Part 22

563 75 5
                                    

POV ARYA


Sekarang aku berada dirumah setelah mengintip kejadian tadi yang membuatnya birahinya memuncak, saat masuk kedalam terlihat Bapaknya sedang duduk diruang tamu memakai sarung yang berlilitkan dipinggangnya sambil menyeruput segelas kopi hitamnya.

"Pak" sapa ku pada bapaknya.

"Ada apa,nak,kok gelisah gitu" ujar Bapak.

"Gak ada,pak"

Aku kemudian duduk disamping Bapaknya, aku terus menatap wajah wajah bapaknya, Bapak menyadari kalo anaknya sedang menatap dirinya, mereka kemudian saling menatap satu sama lain.Perlahan Bapak kemudian mendekatkan wajahnya pada bibirku dan kemudian kami  pun menyatukan bibir.

Bapak mengabsen semua inci mulut aku, lidahnya meliuk liuk seperti ular didalam mulutku, aku memejamkan matanya menikmati lumatan lembut dari bapaknya.Tangannya mengkalungkan dileher bapaknya, tanpa melepas ciuman dimulutku,Bapak mengangkat tubuhku ke pangkuannya

Sambil berciuman,aku merasakan benda keras yang tertahan dipantatku.

"Hmphhmm..sluuurpppp.."

Lidah aku saling bertautan,Bapak sedari tadi sudah menghisap rakus lidahku, Bapak kemudian menyudahi,kami diam tidak berkata apapun.Aku kemudian beranjak dari pangkuan Bapaknya, kemudian aku berjonkok didepan Bapaknya yang kini duduk mengangkang.

Bapak hanya diam membiarkan apa yang dilakukan olehku, aku kemudian melepas sarungnya, Bapak langsung mengerti dia mengangkat sedikit pantatnya agar aku mudah melepas sarungnya, saat sudah terlihat benda yang berdiri tegak bewarna coklat dengan urat yang menghiasi batangnya, aku menelan ludah sebentar, aku melirik sebentar ke arah Bapak yang masih diam.

Perlahan aku membuka mulutku ingin melahap sosis besar milik Bapak, saat sudah kontol Bapak didalam mulutku, aku kembali merasakan sensasi penuh didalam mulutku, emang kontol Bapak paling juara untuk memenuhi mulutku.

"Ouhhmmm" desah Bapak yang kudengar.

Aku mencoba mulai menggerakkan kepalaku naik turun, rasanya aku seperti dipukul dengan petungan satpam didalam mulutku, kepala kontol Bapak berhasil menyodok dinding tenggorokkanku karna aku ingin memberikan kenikmatan yang akan Bapak tidak bisa melupakanya.

"Arghhh...hahhhhhh..ahhhhh" desah Bapak, aku mengernyit bingung tidak biasanya Bapak diam ketika aku menghisap sosisnya.

GROK

"OUHHMMM...NAKK..DALEMMM ARGHHH"

Aku menahan kepalaku ketika kontol Bapak masuk semua kedalam mulutku, rasa sesak dan penuh kurasakan, aroma selakangannya membuatku tambah sange, aroma jantan yang keluar dari aroma selakangan Bapak.

Bapak menahan kepalaku, begitu lama aku mendeep throat kontol Bapak didalam mulutku, aku menepuk paha Bapak karna aku sudah tidak sanggup.

"Ouh, ouh, ouh" nafasku yang mau habis.

Bapak hanya diam, ia mulai berdiri dan menarik tubuhku keatas, kami kembali berciuman diruang tamu, sekarang tangan Bapak tidak diam, tangan Bapak sekarang meremas remas pantatku dibelakang, pantatku diremas begitu kuat, sepertinya Bapak sudah dikuasi nafsunya.

Selesai berciuman, aku langsung melorotkan celanaku, karna aku sudah tidak tahan, ingin lubang cepat diisi oleh sosis besar milik Bapak.Aku langsung menungging dikursi, sementara dibelakang Bapak mengocok sebentar kontolnya.

"Cuih" Bapak meludah ke arah lubangku lalu meratakannya agar nanti tidak seret ketika dimasukan.

Bapak kemudian mulai mengarahkan kontolnya kedalam lubangku, aku memejamkan mata ingin menikmati sosis besar itu masuk kedalam lubangku.Aku mulai kelojontan ketika kepala kontol Bapak mulai masuk kedalam lubangku.

"Ouhhhm..terus pak"

JLEB

"Awwwws...pelan pelan pak" ringis ku ketika Bapak menghentak kontolnya ke dalam lubangku.

Bapak tidak membalas perkataanku, ia mulai menggerakkan pantatnya maju mundur, tanpa melakukan pemanasasan terlebih dahulu.Aku mulai merasakan kenikmatan yang paling aku sukai.

"Ahhhhaa....ouuuuuhhh..pakkk enakkhmmm" desahku aku mencoba memancing agar Bapak berbicara.

"Enakhhmmm nak...ouhhmm..ahhhhh" akhirnya Bapak berbicara kepada ku.

"Anjingg....kontol bapak serasa dipijet ...ouuhhmmm" desah Bapak.

PLOK PLOK PLOK

Alunan nada yang aneh didengar, tercipta karna biji peler Bapak beradu dengan pantatku, sial, kontol Bapak selalu mengenai titik prostatku, aku melirik kebelakang, melihat wajah keenakan Bapak yang mengentot lubangku, pinggulku dicengkram kuat oleh kedua tangan Bapak.

5 menit Bapak mengentot ku dengan gaya menungging, kini Bapak menekan tubuhnya, kepalaku tarik kesamping, Bapak langsung menciumku tanpa menghentinkan gerakan pantatnya, aku dibuat kelimpungan oleh Bapakku sendiri, depan belakang aku mendapatkan kenikmatan yang begitu tiada tara.

Sial, Bapak ternyata begitu jago memuaskan lawannya, setelah kami berciuman Bapak kembali fokus mengentotku, kini gerakan Bapak seperti cahaya, Bapak sesekali menghentak pantatnya yang membuatk dadaku serasa naik turun, pentungan Bapak seperti menembus ususku.

"Ahhhhh..bapakk..gagah sekali,Arya suka"

"Suka, hmm?, nih kontolll"

"Ouhhmm pakkk" desahku ketika Bapak menghentak dalam sosisnya kedalam lubangku.

Bapak kemudian mencabut sosisnya, ia kemudian duduk dikursi, tanganku ditarik olehnya untuk duduk dipangkuannya, aku kemudian duduk sambil memegang kontol Bapak, mulai mengarahkan kedalam lubangku, saat kepala kontolnya sudah mulai masuk, secara tiba tiba Bapak menghentak naik pantatnya yang membuat kontolnya melesat masuk kedalam lubangku.

"OUHMM..pakkk"

Aku menyederkan wajahku dipundak Bapak, membiarkan Bapak mengentot secara brutal, kaki Bapak bergerak, pantatnya juga bergerak.

PLOK PLOK PLOK

"Anjingg...nakkk..bapak keenakan gini sama lubangmu"

"Iyahhh pak..enakk pakkk"

Saat kami asik bergulat, tiba tiba aku mendengar suara motor yang mendekat kearah rumahku.

"Ada motor pak"

"Sialan, siapa sih, ganggu orang ngentot anak sendiri aja" umpat Bapak.

Kemudian aku berdiri, tanpa memakai kembali pakaianku aku bergegas kekamar, sedangkan Bapak memakai sarungnya kembali, sial siapa sih orang yang mengangguku dengan Bapak, padahal aku sudah berada disurga kenikmatan.


PESONA BAPAK-BAPAK DESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang