Part 19

8.5K 889 24
                                    

JUNGKOOK POV

Ini salahku,semua salahku.

Seharusnya aku tidak membiarkannya sendirian.

"Jungkook hyung." Suara Dongjung menyadarkan lamunanku.

"Ah ye?" Tanyaku polos.

"Masuklah," ajaknya.

Aku menggeleng. "Waeyo?" Tanyanya.

"..."

"Ini bukan salahmu,hyung." Dongjun kembali duduk disampingku. "Haewon noona-- sering cerita tentangmu,"

Aku menatap Dongjun. "Jinjja?"

Dongjun mengangguk dan menepuk punggungku pelan. "Masuklah hyung,"

Aku melangkahkan kakiku perlahan. Mencoba untuk menerima apa yang kulihat sekarang. Mencoba untuk bersabar menunggunya lagi. Tapi kali ini "berbeda".

Suara mesin peralatan rumah sakit memenuhi ruangan. Detak jantung Haewon tidak lagi berdetak dengan cepat seperti saat aku memeluk tubuhnya,yang saat ini ku lihat tubuhnya terbaring lemah. Mukanya terlihat pucat. Di kepalanya melingkar perban dengan sedikit bercak darah yang masih tersisa.

"Jungkook,duduklah." Eomma menepuk sisi kosong sofa di sampingnya.

Aku duduk dan menundukan kepala dalam. "Mianhaeyo,"

Nyonya Kim tersenyum walaupun terlihat jelas matanya tidak cerah setelah mengetahui anak perempuannya mengalami kecelakaan.

"Gwaenchanha," ucapnya lirih.

"Biarkan Haewon istirahat dulu," lanjutnya.

"Kita belum tau persis kapan ia akan sadar,doakan saja Jungkook-ssi," timpal Tuan Kim.

Koma.

Kata itulah yang membuatku lemas. Walaupun supir truk itu sudah mengganti rugi dan meminta maaf tapi itu belum bisa membuat hatiku lega.

"Jungkook-ssi," panggil Tuan Kim.

"Ne,"

"Saya ingat kau yang menjadi teman pertamanya Haewon di Seoul," ucapnya dan menatapku.

"Saya menyerahkan dia kuliah di Seoul karena saya tau kau akan menjaganya." Dia menepuk punggungku. "Walaupun sudah 9 tahun berpisah,tapi perasaan tidak bisa dipisahkan,benar?"

Aku terkejut. "Kau tau?"

Tuan Kim tertawa pelan. "Saya juga pria,saya tau persis bagaimana perasaanmu,"

Aku tersenyum simpul dan menunduk sopan.

***

Hani dan Taehyung datang menjenguk. Mereka membawa bunga mawar putih kesukaan Haewon. "Bagaimana perkembangannya?" Tanya Taehyung.

Aku menggeleng. "Molla,"

"Besabarlah oppa," ucap Hani sembari menatapku lirih.

"Haewon--,dia gadis yang kuat. Aku yakin dia akan membuka matanya lagi." Hani beralih menatap Haewon.

"Itu benar," timpal Taehyung.

"Dia selalu membuat suasana cafe kami menjadi hidup,"

Setelah 2 jam mereka menemaniku,akhirnya mereka pamit undur diri untuk kembali kuliah dan bekerja. Aku berterimakasih kepada mereka dan meminta untuk selalu mendoakan Haewon.

"Oppa,aku kira kau namja yang dingin. Ternyata kau sangat ramah," ucap Hani dengan malu malu. Taehyung menatap Hani tajam dan memukul lengannya pelan.

Start AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang