Bab 23: Bertahan

36.5K 1.5K 55
                                    






Brian mengacak - acak rambut cepaknya. Raut muka lelah dia suguhkan, lingkaran hitam bersemayam indah dimatanya. Dia seperti kehilangan semangat hidupnya. Pikirannya melayang saat salah satu mantan muridnya menelpon bahwa istrinya telah diculik.


Emosinya yang telah terkuras akibat masalah kasus hubungan rahasianya telah terbongkar sekarang berganti menjadi istrinya telah disandera oleh orang asing.




Brian memutar kursi kebesarannya. Dia mengetuk dahi dan memejamkan mata sejenak. Dia sangat lelah hari ini.


" Sayang kamu dimana? " Rancauannya terdengar pilu. Dia sangat frustasi, dia butuh istrinya sekarang. Hanya istrinya.


Suara ketukan pintu membuatnya membuka mata. Sebelum dia bicara sang empu sudah masuk dengan nafas terenggah - enggah. Brian memutar bola mata malas. Pasalnya sekretaris nya ini adalah temannya saat mereka SMA dan satu geng berandal kawat.



" Maaf Pak Boss. Ini berkas dari Robert "


Mendengar nama Robert, dia langsung berdiri dan mengambil map biru yang digenggam Peter. Dadanya berdetak kencang membaca nama orang yang telah berani - beraninya mengusik hidupnya. Sebelum dia sempat menutup map tersebut. Dua orang beda jenis masuk dengan nafas terenggah - enggah. Sama seperti Peter. Brian melotot tak suka. Bukan karena suara yang keras yang ditimbulkan pintu tapi lebih tepatnya dia takut pintu abu - abu itu lepas dari tempatnya.


" Gawat! Eh tapi siapa yang culik Naina? " Vee berkata keras dengan sekali tarikan nafas. Brian dan Peter hanya melongo lebar sedangkan pria yang berada disebelah Vee memukul kepalanya. Vee meringis pelan tak lama kemudian melotot.



'Wanita spesias langka' Gumam para pria.



Brian menghembuskan nafas berat " Mr. Kenzo "



" Wah, Bapak loe pasti mau kenalan sama istri idaman loe " Vee terkikik membayangkan bagaimana ekspresi Mr. Kenzo -Papa Brian- saat tahu siapa sebenarnya gadis yang bisa menjungkir balikkan putra tunggalnya. Vee tidak tahu bahwa mereka bertiga membuka mulut lebar selebar kuda nil.


" Kongslet nih cewek! " Celetuk Peter tanpa sadar. Brian dan Alan mengangguk membenarkan. Alan berdeham tanpa mau membangunkan khayalan wanita disampingnya. " Ada yang lebih menarik daripada itu… " Brian mengerutkan kening.



Alan menghembuskan nafas berat " Lizy kembali "



Tubuh Brian menegang. Pikirannya terpaku kembali ke masa lalu. Saat dimana dia mengenal cinta dan mengenal gadis berwajah blasteran Jepang Amerika. Gadis dengan lesung pipi di kanan, gadis bermata sipit dan berwarna coklat pekat, gadis dengan sejuta ekspresi, gadis cantik yang pertama kali mengenalkan warna lain dari dunia serta mampu menjungkir balikkan Brian yang notabend nya anak brandalan.



Lizy Sakura. Gadis yang kesempurnaannya banyak memikat pria muda termasuk dia sendiri. Gadis lembut serta tutur bahasa yang sopan membuat Brian jatuh hati kepadanya.



Brian ingat saat malam dimana Lizy menjadi taruhan balapan motor. Gadis yang selalu berpakaian rapi dan sopan dipaksa secara kasar, memakai baju kurang bahan. Wajah merah itu masih Brian ingat. Wajah malu dan air mata yang bercucuran.



Brian tersenyum dalam diamnya. Saat dia memenangkan balapan. Lizy menjadi miliknya. Gadis itu tersenyum simpul mengucapkan rasa terimakasih.

" Jangan harap loe akan kembali sama kucing garong itu! " Vee mendesis menatap Brian yang sedang tersenyum simpul. Brian bergidik ngeri membayangkan dirinya akan dihajar habis - habisan oleh temannya.



18 Berstatus IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang