Bab 4: Konsentrasi Buyar

71.8K 2.8K 14
                                    



Saya senang sekali terima kasih buat @UnniYusnur dan tentu saja @Kkamjong_night buat ngasih ★ dengan ikhlasnya. Saya terharuuu

So happy reading jangan lupa vote coment-nya



♠♠♠♠♠


Sudah dua minggu berlalu. Bahasa Inggris bukan menjadi momok lagi. Febrian Adji Permata berhasil menghancurkan semboyan bahwa Bahasa Inggris tidak akan digunakan lagi. Sebagai bukti Fareno Hadi Wijaya penerus grup Wijaya bisa menjadi seorang General Manager wow bukan? Dan satu lagi si anak Mama tahukan? Yap Rudi dia bercita - cita menjadi Guru Bahasa Inggris sungguh mulia.

Naina yang melihat aksi teman - temannya senang dan juga sedih. Pasalnya murid perempuan berubah menjadi super duper genit. Naina bingung harus bagaimana sekarang.

Apa dia harus memberitahukan tentang statusnya? Itu ide yang buruk

Mengganti nomor ponsel Brian? Bisa - bisa aku dikurung seharian

Lalu apa yang harus aku lakukan?

" Nai woy bengong aja? " Fitri menepuk bahu kanan Naina. " Ngapain lo bengong? " Cercahnya lagi

Naina mendengus pelan. Tertawa bodoh meruntuki teman dekatnya yang tak peka. Fitri yang harap - harap cemas menunggu jawaban menoyor kepala Naina. Cukup keras

" Woy sakit tahu "

" Lo masih bengong lagi gue timpuk pakek nih kamus deh " Naina meringis pelan. Kamus tebal 600 halaman mau mendarat di kepala kecilnya bisa - bisa gue masuk UGD.

" Malah bengong lagi? Loe mikir apa sih? "

" Gue gak mikir apa - apa. Ntar gue pengen jalan. Mau ikut? " Fitri yang awalnya siap untuk menoyor lagi kepala Naina mendadak tersenyum sumringah. 'Jalan cuy. Cuci mata boo...' batinnya senang.

" Sip seperti biasa kan? " Naina hanya mengangguk malas.

Bel pergantian pelajaran berdering nyaring. Pelajaran memuakkan akan segera di mulai. Selamat datang neraka. Kampret

Pak Brian masuk dengan kemeja di gulung sampai siku. Rambutnya acak - acakan. Mukanya kusut kusam. Tumben? Segala pemikiran negatif mulai bermunculan.

Apa suamiku berselingkuh?

Apa suamiku jajan di luar?

Apa suamiku menikah lagi?

Butiran kristal meluncur bebas tak terhindar. Sakit rasanya. Naina menundukkan kepala agar tak terlihat jika dia telah menangis. Menangisi suami yang perlahan - lahan di cintainya.

" Maaf tadi saya ketiduran di ruangan saya " Kalimat itu menyentakkan Naina dari bayang negatif. Senyumnya merekah meremehkannya. Bodoh kau Naina!

" Hari ini saya akan uji coba untuk kalian? "

Apa?

Uji coba?

Bunuh gue?

Naina meringis pelan. Dilihatnya soal yang berada di depan mejanya dari 20 soal yang terpapar hanya 7 yang bisa dia selesaikan. Dan yang lainnya angkat tangan. Helaan nafas frustasi mengiringinya.

Naina celingak celinguk memperhatikan suasana kelas yang mendadak sepi. Deretan belakang yang biasanya membuka buku pada sibuk dengan selembaran kertas. Ajaib temanku.

Dan yang paling ajaib si ketua kelas diam tak berkutik. Gak ada acara meja budar ataupun bekerja kelompok. Hebat sekali.

Mata Naina melihat kedepan dimana Pak Brian terlihat kacau tapi ada yang jadi masalah. Wajahnya terlihat pucat. Dia sakit?

18 Berstatus IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang