Bab 17: Nyonya Mertua

41.4K 1.4K 8
                                    





Tampak dua orang berbeda jenis sedang berteriak - teriak. Mulutnya komat kamit sambil sesekali menghembuskan nafas pasrah.

" Ayo Mbak Vee, kalahkan Abang Alan! Oke Mbak semangat! " Kalimat itu terlontar sudah lima kali. Tak mau kalah pria dewasa menepuk kedua pipi temannya. " Semangat bro! "



Tarik nafas......


Balonku ada lima
Rupa - rupa warnanya

Hijau kuning selambu

" Yah Mbak Vee " Naina mengerucutkan bibir.

Vee berteriak " Curang! "

Mereka sedang memainkan permainan bernyanyi bersama dan persyaratannya adalah muka mereka harus dekat sekitar sepuluh senti. Seperti mau berciuman.

Alan terkekeh " Ayo hukumannya " Dia menepuk bahu pria yang berada di sampingnya. Brian mengambil sebuah kotak kecil berisi macam - macam hukuman.

Vee memegang tangan Naina gemetar. " Kok rasanya ada yang aneh " Naina berkata pelan.

Deg


Deg

" Berdansa " Brian berteriak kencang. Alan menyeringai menatap Vee. Tatapannya seolah ingin melucuti lawan mainnya. Dia mengulurkan tangan kearah Vee.





'Omg, gue gugup! James Bond didepan gue!' Lantur Vee.





Vee menatap Naina meminta pendapat. Genggaman tangan mereka terputus karena Naina menuju DVD Player. Alunan musik mengalun lembut. Tanpa mereka sadar Vee menggigit ujung kuku telunjuknya.




Gugup?




Lebih dari definisi gugup yang bisa dia rasakan. Seolah dia ingin tenggelam di palung yang paling dalam.

Vee tersentak kaget. Tubuhnya berdiri tegak karena ada tangan besar yang menariknya. Dia menelan ludah gugup pasalnya tangan besar itu milik orang yang selama ini dicintainya. Wajahnya yang rupawan, rahang yang kokoh dan sangat sexy.

" Awas netes " Vee menunduk. Tangannya terjulur menuju sudut bibir yang sedikit basah.


Oh betapa malunya dia.


Alan berteriak " Mulai "

Tangan kanan Alan dan tangan kiri Vee saling mengenggam. Tubuh mereka saling merapat karena tangan kiri Alan yang mendorong tubuh mungil wanita tersebut. Deru nafas Alan memburu melihat wajah Vee yang begitu dekat.



Kanan…



Kiri…


Kanan…


Kiri…



Seakan dunia milik mereka berdua. Mereka saling merapat. Tatapan mata yang menyalurkan segenap cinta membara. Wajah Alan mendekat. Pikirannya mulai berkelayang menatap indahnya bibir mungil itu. Dikecupnya sudut bibir itu. Mata mereka terpejam, sensasi manis bibir mereka beradu.


Naina yang duduk disebelah Brian bersemu merah. " Kenapa ini merah? " Naina hanya menggeleng.



Plaakk



Naina dan Brian yang sedang bertatapan terkejut mendengar suara tamparan yang bisa dibilang cukup keras.

Alan memegang pipi kirinya yang memerah. Matanya membola. " Kamu jahat. Main nyosor aja " Naina dan Brian yang berada disamping mereka membuka mulut lebar.

18 Berstatus IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang