Freen menangis di pelukan ayahnya dan berkata.

"Maafkan aku ayah!! Aku sudah tidak suci lagi jangan peluk aku karena aku sudah kotor!! Aku bukanlah anak ayah lagi!!! Aku tidak pantas ada di rumah ini lagi, ayah sudah mengusirku saat itu!! Ayah aku sangat menyesal karena tidak menuruti perkataanmu,, hiks,, hiks,,, hiks,,, biarkan aku mati ayah!!! Biarkan aku mati!!! Aku tidak pantas berada di dunia ini dan juga anak ini!! Biarkan aku mati!! Aku mohon padamu ayah!! Aku ingin mati!!!!"

Freen memukuli dadanya dengan cukup keras sampai meninggalkan bekas merah akibat pukulan yang dia lakukan terus menerus.

"Sudah nak cukup, ayah sudah maafkan dan kau jangan menyalahkan dirimu sendiri" ucap Yutha

"Tidak ayah! Aku tidak pantas menjadi anakmu tolong lepaskan aku ayah dan biarkan aku pergi dari sini karena aku adalah aib bagi keluarga ini dan aku tidak mau membuatmu malu" ucap Freen sembari memohon.

Namun Yutha tidak perduli, dia tetap ingin Freen tinggal di rumahnya tidak perduli omongan orang di luar sana karena seorang anak tetaplah anak tidak ada mantan anak atau mantan ayah.

Mendengar hal itu.

Freen pun terdiam dan lambat laun dia mulai tenang dan segera para pelayan menggantikan bajunya serta memberikan Freen makanan setelah itu mereka memberikan obat penenang yang di berikan dokter dan Freen langsung tertidur dengan pulas.

****

Malam harinya.

Yutha kedatangan seorang tamu yaitu teman lamanya yang bernama Nicholas Rich Armstrong mereka berpelukan sambil melepas rindu karena sudah lama tidak bertemu setelah mereka menikah dan sibuk dengan urusan mereka sendiri.

Awal mereka berbincang santai saat Nicholas menanyai tentang kabar Freen seketika Yutha terdiam dan seakan ada yang ingin dia sampaikan.
Nicholas yang paham akan perubahan ekspresi dari Yutha lalu dia bertanya tentang apa yang terjadi dan Yutha menceritakan semuanya kepada Nicholas.

Nampak dari raut wajah Nicholas merasa prihatin atas apa yang terjadi kepada Freen, dia juga memiliki anak perempuan jadi dia tahu betul perasaan seorang ayah bila putrinya mendapat masalah seperti itu.

Lalu Yutha berkata jika otak dari kejadian itu justru melarikan diri keluar negeri dan para penegak hukum seolah tutup mata akan hal itu.

Nicholas yang mendengar hal itu juga ikut kesal, lalu dia berkata.

"Aku sekarang menjadi anggota perwakilan yang akan mengurus segala macam tindak pelanggaran HAM dan juga perlindungan terhadap perempuan dan anak"

Mendengar hal itu Yutha tidak terkejut karena dia sudah mendengar kabar itu dari orang kepercayaannya dan beruntungnya dia memiliki kawan seperti nicholas.

Yutha pun mengatakan keinginannya untuk meminta bantuan Nicholas karena yang di hadapinya adalah orang yang sama kuatnya dengan dirinya hanya saja mereka bermain curang dengan menyogok hakim dan berani membayar polisi untuk menghilangkan barang bukti.

Nicholas dengan senang hati akan membantu Yutha mengungkap semua kebenaran yang ada dan Freen dapat memperoleh keadilan untuk dirinya dan juga anak yang di kandungnya.

Seorang pelayan berlari menghampiri Yutha dan berkata.

"Tuan! Nona Freen tidak ada di kamarnya!".

Mendengar hal itu Yutha melebarkan matanya dan berkata.

"Apa?!! Bukankah sudah ku minta untuk menjaganya?!! Kenapa bisa kabur ha?!!"

Mereka segera menuju ke kamar lalu membuka kamar itu dan benar saja keberadaan Freen tidak di temukan lalu Yutha melihat sprei yang terikan di pagar balkon dan Freen sudah pergi meninggalkan rumah dalam posisi sedang hamil muda.

Yutha segera mengerahkan anak buah nya untuk mencari keberadaan Freen.


Terima kasih sudah membaca
Tunggu chapter selanjutnya

Cinta Yang SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang