Bab 3: Hidup Semati Bahasa Inggris

70.2K 3.1K 35
                                    


Pagi itu Naina lalui dengan cemberut. Brian yang melihatnya tertawa disela sarapan pagi. Naina yang tidak tahan dengan kelakuan Brian menjambak rambut hitamnya.

" Aku benci Mas Brian. Kan kemaren janji cuma cium kenapa leher Naina jadi sasarannya. Tuh banyak yang merah " Teriakan menggema di dapur. Brian mencoba melepaskan jambakan Naina. 'Bisa ronto rambut gue' pikirnya sedih.

" Mas tahukan Naina gak suka kalau Mas membuat jejak dileher? " Brian mengangguk. Brian merasa bersalah karena biasanya dia akan membuat jejak dibahu gadis belia itu.

" Sayang maaf. Mas khilaf " Brian tak ingin Naina sedih memikirkan jejak yang semalam dia buat. Semalam Brian harus menahan diri untuk tidak memoloskan celana tidur Naina alhasil dia baru tidur jam tiga pagi hanya untuk menormalkan hawa nafsu yang tinggi kadarnya. Dan sebagai pelampiasan atas nafsu yang tak tersalurkan leher mulus Naina yang jadi sasaran empuknya. Tiga tanda merah berukuran besar menjadi hasil karyanya. Great Brian.

" Naina udah maafin. Tapi gimana cara menyembunyikannya mas? " Itu yang menjadi masalah sekarang. Seragam Naina hanya mampu menutupi satu tanda merah sedangkan dua tanda lainnya berada diatas kerah bajunya. Brian menggaruk tengkuknya. Dia menyerah memikirkannya. Naina yang melihatnya memberengut kesal.

" Tak mau tanggung jawab " Gerutu Naina pelan dan Brian berdecak kesal

★★★★★

Kelas mendadak sepi saat selesai jam istirahat. Buku pelajaran berada diatas meja. Kamus Bahasa Inggris tebal bertulis Kamus Bahasa Inggris Indonesia 5 Milyar berada di atas buku pelajaran. Wow gila 5 Milyar cuy kamusnya. Murid perempuan sedang menata rambut yang agak berantakan di satu sisi murid laki - laki terlihat acuh tak acuh. Mungkin kalian sudah bisa mendugakan? Yap pelajaran Bahasa Inggris akan dimulai. Dalam hitungan lima dia akan hadir.

Lima

Empat

Tiga

Dua

Dan Saatu ....

" Morning class " Benarkan? Tepat waktu guru yang disiplin dan juga mesum karena kelakuannya tadi pagi hari ini Naina mengerai rambut panjangnya. Sedikit gerah tapi demi hidupnya Naina rela tapi hanya untuk hari ini saja.

" Morning Sir " Serempak mereka semua membalas sapaan yang Pak Brian ajukan.

" How are you today? " Pria itu masih mengajukan pertanyaan dalam Bahasa Inggris. Dan lihatlah kelas menjadi riuh penuh bisikan.

" Artinya apa? "

" Gak ngerti gue "

" Kamus kamus "

Seruan itu masih terdengar dan lama kelamaan menjadi sebuah tontonan menarik. Rudi yang tak mengerti apa - apa berteriak " Pak artinya apa sih? " He? Tumben nih anak ? Naina melihat Rudi melihat kamus tebal yang berada di tangan Andre yang kebetulan duduk didepannya.

Pak Brian terkekeh pelan mengangguk kepala ringan. Mengambil spidol dan menuliskan sesuatu di whiteboard

How are you today?

Empat buah kata yang simple. Dia dengan sabar menjabarkan arti kata tersebut. Caranya bicara membuat semua yang berada di kelas mendengarkannya. Tak ketinggalan Reno yang terkenal bandel untuk belajar. Reno dengan seksama mendengar dan sesekali menulis kata yang dianggapnya sulit dicerna oleh pikirannya.

" Kalau kalian ingin bisa Bahasa Inggris. Belajarlah menulis dan mengucapkan kata - kata yang berada didekat kalian "

" Apa aja Pak? "

" Papan tulis, pencil, buku, dan satu lagi kata sapaan untuk pacar atau siapapun itu " Siulan mulai bergemuruh. Lirik kanan lirik kiri.

" Ajeng kalau kamu manggil Mamamu dengan sebutan apa? " Ajeng yang ditunjuk tergagap. " Mommy Pak " Jawabnya pelan.

" Itu salah satu kata berbahasa Inggris. Dan jangan sampai kalian hanya mengenal tiga kata Bahasa Inggris...." Semua diam membisu tiga kata? Apa itu?

" Satu No. Dua Yes. Tiga I LOVE YOU " Gelak tawa tak terhindarkan tepuk tangan menjadi akhir dari pembahasan tentang Bahasa Inggris. Dia terlihat mudah tapi penjabarannya menyulitkan.

Brian yang melihat antusias murid kelas XII 3 menjadi senang. Rencana untuk membuat anak didiknya pintar berhasil sedikit demi sedikit dia berhasil masuk dalam lingkup keluarganya. Ponselnya berdering. Senyumnya merekah dilihatnya kedepan. Matanya bertubrukan dengan si pengirim pesan. Ancungan ibu jari menjadi isyarat atas keberhasilan usahanya.

Mas hebat

Dua kata yang bersifat memuji tapi bagi Brian itu adalah semangat untuk mencerdaskan anak didiknya.

" Pak saya mau bilang hidup semati Bahasa Inggris. Saya pengen bisa fasih Bahasa Inggris. Bapak maukan mengajari saya? Entah anak - anak mau apa kagak? " celotehan Fanya sekretaris kelas terdengar serius. Semua mengangguk setuju. Bibir Brian melengkung ke atas. Dilihatnya Naina mengangguk setuju. Maka tanpa ragu lagi Brian menyetujuinya.

" Pak kalau saya gak bisa saya boleh ketemuan sama Bapak gak? " Reno mengangkat tangan dengan semangat. Hantu apa yang merasuki tubuh tegapnya. Wajahnya terkesan serius dan tak main - main.

" Boleh. Sekalian kalau mau ngajak hang out juga tak apa " Canda Pak Brian. Reno berterima kasih berkat Guru Bahasa Inggrisnya dia bisa memenuhi tanggung jawabnya sebagai penerus untuk keluarganya.

Dan mereka semua berjanji untuk selalu belajar bukan hanya Bahasa Inggris saja tapi pelajaran yang lainnya. Agar mereka bisa berbangga hati saat menceritakan pengalamannya jika mereka sudah mempunyai anak.


Hidup Semati untuk Bahasa Inggris. Tekad mereka semua

♪♪♪♪♪♪♪



Mana suaranya teman. Pada diam semua.
Ayolah teman saya disini butuh banget vote coment-nya
Jelek bueuk baik saya tampung kog ya..
Saya penulis amatiran jadi ingin tahu respon kalian

So jangan lupa vote coment-nya

Love

Master

18 Berstatus IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang