“Sachi ssi, ini kamarmu. Kau akan tinggal di kamar ini selama seminggu” Alice Kim memberitahunya begitu ia sampai di rumah milik Tsuyoshi Hidaka. Rumah yang cukup megah. Ini rumahnya sendiri.
Sachi pernah melihatnya di TV. Bukankah ayah Tsuyoshi Hidaka adalah orang kaya. Rumah ini tidak terlalu besar untuk ukuran orang sekaya ayahnya. Tapi Cukup nyaman dan asri. Tenang sekali. Sachi bisa melihat Keluar jendela kamar yang akan di huninya. Bukan jendela.Mungkin lebih tepat dikatakan sebagai pintu kaca, ia bisa melihat ada sebuah balkon di balik pintu kaca itu. Ini lantai dua. Tentu saja.
“Kau bisa tinggal disini dengan baik kan? Beristirahatlah”
Alice Kim melihat jam tanganya. “Sudah jam tidur anak sekolah”
katanya tersenyum.
“itu, Onni” panggilnya ragu.”Tsuyoshi-san, dia dimana?”
“Kau tidak dapat bertemu denganya malam ini. Dia sedang di Seoul, sekarang istirahatlah. Hari ini tidak akan di hitung kedalam hadiahnya. Besok pagi baru acaranya dimulai. Mungkin agak sedikit
risih saat hidupmu harus di ikuti kamera selama seminggu. Tapi tidak akan menyita seluruh waktu. Hanya beberapa jam saja dalam sehari”
‘Siapa saja yang tinggal disini?”
“Aku. Dan kakak laki-laki Tsuyoshi Hidaka”
“Dia punya kakak laki-laki?”
“Tentu saja, kau pikir ini rumah siapa? Ini rumah kakaknya. Orangnya sangat baik. Kau akan sering berinteraksi dengan keluarganya juga.”
“Keluarga?” Sachi terihat bingung. Ia tidak menyangka bahwa hadiah ini benar-benar meluas, Semula sachi fikir dirinya akan tinggal berdua saja bersama Tsuyoshi.
“Sachi-Chan, kenapa bingung? Kau fansnya kan? Kau tentu tau bahwa mereka tidak punya orang tua lagi. Hanya tinggal Tsuyoshi dan kakaknya. Tidurlah jangan sampai wajahmu layu. Besok untuk pertama kalinya kau akan di sorot oleh kamera” Alice Kim melangkah keluar kamar. Ia sangat lelah, meskipun hari ini dirinya tidak mengikuti kegiatan Tsuyoshi sama sekali seperti yang biasa di lakukanya. Ia ingin berendam dalam Bathub yang penuh dengan air hangat. Pasti nyama
sekali“Onni,” Panggil Sachi lagi.
Alice Kim menghela nafas panjang. Ia sedikit mengeluh. Tapi berusaha menghadapi Sachi setenang mungkin.”Ada apa”
“Selamat malam,”
Alice Kim tersenyum lalu meninggalkanya. Sachi berkeliling.
Ia menyentuh dinding kamar berwarna hijau itu. Manis sekali. Ini kamar siapa? Sebelum dirinya disini, siapa yang tidur disini?. Ia meletakkan tas pakaianya di dalam lemari. Kemudian duduk diatas tempat tidur. Ia tidak merasa perlu ganti baju lagi karena sachi sudah mengenakan Piama Pandanya sejak dari apartemen Alice Kim di Osaka .Dan sekarang sachi berada di Fukuoka. Rumah ini ada di dekat pantai, Ia bisa mencium bau laut yang menenangkan. Ingatanya tibatiba kembali kekenangan masa lalu. Pantai.
“Ni-chan, aku sangat dekat dengan pantai” Sachi berbicara sendiri. Pelan. Tanganya meraih Dompet yang ada di kantong Piamanya.
Kemudian memandangi Foto yang ada di dalamnya. Fotonya bersama Ibu dan Kakak laki-lakinya. Tiba-tiba otaknya melayang kepada Yoshiki.
Kenapa ia merindukanya?