Bab 15

142 0 0
                                    

Ketika sang suami mulai bermain di klitorisnya, maka seluruh jiwa Asty seakan tercabut terbang tanpa tahu jalan pulang kembali ke badan. ini nikmat sekali! Cairan makin deras mengalir dari memek sang Dewi Venus. Adrian pun menjilat nya, bagaikan menghabiskan satu mangkok kuah ternikmat yang pernah ia rasakan. Apalagi saat itu lidah Asty juga bermain dan melingkar-lingkar di ujung gundul penis sang suami.

Setelah beberapa saat menikmati tubuh masing-masing dengan posisi yang katanya 69, Adrian membalik badannya sehingga wajahnya dan Asty bertemu.

Adrian mencium dan melumat bibir sang istri yang sungguh nikmat seperti surga dunia. Lidahnya bergerak, menjelajah, menuntut, dan berkuasa di rongga mulut Asty. Sang istri pun tak mau kalah, ia memainkan lidahnya untuk membelit lidah Adrian.

Ketika bibir mereka berpisah, ludah keduanya terpaut dan menempel.

"Sekarang?" bisik Adrian perlahan sambil tersenyum.

"Iya sekarang." Asty membalas senyumannya.

"Boleh bikin dedek baru?"

Asty tersenyum. "Selamat ulang tahun, sayang."

Adrian melebarkan kedua paha sang istri, dan dengan hati-hati sekali ia memasukkan kontolnya memasuki vagina Asty. Batang kejantanan kencang bagai batang kayu itu bergesekan dengan dinding kewanitaan sang bidadari, inchi demi inchi penis sang suami menguasai liang lentur penuh nikmat milik Asty. Menguasai, merenggangkan, mereguk eratnya cengkraman.

"Mmmhhh..." desah Asty manja.

Memek si cantik itu terasa penuh, namun tidak perih, justru malah nikmat sekali. Adrian menggerakkan pinggulnya, sementara sang istri melingkarkan kaki di pinggangnya. Sang suami pun memompa perlahan, memberikan ketenangan dan membiasakan vagina Asty dengan batang kejantanannya.

"Emmmhh... ooohhh." Kembali Asty mendesah manja.

Guru muda jelita itu masih memejamkan mata dan menerima begitu saja kontol sang suami yang masuk dan keluar dengan sangat perlahan. Tidak hanya begitu saja, Adrian juga mencium dan melumat bibir sang istri bagaikan ingin memakannya sampai habis tak tersisa, lalu turun ke bawah, ke buah dada sempurnanya. Bekas ciuman membekas di sekujur balon payudara montok milik Asty.

Si cantik itu menikmati tanpa dapat melawan, desahan demi desahan meluncur dari bibir mungilnya, terasa cairan cinta Asty mulai membanjiri liang Venus-nya, menenggelamkan batang kemaluan sang suami dalam tsunami kenikmatan.

"Mau ganti posisi?"

Asty meneguk ludah dan hendak mengucapkan kata, tapi kelu sekali lidahnya. Nafsu sudah menguasai tubuh guru muda itu dari ujung kaki hingga ubun-ubun. Asty hanya mengangguk.

Melihat istrinya bersedia, Adrian menarik kontolnya dan berbaring terlentang. Asty pun menaiki kemaluan sang suami dan menurunkan tubuhnya. Si cantik itu menggapai kontol Adrian dan memasukkannya ke dalam liang cintanya perlahan-lahan.

Aaah. Enaaakghh.

Asty bergerak naik turun, sementara suaminya mendesak ke atas. Dengan begitu kontol Adrian laksana ditumbuk masuk memenuhi liang cinta Asty, membuat sensasi kenikmatan tak terperi. Sedikit membungkuk ke depan, Asty menyodorkan payudara montoknya untuk dilumat oleh bibir gemas sang suami.

Untuk beberapa lamanya, keduanya asyik dengan posisi ini. Saling menghentak, saling menuntut, saling memberikan kenikmatan paripurna. Maju mundur maju mundur maju mundur, goyang. Maju mundur maju mundur maju mundur, goyang

Huff huff huff.

Sampai Adrian dan Asty akhirnya sama-sama berhenti bergerak, mencoba menggapai udara yang terasa sesak karena tersengal-sengal. Keduanya basah oleh keringat. Asty mencium sang suami dan merubah posisi tubuhnya. Ia menungging di depan Adrian, pantat bulat sempurnanya diangkat menggoda, tidak perlu istirahat kan?

"Be... begini boleh?" tanya guru muda jelita itu.

"Begini justru aku paling suka, sayang."

Adrian tidak menunggu jeda waktu terlalu lama dan menancapkan kontolnya ke dalam memek sang istri dengan kencang, bahkan terasa hingga sampai mentok di dalam. Dengan bertumpu pada kedua tangan, Asty memejamkan mata dan merasakan kenikmatan dari setiap sodokan tanpa ampun dari sang suami. Kali ini Adrian bergerak maju mundur dengan lebih cepat dan lebih dalam. Begitu nikmatnya serangan Adrian kali ini sehingga Asty tak mampu lagi bertahan untuk tidak berteriak.

"Teruuuuuuus Masss, entotin akkuuuuuuhhhh teruuuuussshhh, jangan berhentiiii... ayo bikin adeeeek lagiii.."

Bagai bensin tersiram api, Adrian menambah cepat memompa liang cinta sang bidadari, ditekannya secara kuat penisnya dalam-dalam, lalu ditarik hingga keluar dari vagina sang istri. Dilesakkan kembali, sampai ujung, lalu ditarik lagi keluar, masuk, keluar, masuk, keluar. Begitu terus sampai Asty mengerang tanpa daya dibanjiri birahi tak terkira.

"Aaaaawwwhhh"

SANG NANTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang