JUNGKOOK POV
"Jeon Jungkook,kau mau menjemputku jam berapa?" Tanya Soonbok.
"Soonbok-ah,besok aku ada jam pagi di kampus. Kita undur saja ya makan malamnya," balasku sembari bermain game.
"Kau menyebalkan! Temani aku sebentar. Aku merindukanmu," ucapnya dengan nada manja.
"Yasudah,aku akan kesana sekarang. Kau tunggu saja ya." Aku memutuskan sambungan telfon dan pergi menuju kamar Haewon.
Aku ketuk pelan pintu kamarnya tapi tidak ada jawaban. Perlahan ku buka pintunya,sepertinya dia sedang di kamar mandi.
Aku penasaran saat melihat sebuah foto anak laki laki di kamarnya. "Apa yang dia lakukan dengan foto anak ini? Apakah adiknya?" Tanyaku pada diriku.
"Ya! Apa yang kau lakukan?!" Teriak Haewon yang sudah keluar dari kamar mandi.
"Keluar dari kamarku," perintahnya.
"Ya ya sabar Haewon-ah. Aku hanya ingin pamit," ucapku dan memegang pundaknya.
"Pamit? Kau mau pergi? Dengan pacarmu? Kook-ah,kau kan harus kuliah besok," ucapnya sembari menatapku tidak setuju.
"Sebentar saja,aku janji." Aku menyambar kunci mobilku dan melambaikan tangan ke arahnya.
"Jaga rumah ya,Won-ah. Jangan rindu padaku," godaku.
"Tidak akan!!" Teriaknya dan menatapku dengan sinis.
***
Aku sudah berada di sebuah restoran yang mewah dengan Soonbok. Dia memajukan bibir bawahnya dan menatapku tajam.
"Wae? Kenapa kau cemberut seperti itu?" Tanyaku pada Soonbok.
"Kau telat menjemputku," balasnya dan tetap memajukan bibirnya.
"Jangan seperti itu,kau mauku cium?" Godaku sembari tersenyum jail.
"Aishh jinjja. Tidak,bibirmu racun untukku," ucapnya sinis.
"Jangan berbohong,Soonbok-ie. Kau beruntung memiliki namja sepertiku," ucapku.
"Habis ini kita mau kemana? Atau kita akan pulang? Ini sudah jam 10 malam," tanyaku sembari melihat jam.
Dia mengangguk pelan. Bagus,akhirnya dia mengalah. Setelah membayar makanan,kami langsung pergi ke tempat parkir mobil. Aku melajukan mobilku menuju rumah Soonbok.
"Jungkook-ah,kau--sudah melupakan yeoja itu kan?" Tanya Soonbok setelah aku memarkirkan mobil di depan rumahnya.
Aku terdiam sejenak. "Jangan tanya seperti itu. Kau kan sudah bersamaku sekarang,"
"Aku tidak suka kalau kau masih memikirkannya," ucapnya dengan lirih.
Aku pun memeluknya. "Tenang saja,aku milikmu sekarang,"
***
Sesampai di rumah,aku membuka pintu perlahan. Apakah Haewon sudah tidur?
Aku berjalan ke depan pintu kamarku. Tapi aku mengurungkan niatku untuk masuk ke dalam. Aku pun berhenti di depan pintu kamar Haewon. Aku meraih kenop pintu dan membukanya. Dia sudah tidur.
Aku berjalan mendekatinya dan duduk tepat di sampingnya. Aku menatap mukanya. Dia lebih cantik dari Soonbok. Tidak bukan cantik,tapi aku senang menatapnya.
Ya Jeon Jungkook,apa yang kau pikirkan? Aku segera berdiri dan pergi keluar kamar Haewon.
Aku berganti baju dan membanting tubuhku ke atas kasur. 15 menit memainkan ponsel,aku masih belum mengantuk. Aku beranjak dan pergi ke balkon kamarku. Balkon kamarku tersambung dengan balkon kamar Haewon. Hanya di batasi dengan tembok.
Tiba tiba nada dering ponselku berbunyi. Itu dari Jimin hyung. "Hyung,kenapa menelfon malam malam?"
"Kau kuliah jam berapa besok? Bolehkah aku main kerumahmu?" Tanyanya.
Aku mengangguk walaupun aku tau dia tidak bisa melihatnya. "Boleh,hyung. Jangan kaget kalau ada yeoja cantik dirumahku,"
"Nugayo? Sodaramu?" Tanyanya dengan semangat.
"Ani,dia tamuku."
HAEWON POV
Aku terbangun di pagi hari dan beranjak dari tempat tidur menuju balkon kamar. Saat aku membuka pintu,udara pagi sedikit dingin tapi matahari selalu berhasil menghangatkannya.
"Apa si tua gila sudah bangun?" Tanyaku pada diriku. Aku sedikit berjinjit dan memajukan tubuhku untuk mengintip balkonnya. Hasilnya nihil,dia tidak ada.
Aku pergi keluar kamarku dan menuruni tangga. Di tangga sudah tercium aroma roti bakar yang sepertinya hangus. Aku berlari kecil dan melihat Jungkook yang sedang kebingungan.
"Kenapa rotinya bisa hangus seperti itu? Kau jangan sok tau." Aku menghampirinya dan membuang roti bakar itu.
Dia menatapku. "Aku hanya ingin membantumu tapi aku gagal. Maaf sepertinya kau memang harus membuatkan sarapan untukku," ucapnya dan duduk manis di meja makan.
"Kau..kenapa bangun sepagi ini?" Tanyaku.
"Kau meledekku? Terkadang aku bangun bisa lebih pagi darimu nona," balasnya sembari menyantap telur yang kubuat.
***
Setelah Jungkook pergi,akupun bisa bersantai santai di rumah. Aku menonton tv dan drama drama sesukaku.
Dua jam berlalu dan membuatku mengantuk. Seketika bel rumah berbunyi. Siapakah itu? Dia mengganggu jam tidurku.
Aku pergi keluar dan mendapati seseorang sedang menatapku dengan bingung. Dia lumayan tampan. Apakah yang dekat dengan Jungkook semuanya tampan seperti dia?
"Annyeonghaseyo," sapaku dan menunduk sopan.
Dia membalasnya dan tersenyum. "Aku Park Jimin,temannya Jungkook,"
"Ahh ne,kau mencari Jungkook? Dia sudah pergi dan hanya aku disini," jelasku.
"Ohh,mianhaeyo. Kalau gitu aku akan pergi sekarang." Dia melambaikan tangan kepadaku dan pergi menaiki mobilnya.
Aku pun mengelus dadaku dan mengantur nafasku. "Ahh aku bisa gila tinggal dirumah ini,"
"Tua gila,dia tampan. Dan temannya,Jimin juga tampan." Aku menggeleng dan masuk ke dalam rumah.
Tidak lama,telfon rumah keluarga Jeon berbunyi. Haruskah aku yang mengangkatnya? Kalau saudaranya yang menelfon aku harus bagaimana? Tetapi mau tidak mau aku harus mengangkatnya.
"Yeoboseyo," ucapku pelan.
"Annyeong,aku Jimin yang tadi bertemu denganmu. Sepertinya aku perlu tau siapa namamu?" Serunya.
Jantungku berdebar sedikit kencang. Kenapa namja tampan ini harus tau namaku? Ahh aku benar benar gila.
"Kenapa kau menanyakan namaku?" Tanyaku.
"Sepertinya kita akan sering bertemu. Apa kau tidak keberatan?"
*
*
*
A/N: hahaha gajelas banget ya ffnya? Author liat part yang kemaren banyak banget typonya hikss :(
Btw,makasih yang udah baca yaaa.. jangan lupa vommentnya hehe :D
Baca 'Nothing's over' juga yaa :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Start Again
FanfictionJungkook masih berumur 12 tahun. Mereka sudah di pertemukan di umur semuda ini. Saat itu juga Jungkook merasakan yang namanya jatuh cinta. Yeoja itu sangat manis dengan sepasang mata yang besar dan senyumnya yang mempesona. Tapi apakah Jungkook akan...