Bab 13

2.5K 100 2
                                    

Sekolah baru. Ya. Ini pertama kalinya Ken sekolah seumur hidupnya, sejak kecil ayahnya selalu memberikan pendidikan dengan Home schooling dan mendatangkan guru-guru terbaik karena beliau mengalami masa traumatis saat kakaknya menghilang dari sekolah dan tidak kembali lagi selama dua tahun. Koishitai Internasional School tampak berbeda dengan sekolah-sekolah yang di banyangkanya.

Mungkin karena ini sekolah asrama. Dan mulai saat ini, seharusnya Ken tinggal di asrama. Ken menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya terhadap penyebab dirinya untuk masuk kesekolah ini dengan susah payah. Sachi Fujisawa.

Dengan gagah Ken berjalan mengiringi Sensei yang menjadi wali kelasnya. Matsuri sensei. Wanita itu masih sangat muda dan cantik untuk sekedar menjadi sensei di sekolah tertutup ini. Seharusnya dia menjadi seorang artis.

“Baiklah Kenji-kun, Ini kelasmu. Ayo masuk!”

Ken mengangguk. Ia mengikuti Senseinya dan berdiri di depan kelas selama sensei memperkenalkan namanya kepada teman-teman sekelasnya. Tapi Ken sama sekali tidak bisa menahan diri untuk mencari-cari apakah dirinya sekelas dengan Sachi. Matanya terus berkeliling kelas memandangi wajah demi wajah dan akhirnya Ken menyerah. Sachi Fujisawa tidak ada di kelas ini.

“Tempat dudukmu….” Matsuri sensei tampak berfikir sambil memandangi kelasnya. Ada satu bangku kosong di dekat jendela, dengan senyum bijaksana Sensei menunjuk bangku itu untuk Ken.

“Disana, Kenji Hidaka, silahkan duduk.”

Ken melangkahkan kakinya perlahan seolah-olah membiarkan dirinya menjadi pusat perhatian dan juga membuka kesempatanya untuk memperhatikan sekelilingnya. Beberapa teman sekelasnya berpenampilan sangat unik. Semula Ken mengira bahwa sekolah ini hanya akan di penuhi dengan orang yang berkacamata. Ia juga sekelas dengan beberapa orang teman wanita, dan beberapa diantaranya juga berwajah cantik.

“Silahkan duduk.” Sebuah suara menyambut Ken dengan tangan terbuka. Pemuda yang duduk di sebelahnya tersenyum ramah.

Rambutnya berwarna merah dengan Headphone berwarna senada mengalungi lehernya. Ken membalas senyuman itu dan duduk di dekat jendela. Bangku ini berada di barisan paling belakang, dari sini dirinya bisa melihat siapa saja yang ada di kelasnya.

“Kapan kau sampai? Sudah tau kamarmu?” Teman sebangku Ken menyapa. “Namaku, Natsuki Tokeino” Dia mengulurkan tanganya.

Ken menyambut tangan itu sambil membungkuk Sopan.

Natsuki memberikan sebuah senyum padanya. “Aku Kenji Hidaka, aku belum kesana, tasku berada di dalam loker. Sensei bilang aku akan tinggal di asrama Glory. Kamar 2.3”

“Kalau begitu kita roommate . Senang bertemu denganmu!”

Lagi-lagi Ken hanya bisa mengangguk canggung. Ia juga tidak menyangka akan bertemu dengan teman sekamarnya lebih dulu sebelum melihat seperti apa kamar yang akan mereka tempati.

Sensei memulai pelajaran. Tapi itu hanya membuat Ken bosan.

Dia tidak suka belajar sejak dulu hingga sekarang. Bila Ken bisa, dia akan melakukan apa saja untuk tidak melakukan hal itu, misalnya mengerjai guru. Itulah yang membuatnya terus berganti guru setiap sebulan sekali. Ken menutupi mulutnya yang menguap. Ia melempar pandanganya kejendela dan matanya menemukan sesuatu. Di sebrang sana, di jendela kelas lain Ken melihatnya. Sachi Fujisawa duduk di dekat jendela dan tertidur dengan kepalanya yang bersandar ke kaca jendela. Dia sangat lelap seolah-olah tidur dalam posisi seperti itu sama

sekali tidak mengganggunya.

“Umm…Natsuki. Kau kenal dia?” Ken menyapa Natsuki membuat Natsuki segera melongok kejendela dan mencari-cari apa yang sudah di lihat oleh Ken.

“Oh, dia. Sachi Fujisawa? Dia ada di kelas Ekspoir. Itu kelas untuk anak unggulan disini. Dia salah satu siswa tercerdas disini. Tapi Sachi di kenal sebagai siswi paling malas di sekolah. Karena seperti yang kau lihat, dia selalu tidur pada jam pelajaran”

Ken mengguk. Sachi memang terlihat sangat manja, Tapi Ken sama sekali tidak menyangka bahwa Sachi di kenal dengan dua sikap yang paling bertolak belakang. Siswa tercerdas, dan siswa termalas.

Seharusnya Ken bisa sekelas dengan Sachi Fujisawa. Haruskah dia pindah ke Kelas Ekspoir? “Bagaimana caranya masuk kekelas Ekspoir?”

Natsuki tampak memandangnya heran. “Kenapa? kau ingin masuk kesana?”

“Sepertinya”

“Sepertinya tidak perlu. Ini semester terakhir siswa kelas tiga bisa menikmati kelas itu. Dua minggu lagi akan di adakan ujian semester terakhir sebelum pelaksanaan ujian Negara. Setelah ujian semester itu, Sachi Fujisawa akan kembali kekelasnya. Kelas ekspoir hanya terisi pada semester ganjil.” Natsuki berbicara panjang dan agak berbisik-bisik setelah sebelumnya Matsuri sensei melotot kepada mereka.

“Kembali kekelasnya? Dimana?”

“Disini. Kelas ini adalah kelasnya. Kau sepertinya sangat tertarik padanya ya? Kita lanjutkan ceritanya di kamar saja. Aku tidak mau Sensei melemparkan penghapus papan tulisnya kepada kita!”

Ken memandang sekilas kearah sensei yang sedang sibuk menerangkan pelajaran Sejarah Negara di depan kelas. Matanya kemudian kembali ke jendela. Ken ingin melihat Sachi lagi. Dan di sebrang sana, Sachi Fujisawa sudah tidak tertidur lagi. Gadis itu sudah duduk dan kembali memperhatikan pelajaranya.

DateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang