23. Bakso Terakhir

4 0 0
                                    

Huru-hara selanjutnya yang dihadapi keluarga Kinara adalah masalah hukum. Gadis penyebab Kinara terbaring di rumah sakit hanya menyambangi jeruji besi selama beberapa hari saja. Selain masih di bawah umur, Arumi dinyatakan mengalami gangguan kejiwaan oleh psikiater. Gadis itu bahkan dikirim ke rumah sakit jiwa di Ibu kota Provinsi. Ibu Arumi juga berkali-kali datang ke rumah, berlutut sambil memohon ampun. Minta tuntutannya dicabut. Tak cukup sampai di situ, ia menyungkurkan diri di hadapan Pak kepala sekolah, meminta agar Arumi tidak dikeluarkan, agar putri kecilnya bisa kembali bersekolah setelah dirawat di rumah sakit jiwa.

Beberapa hari merenung, Mama membuat keputusan yang ditentang habis-habisan oleh Papa dan Om Ito. Mama setuju untuk menarik tuntutan. Menurutnya, setiap anak harus dilindungi masa depannya.  Hal ini lantas memperkeruh keadaan. Om Ito marah besar, pergi mengasingkan diri di kebun cengkeh yang ada di atas gunung. Istrinya ikut menyusul, menghabiskan waktu berhari-hari tinggal di pondok kayu. Papa juga minggat dari rumah. Tinggal di penginapan dekat kantor. Sesekali pergi menjenguk anaknya di rumah sakit saat Mama pulang ke rumah.

Dalam keadaan kacau balau seperti ini, hanya Rayyan yang bisa Mama andalkan untuk menjaga Kinara. Ia dan Rayyan ganti-gantian menjaga gadis itu di rumah sakit. Rayyan bahkan rela absen dari sekolah.

Kinara meskipun tidak diberitahu betapa semrawutnya keadaan yang sedang dihadapi keluarganya sekarang, ia sudah cukup besar untuk mengerti. Om Ito dan Papa yang jarang muncul di rumah sakit, Mama yang sesekali menangis, cukup baginya untuk menarik kesimpulan atas apa yang terjadi. Lalu di suatu pagi, saat berjalan-jalan di koridor rumah sakit, ia mulai bertanya, ingin tahu kejelasan masalah secara terang benderang.

“Yan ?”

Rayyan yang mengekor di belakang mendongak. Tangannya terus mendorong tiang infus.

“Hhmm ?”

“Gimana kondisi Arumi ?”

“Baik.” Sejujurnya, Rayyan belum mau membahas hal ini. Nantilah saat Kinara sudah benar-benar pulih dan keluar dari rumah sakit.

Kinara lantas berbalik, menatap tajam.

“Gimana Arumi ?” Tanyanya lagi, menuntut jawaban.

“Baik, Ra. Nggak usah bahas Arumi dulu, ya ? Kita tunggu sampai kamu sembuh.”

“Aku udah sembuh. Kamu nggak dengar apa kata dokter tadi ? Besok aku bisa pulang.”

Rayyan menghela napas kencang.

“Kita duduk dulu,” katanya menarik pergelangan tangan Kinara. Duduk di kursi panjang koridor. “Arumi lagi dirawat di RSJ, Ra.” Rayyan mengusap wajah. Membahas tentang Arumi membuatnya mendadak lemas.

“Kamu tahu, Ra, kamu segalanya buat aku, tapi Arumi juga punya tempat sendiri di sini,” Rayyan mengusap dada.

“Dari kecil, hanya aku yang dia punya. Ayahnya seorang penjudi, pemabuk, pemakai narkoba. Dipukuli sampai biru sudah makanan sehari-hari Arumi kalau ayahnya kumat. Ibuku sering menyembunyikan Arumi dan Ibunya di rumah saat ayahnya mengamuk.” Rayyan berdiam diri sebentar.

“Situasinya semakin runyam saat Ayahnya ketahuan mencuri perhiasan tetangga. Sempat dijebloskan  penjara selama beberapa tahun. Baru saja bebas dari penjara, dia berulah lagi. Mencuri sapi tetangga. Untungnya kali ini pemilik sapi masih kerabat dekat, jadi masalah diselesaikan secara kekeluargaan. Ayahnya memang tidak kembali masuk bui, tapi para tetangga sudah terlanjur tidak suka dengan keluarga Arumi. Mereka diasingkan dari masyarakat. Hanya Ibuku yang masih mau bergaul dengan mereka.”

“Gara-gara itu, Arumi juga tidak punya teman di sekolah. Sama seperti Ibuku, hanya aku yang mau berteman dengannya. Tapi untungnya, pas masuk SMA, dia bisa punya teman baru. Padahal aku sempat khawatir dia akan terasing lagi seperti dulu. Kamu mungkin tidak ingat, tapi di pertemuan pertama kalian, kamu yang lebih dulu menyapa, mengajaknya berkenalan. Mungkin bagi orang lain itu sepele, tapi bagi Arumi, itu momen mengharukan. Dia punya teman baru.” Rayyan tertawa kecil. Membayangkan momen saat Arumi bercerita tentang teman barunya dengan perasaan yang meluap-luap.

Takdir BerkataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang