PT 40

1.5K 123 13
                                    

Haechan dan orang tersebut langsung membawa jaemin ke klinik terdekat di bantu oleh security mall.

Sesampainya di sana, haechan masih terus menatap orang di sebelahnya. Apa benar ini winwin. Jika benar, kenapa dia tidak mengenali haechan.

" Kenapa menatap saya seperti itu, saya bukan hantu yang harus kamu tatap takut seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Kenapa menatap saya seperti itu, saya bukan hantu yang harus kamu tatap takut seperti itu."

" Maaf." Ucap haechan

" Apa hubungan kamu dengan Nana?"

" Nyonya tidak mengenal saya, tapi mengenal Nana?"

" Tentu, saya saudara kembar ibunya."

Haechan bernafas lega mendengar itu, ternyata yang ada di depannya bukanlah hantu. Tapi bukankah selama ini bundanya Nana tidak punya saudara, kenapa orang ini mengaku kalau dia saudara kembar ibunya Nana.

" Maaf bibi, saya haechan sahabatnya Nana. Saya pikir bibi itu arwah bundanya Nana yang sudah meninggal. Soalnya mirip banget."

" Tentu mirip karena kami kembar identik. Yang membedakan hanya sifat kami saja."

" Benar banget, wajah bibi lebih Badas." Ucap haechan keceplosan dan langsung membekap mulutnya.

" Maaf, bibi." Ucap haechan lagi dengan nada yang ketakutan.

" Tidak apa-apa, memang seperti itu kenyataannya. Sudah berapa lama kalian berteman?"

" Kita berteman dan satu sekolah semenjak sekolah dasar bi."

" Sudah lama juga ternyata, berarti kamu sangat dekat dengan keluarga kakak saya?"

" Tentu bi, bahkan bunda winwin sudah seperti orang tua bagi saya. Beliau sangat baik dan ramah pada semua orang." Jawab haechan

" Itu salah satu kelebihan kakak saya. Oh perkenalkan saya Wina."

" Salam kenal, bibi."

Wina mengangguk dan membalas jabatan tangan haechan.

" Kamu sudah menghubungi keluarga Nana?"

" Oh,,, saya lupa." Haechan langsung menyambar handphone nya dan hendak menghubungi keluarga jaemin, namun langsung di hentikan oleh Wina.

" Jangan dulu. Nanti saja kalau Nana sudah sadar."

Omongan Wina terhenti saat dokter keluar dari kamar rawat jaemin.

" Keluarga jaemin?" Tanya dokter tersebut

" Iya, saya bibinya. Bagaimana dengan keadaan keponakan saya, dokter?"

" Saudara jaemin tidak apa-apa, kondisinya memang sedang lemah dan di tambah shock membuat dia tidak sadarkan diri. Apakah saudara jaemin sudah menikah?" Tanya dokter tersebut.

Haechan dan Wina menganggukkan kepala.

" Apa saya bisa bicara dengan suaminya?"

" Suaminya sedang bekerja, dokter. apa perlu saya hubungi sekarang?"

ProtectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang