Bab 11: Teman Baru

44.4K 1.6K 9
                                    


Keadaan nya masih sama kacau. Para guru sudah lelah untuk turun tangan menangani murid kelas XII 3. Mogok belajar sekarang menjadi aktivitas permanent untuk mereka. Bahkan King Sulaiman yang terkenal galak angkat tangan dengan hormat untuk tidak menangani murid kelas XII 3 pasalnya disaat dia mengoceh panjang lebar dengan santainya mereka mengadakan konferensi pers ala ILK.

Seperti sekarang ruang kelas mendadak tertata rapi dengan kursi dibuat menjadi beberapa kelompok tampak persis dengan ILK yang sesungguhnya.

" Tes.. tes oke pemirsa. Kita kembali dengan acara kebanggaan kita. Inilah Lawak Kita. Candaan bermutu sejuta karya. Bersama saya Rudi Setiawan. Inilah ILK "

Tepukan tangan menjadi riuh karena acara sudah dimulai. Grup musik menabuh galon air minum hasil pinjaman dari kantin serta beberapa alat dapur milik Akang Roso mereka pinjam juga tapi dengan paksaan dan juga sogokan.

Rudi sebagai pembawa acara berdiri ditengah - tengah meja yang tersusun rapi " Nah pertemuan kita kali ini sedikit berbeda dari yang lain. Disaat mereka semua membahas tentang suatu permasalahan politik, ekonomi, sosial serta budaya. Kita tidak akan membahas itu. Tapi kita akan membahas apa yang dinamakan arti galau! " Beberapa dari mereka mengangkat alis mata

" Menurut anda Bapak Devan. Apa itu galau? " Devan yang sedang memakan kacang polong melongo. Rena yang berada didekatnya menoyor kepala Devan keras. " Makan aja loe " Dan dibalas dengan juluran lidah oleh Devan.

Devan berdiri dan berdeham sebentar " Yah terima kasih pada R Setiawan " Rudi segera mengacungkan telunjuk jari kedepan wajah Devan " 'R' itu Rudi kan? " Dengan polosnya Devan menggeleng " 'R' itu Rakyat jadi Rakyat Setiawan " Tanpa dipungkiri candaan konyol itu mengundang tawa mereka. Bahkan Rudi yang namanya terpelesetkan sampai memukul pundak Ajeng saking gemesnya.

" Oke saya lanjutkan. Perkenalkan saya Devan dari Organisasi Nampung Galau Indah Lainnya. Disingkat ORANG GILA "

Konyol itu yang Naina pikirkan. Bagaimana bisa ada sebuah organisasi yang berisi orang galau?

" Saya disini akan sedikit menjelaskan tentang arti 'Galau' " Entah penjelasan seperti apa yang akan Devan berikan. Karena dengan adanya candaan seperti ini mereka semua sedikit lupa akan betapa kecewanya ditinggal Pak Brian. Miris rasanya.

Naina tersentak kaget. Sebuah senggolan pelan dari samping kirinya. Fitri menatap penuh intimidasi. " Apa? " Naina menatap Fitri penuh tanda tanya.

" Ada masalah? " Naina menghembuskan nafas pelan. Dia ingin sekali bercerita tetapi jika bercerita dengan orang lain akan beresiko. Rumit memang tapi Naina akan menutup jati dirinya rapat - rapat. Sebagai jawaban atas pertanyaan Fitri. Naina hanya menggeleng pelan. Dia tahu Fitri tidak mendapat jawaban yang bermutu tapi Naina tidak ingin sahabatnya menghindarinya karena mempunyai status yang sudah menikah terlebih lagi menikah dengan Guru Bahasa Inggris-nya Brian Adji Permata.

" Galau itu bisa disejajarkan artinya dengan suatu keadaan mental sementara yang tidak tenang. Jadi kayak Bapak ini yang selalu duduk tidak tenang bisa dikatakan galau loh? " Devan menunjuk Raka yang berada dibarisan belakang. Sontak tawa dan tepuk tangan mereka memenuhi ruangan. Naina ikut tertawa mencoba berpartisipasi dengan acara yang temannya buat.

Raka yang sedang bermain dengan tabletnya menoleh ke arah Devan " Gue cincang loe! " Devan tak menghiraukan ancaman Raka dan tertawa terbahak - bahak dia tidak menyadari bahwa Raka sedang berjalan menuju tempat duduknya. Dengan kekuatan penuh Raka memasukkan kacang polong kemulut lebar Devan alhasil dia terbatuk- batuk karena tersedak kacang.

" Kampret loe Ka! "

" Yah biarkan saja mereka. Kita kembali lagi ke pertanyaan. Menurut anda orang galau itu diperbolehkan atau tidak? Silahkan Bapak Reno " Rudi mengambil alih acara. Reno yang duduk di belakang berdiri.

18 Berstatus IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang