Bab 6: Tantangan Terberat

59.7K 2.3K 11
                                    



Entah saya boleh bahagia atau tidak tapi yang pasti terimakasih udah mampir dilapak saya. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian.

So happy reading

♪♪♪♪♪♪


Nafasnya tampak tak beraturan. Peluh sebesar biji jagung bercucuran deras mengalir dipelipisnya. Seragam putihnya menjadi tempat seka keringat. Dia tampak tak berfikir apa akibatnya kalau seragamnya ada bercak seka keringat. Dia berlari secepat kilat tak menghiraukan sumpah serapah orang yang terhuyung karena kilatan larinya. Sosok itu berdiri tegak. Tubuh mungilnya itu membawa kipas lipat benda favoritnya. Bibir dengan lipstik merah menyala combinasi unik untuk kulitnya yang sawo matang. Bedak tebal tak kalah eksotisnya menghiasi wajah rupawannya. Wajahnya berseri menerima kedatangan Naina seakan dia berbicara -Naina kamu masuk wilayahku. Matilah kau!!-

" Ck Ibu Vena nungguin saya? " Naina dengan berani tersenyum remeh. Satu pukulan kipas mendarat dipaha Naina. Kampret sakit ternyata.

" Naina Putri Permata sudah lama kamu tidak terlambat tapi sekarang saya luar biasa senang bisa memukulmu lagi " Naina bergidik ngeri bayangan neraka akan datang hari ini.

" Yaelah Bu kan saya gak telat baru seminggu masa Ibu segitu senangnya pas saya terlambat? " Yah bukan hal wajar sebenarnya dan ini tidak patut untuk ditiru bahwa dalam satu bulan Naina tidak akan terlambat sebanyak enam kali jadi ya bisa kalian bayangkan buku keterlambatan akan full dengan nama Naina Putri Permata.

" Kamu itu sebernarnya makhluk apa sih kok kebal kalau saya hukum kamu? "

" Saya kan turunan vampir Bu " Vena secara otomatis memukul kepala Naina keras. Disembunyikan rasa sakitnya itu dengan ekspresi datar.

Mata bulat Vena melotot tajam memandang Naina dia sempat tidak percaya dengan asumsi Naina tapi melihat ekspresi Naina tubuhnya mulai mundur teratur. Naina yang melihat lawannya terjebak asumsi bodohnya mulai mendekat. Kedua tangannya terjulur hendak memegang lengan Vena. Belum sampai menyentuh Vena langsung lari terbirit - birit.

Gelak tawa tak dapat dihindar. Bapak satpam berkepala plontos menggelengkan kepala.

Dikira dunia ini ada vampir apa?

★★★★★


Naina menatap Fitri dengan tatapan tak mengerti. Bakso Abang Roso yang enak hanya ditusuk - tusuk. Naina yang melihat itu memakan Bakso Fitri sedikit demi sedikit.

" Kok habis? " Baru nyadar dia.

" Gue makan. Kasihan loe tusuk - tusuk " Fitri cemberut berat. Mulutnya komat kamit tak jelas. Naina yang melihat itu jadi gemas sendiri.

" Loe kenapa sih aneh banget? "

" G..gue nilai gue ancur Naina! " Mata Naina melotot tajam. Demi langit dan bumi jika nilai Fitri hancur dia juga ikut hancur.

" Nilai apa? " Fitri meminum jus jeruknya " Bahasa Inggris "

Matilah gue!

" Pak Brian tahu kalau gue ngasih jawaban gue ke loe terus dia bilang jangan ulangi lagi "

" Gitu aja " Fitri mengangguk. Ada yang aneh. Tunggu kata 'Jangan ulangi lagi' Sialan gue gak dapat contekan lagi dong

" Nai jangan kepikiran. Itu cuma gertakan doang kok " Mulut Naina terbuka lebar. Hembusan nafas frustasi mengiringi pikirannya yang sempat kosong.

" Nai lihat belakang loe! " Alisnya bertaut tak mengerti. Fitri hanya mengedikkan bahu. Diputarnya tubuh untuk mencari jawaban. Gitar plus sosok Rudi Setiawan.

18 Berstatus IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang