Part 11

9K 945 27
                                    

JUNGKOOK POV

"Hyung malam ini ke club?" Tanyaku pada Jimin hyung lewat telfon.

"Ne,Haewon bagaimana?" Tanyanya balik.

"Dia sedang keluar. Kau ingin aku mengajaknya?" Aku menyandarkan tubuhku di pagar balkon.

"Eumm.. boleh,kalau gitu kau tidak usah menjemput Soonbok. Aku akan menjemputnya dan kau jaga Haewon," jelasnya.

"Joah,sampai bertemu nanti malam."

Setelah menutup telfon Jimin hyung,aku mencari kontak Haewon. "Won-ah,aku akan ke club. Kau mau ikut?"

***

Aku menarik lengan Haewon. Dia berjalan terlalu lama. Tempat ini memang asing untuknya karena dia tidak pernah ke club seperti ini.

"Kook-ah,aku takut." Dia menggenggam tangaku dengan erat.

"Gwaenchanha,Jimin hyung sepertinya sudah datang. Kalau ada yang menganggumu,bilang padaku."

Aku berjalan masuk ke dalam club bersama dengan Haewon di sampingku. Tangannya masih mencengkram lengan bajuku. Sepertinya dia sedikit takut karena melihat orang orang disini sangat 'bebas'.

"Annyeong,Jungkook-ah!" Seru Soonbok tiba tiba.

"Ahh Soonbok-ie,kau sudah dapat tempat duduk?" Tanyaku.

Aku menoleh ke belakangku untuk mencari Haewon. Ternyata dia sudah bersama dengan Jimin hyung,pantas saja aku tidak merasa cengkraman tangannya lagi.

Dia mengangguk. "Ayo ikut aku,"

Kami berempat duduk di pojok ruangan. Aku dengan Soonbok seperti biasanya dan Haewon dengan Jimin hyung. Aku tidak mengerti tentang hubungan mereka. Mereka terlihat seperti pasangan tetapi mereka tidak berpacaran.

"Ayolah Haewon-ah,kau harus minum bir ini," perintah Soonbok dan menyerahkan segelas bir.

Haewon terlihat bingung dan sesekali melirikku. "Aku tidak bisa meminumnya," tolak Haewon.

Soonbok menggeleng dan memajukan bibirnya. "Tidak apa apa,hanya sekali."

1 gelas.

2 gelas.

3 gelas.

"Ya Kim Haewon berhentilah," perintahku ketika melihatnya meneguk gelas ke 4.

Dia menggeleng. "Ani,ani aku masih kuat. Eonni 1 gelas lagi,"

"Ahh aku ingin ke toilet sebentar." Haewon bangkit dan berlari menuju toilet.

Aku segera berdiri untuk mengecek keadaanya tapi,Jimin hyung juga melakukan hal yang sama sepertiku. "Apa yang kau lakukan?" Tanyanya.

"Ingin menyusul Haewon," jawabku dengan santai.

"Tidak usah,karena aku yang akan menyusulnya. Kau disini saja dengan Soonbok," ucapnya dan pergi meninggalkanku yang masih berdiri mematung.

***

Botol bir sudah berjajar di sampingku. Soonbok menatapku dengan bingung.

"Jungkook-ah,berhentilah kau tidak biasa minum sebanyak ini," ucapnya dan merampas gelas bir dari tanganku.

"Ani,aku tidak mabuk. Tenang saja,Soonbok-ie." Aku mengambil gelas bir yang baru dan meminumnya lagi.

"Soonbok-ah," panggilku.

Dia merangkul lenganku dengan manja. "Waeyo,Kook-ie?"

"Kalau suatu saat aku tidak menyukaimu lagi bagaimana?" Tanyaku.

Spontan dia terkejut dan melepas rangkulannya. "Andwae,"

"Aku sangat mencintaimu Jungkook. Di kampus kita juga di juluki sebagai best couple. Kau tampan dan aku cantik," lanjutnya.

"Kalau suatu saat kita tidak seperti ini bagaimana?" Tanyaku lagi.

Dia menggeleng. "Jangan berbicara yang tidak penting seperti itu Jungkook-ie,kau mabuk."

Soonbok bersandar di bahuku dan megenggengam tanganku dengan erat. "Jangan tinggalkan aku,"

Aku mengangguk pelan dan mengusap lembut puncak kepala Soonbok.

***

Setelah mengantar Soonbok pulang,aku melajukan mobilku dengan kencang menuju rumahku.

Sesampai dirumah aku menemukan Haewon yang sedang duduk di teras. Apakah dia menungguku?

"Ya Jeon Jungkook,kenapa kau lama sekali? Kau tidak tau kalau aku menunggumu di tengah angin malam yang dingin?" Omelnya.

Aku hanya diam dan menarik nafasku. "Ayo masuk," ajaknya.

Ketika ia ingin melangkahkan kakinya ke dalam rumah,aku segera menarik tangannya.

"Won-ah,jangan pergi." Aku menarik nafasku dan membuangnya perlahan. "Bagaimana hari hariku tanpamu disini?

Haewon terdiam sejenak. "Hmm.. kau mabuk Kook-ah," ucapnya.

"Lagipula aku tidak akan pulang ke Indonesia. Jangan berbicara berlebihan seperti itu memang sebegitu pentingnya aku dalam hidupmu? Ayo masuk nanti kau sakit," lanjutnya.

Haewon tidak pulang? Batinku.

JIMIN POV

*Flashback On*

Aku menarik Haewon ke tengah lantai club. Suara musik beat di club ini membuat orang orang di sekeliling kami menari mengikuti irama musik.

Tiba tiba seseorang tidak sengaja mendorong Haewon dan jatuh tepat di pelukanku. Yeoja itu ingin melepaskannya tapi segeraku tahan. "Biarkanlah seperti ini dulu."

"Aku menyukaimu,Kim Haewon."

Seketika terasa tangan mungil Haewon membalas pelukanku. "Nado," balasnya di tengah suara musik yang sangat keras.

*Flashback Off*

Ini hari dimana Kim Haewon harus pulang. Aku bangun terlalu siang dan terbirit birit pergi ke bandara.

Sesampai di bandara aku mencari jadwal penerbangan Seoul-Jakarta. Jadwal itu berangkat pukul 9.30. Aku telat,sekarang jarum jam sudah menunjukkan pukul 10.

Kali ini aku beralih ke loket tiket. "Annyeonghaseyo,penerbangan Seoul-Jakarta hanya ada di jam 9.30 pagi?"

Ahjumma itu mengangguk. "Ne,jadwal baru akan di mulai jam 12 malam nanti,"

Aku menunduk sopan dan berterima kasih. Perlahan aku berjalan menuju parkiran mobilku.

"Jimin bodoh,kenapa kau bisa telat di saat terakhir melihatnya?" Aku menendang kaleng yang ada di hadapanku.

"Oppa,"

Aku mendongakkan kepalaku dan mendapati yeoja itu. "Hae--Haewon-ah. Kau--?"

*

*

*

A/n: part ini gajelas banget serius ahhhh..

Maaf ya kalo ga maximal. Maaf kan author kelamaan ngepostnya juga.

Semoga masih pada nunggu yaaa, jangan lupa vommentnya. Aku sayang kalian readers!

Nanti author usahain proses bikinnya di percepat. Sekali lagi maaf dan terima kasih..

Annyeong!!

Start AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang