Bab 9: Bersamamu Aku Nyaman

51.2K 1.9K 2
                                    




Ini tentang flashback ya
Abang Brian lagi bercerita tolong dengerin ya

So silahkan disimak

♪♪♪♪♪♪



Suara gaduh terdengar sampai lantai bawah. Sosok pria tua menjambak rambut wanita paruh baya. Diseretnya wanita itu tirun dengan kasar. Sampai dilantai bawah di lemparnya wanita tua itu hingga menabrak guci. Dari dapur tampak sosok pria dewasa melihat adegan itu dia yang sedang meminum secangkir kopi menyemburkan kopi tersebut.

Dengan langkah tegap dihampirinya dua orang tersebut yang sedang bercek cok adu mulut.

" Ada apa ini? " Nada suara yang lebih terdengar geraman.

Pria tua menunjuk wanita paruh baya " Dia menghabiskan uangku untuk berselingkuh " Sang pria dewasa menautkan alis matanya " Bukannya papa juga berselingkuh? " Pria tua yang disebut -Papa- diam tak berkutik. Skak mat.

Pria dewasa itu mengambil sebuah majalah dan merentangkan sebuah halaman. Wanita paruh baya itu langsung menendang tulang kering suaminya. " Kita impas Kenzo " Masih dengan air mata yang mengalir dia pergi meninggalkan dua orang yang berbeda generasi tersebut.

" Istri kurang ajar " Umpat pria tua dan melotot menatap pria dewasa.

" Kau Brian. Jangan harap hartaku akan turun untukmu! " Pria dewasa itu hanya mengedikkan bahu tak acuh.

Dia tak pernah berfikir akan jadi seperti ini. Keluarga yang harmonis berubah menjadi keluarga yang penuh kebencian. Satu selingkuh maka yang lain akan melakukan hal yang sama.

Pria dewasa itu menarik koper dan pergi meninggalkan istana yang menjadi naungannya selama 20 tahun itu.

★★★★

Naina menutup mulut dengan kedua tangannya. Menatap Brian dengan pandangan tak percaya. Suaminya seorang milyuner. Brian Adji Permata anak pewaris dari Kenzo Permata pria bermata sipit yang sering muncul di acara televisi.

" Sampai akhirnya aku ketemu kamu sayang. Aku mendapat kasih sayang yang melimpah dari kamu " Naina memeluk Brian yang ada disamping kirinya. Dia telah banyak menderita. Bertahun - tahun dia hidup tanpa ada kasih sayang orang tua. Brian yang malang.

" Jadi mas mau terima tawaran Papa mas? Lalu tanggung jawab mas disekolah? " Brian tersentak kaget. Sekolah. Anak didiknya?

Jika dia meninggalkan mereka bisa dipastikan mereka akan mengadakan konverensi pers untuk menggagalkan guru penggantinya.

Melihat gelagat Brian yang sedang kalut disentuhnya rahang keras itu secara lembut " Mas jujur saja sama mereka. Nai yakin mereka akan mengerti " Naina mengangguk seakan berkata -semua akan baik - baik saja-

Pelan tapi pasti Brian mengangguk. Senyumnya tulus terbingkai indah di wajahnya. " Kita jalan - jalan yuk. Mas akan berangkat tiga hari lagi. Jika semua urusan sudah selesai mas akan pulang " Janji Brian sambil memegang tangan Naina yang berada di rahangnya.

Naina menggeleng tak setuju " Jangan buru - buru. Nai akan tunggu mas pulang kok " Brian tersenyum bangga mendengar titah istrinya. Brian berharap satu minggu cukup untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh pegawai Papanya.

★★★★


Alun - alun kota. Disinilah mereka saling bertautan tangan mengalirkan hawa panas. Rasa sayang bercampur bahagia tercetak jelas diwajah keduanya.

" Mas kita kencan kan? "

" Bukan sayang kita lagi mancing " Brian memutar bola mata. Naina mode lemot.

" Mas Brian. Nai serius " Naina cemberut sambil mengayun - ayunkan tautan mereka.

" Iya kita kencan " Semburat merah merayap di kulit Naina yang putih. Brian mencubit pipi Naina. Istrinya masih labil.

" Kau cantik sayang " Brian melepaskan tautannya sebagai gantinya dia merengkuh bahu Naina hingga istrinya mendekat kearahnya. Nyaman.

Mereka mengelilingi Alun - alun sampai kelelahan. Makan, bersepeda, melihat sulap sampai ikut bernyanyi bersama para pengamen. Naina menarik kaos t-shirt suaminya.

" Mas yuk pulang "

" Ayo. Gendong? " Naina mengangguk setuju.

★★★★★


Naina mengeringkan rambut saat Brian memakai kaos polo putih. Naina melambai meminta bantuan. Brian mencium pipi kanan istrinya dan mengambil hair dryer. Mengambil alih aktivitas Naina.

" Makan diluar yuk! " Bibir Naina maju dua centi. Dia berbalik dan mencubit hidung mancung suaminya. " Kan Nai mau masak mas " Naina mendengar gerutuan yang terlontar amat pelan. Dia berdecak sebal. Menghela nafas berat " Yaudah tunggu Nai ganti baju " Brian tersenyum sumringah. Refleks dia mendekat menempelkan bibirnya kebibir istrinya. Naina dibuat kaget oleh perilaku Brian. Dia tersipu malu tak berani mendongak menatap wajah suaminya.

" Padahal hanya menempel? " Suaranya terdengar mengejek. Naina mendengus pelan. Matanya berkilat marah saat mendongak menatap Brian. Ditariknya hidung Brian mendekat kearahnya. Brian yang hidungnya ditarik secara kasar mengaduh kesakitan tanpa diduga Naina mencium bibir suaminya dengan kasar. Hanya beberapa detik pertunjukan mereka dan berakhir dengan satu gigitan keras mampir dibibir Brian.

" Naina Putri Permata kau agresif sekali sayang " Naina bodoh! Brian memincingkan mata menatap gadis didepannya.

Naina segera mendorong Brian dengan tenaga penuh " Maaf Mas. Nai bercanda " Naina berlari keluar dari kamar singa. Brian dengan kaki panjangnya mengejar istrinya. Seperti Tom and Jerry mereka berlari mengelilingi hunian mereka. Tawa mereka terdengar bahagia. Naina bersyukur Brian tidak murung seperti saat mereka pulang dari Alun - alun.

Untuk saat ini dia tidak ingin mengingat apa - apa. Dia hanya akan menikmati suasana keharmonisan rumah tangganya. Bersama suaminya tentunya. Brian Adji Permata.

♠♠♠♠♠


Saya update lagi mumpung kerjaan saya belum numpuk. Saya ingatkan lagi untuk pembaca. Sebentar lagi akan ada tantangan kedua jadi mohon jika kalian ada ide gila tulis dikolom coment ya...

Aku tunggu!!!

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian.

Love




Master

18 Berstatus IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang