Chapter 7: Bayangan Masa Lalu

0 0 0
                                    

Setelah malam itu, hubungan kami terus berjalan dengan penuh kenyamanan. Aku dan HS semakin sering berbagi cerita, baik tentang hal-hal sepele hingga topik serius. Namun, di balik kebersamaan itu, aku tetap merasakan ada sesuatu yang masih dia simpan rapat-rapat.

Suatu sore, kami memutuskan untuk berjalan-jalan di taman kota. Udara sejuk dan aroma bunga yang bermekaran membuat suasana semakin santai. HS terlihat lebih ceria dari biasanya, tapi aku tahu ada sesuatu yang sedang dia pikirkan.

"Kamu suka tempat ini?" tanyaku, memecah keheningan di antara kami.

HS mengangguk sambil tersenyum. "Aku suka. Tempat ini mengingatkanku pada seseorang."

Jawabannya membuatku penasaran. Aku menoleh padanya, mencoba membaca ekspresinya. "Seseorang? Maksudmu siapa?"

Dia terdiam sejenak sebelum menjawab, "Seseorang yang pernah menjadi bagian penting dalam hidupku. Tapi dia sudah tidak ada lagi."

Aku tidak ingin memaksanya bercerita lebih jauh, jadi aku hanya menggenggam tangannya erat. "Aku nggak tahu apa yang terjadi, tapi kalau kamu mau cerita, aku selalu ada buat kamu."

Dia tersenyum kecil, meskipun ada kesedihan di matanya. "Terima kasih. Aku akan cerita, tapi mungkin belum sekarang."

---

Malam itu, setelah mengantar HS pulang, aku tidak bisa berhenti memikirkan kata-katanya. Ada banyak pertanyaan yang muncul di benakku. Siapa orang yang dia maksud? Apa yang terjadi di masa lalunya?

Di tengah kebingunganku, ponselku berbunyi. Pesan dari HS masuk, dan aku langsung membukanya.

"Terima kasih untuk hari ini. Aku merasa jauh lebih baik. Maaf kalau aku terlihat aneh tadi."

Aku membalas dengan cepat.

"Kamu nggak perlu minta maaf. Aku hanya ingin kamu tahu kalau aku ada buat kamu, kapan pun kamu butuh."

Dia tidak membalas lagi malam itu, tapi aku tahu pesan itu sampai padanya.

---

Hari-hari berikutnya, hubungan kami berjalan seperti biasa, tetapi ada sesuatu yang berbeda. HS mulai membuka dirinya sedikit demi sedikit. Dia bercerita tentang keluarganya, teman-temannya, bahkan beberapa momen sulit yang pernah dia hadapi.

Namun, satu hal yang selalu dia hindari adalah kisah tentang seseorang yang pernah dia sebut di taman itu. Aku tidak ingin memaksanya, tapi rasa penasaranku semakin besar.

Hingga akhirnya, pada suatu malam, aku memberanikan diri untuk bertanya.

"Kamu ingat waktu kita di taman? Kamu bilang tempat itu mengingatkanmu pada seseorang."

HS menatapku dengan mata yang penuh keraguan. Aku bisa melihat dia sedang berjuang dengan pikirannya sendiri.

"Aku ingat," katanya pelan. "Kamu benar-benar mau tahu?"

Aku mengangguk. "Hanya kalau kamu siap cerita."

Dia menarik napas dalam-dalam sebelum mulai bercerita.

"Dulu, aku pernah memiliki seseorang yang sangat aku sayangi. Dia adalah sahabat sekaligus orang yang selalu mendukungku di saat-saat sulit. Tapi semuanya berubah setelah kecelakaan itu."

Aku terdiam, tidak ingin menginterupsi.

"Dia meninggal karena kecelakaan mobil, dan aku merasa sangat bersalah karena tidak bisa melakukan apa pun untuk menyelamatkannya. Sejak saat itu, aku selalu merasa ada bagian diriku yang hilang."

Aku menggenggam tangannya, mencoba memberikan dukungan. "Aku nggak bisa bayangkan betapa sulitnya itu buat kamu. Tapi aku yakin dia pasti ingin kamu bahagia."

Dia menatapku dengan mata yang berkaca-kaca. "Terima kasih. Aku belum pernah cerita ini ke siapa pun sebelumnya. Tapi aku merasa kamu harus tahu, karena kamu orang yang penting buatku sekarang."

Kata-katanya membuat hatiku berdebar. Aku merasa terhormat bisa menjadi tempat dia berbagi.

"Makasih sudah percaya sama aku," balasku tulus.

Malam itu, aku merasa hubungan kami semakin dalam. HS bukan hanya seseorang yang aku kagumi, tapi juga seseorang yang ingin aku lindungi dan bahagiakan.


Seiring berjalannya waktu, aku menyadari bahwa cerita HS tentang masa lalunya membuatku semakin memahami siapa dia sebenarnya. Aku tahu perjalanan ini tidak akan selalu mudah, tetapi aku yakin kami bisa melewati semuanya bersama.

Bersambung...

Pertemuan Tak TerdugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang