Part 21

9.2K 814 94
                                    

Beberapa tahun kemudian

JUNGKOOK POV

Yeoja ini terus mencengkram lengan jasku karena gugup. Setiap karyawan yang berlalu lalang menunduk sopan kepadaku dan yeoja ini.

"Selamat siang,pak direktur." Salah satu karyawan bernama Jiseung menunduk sopan dan tersenyum kepadaku.

"Selamat siang,nyonya Kim."

Yeoja di sebelahku ini menunduk sopan dan tersenyum simpul.

"Ayo,masuk ke dalam ruanganku," ajakku.

Yeoja itu duduk di hadapanku sembari sibuk mengotak ngatik file di pangkuannya. "Kenapa kau membawaku kesini?"

"Bagaimana cafemu?"

"Pelanggannya semakin meningkat," jelas yeoja itu dan memberikan beberapa file kepadaku.

"Bisakah kita tidak seperti ini ketika bekerja?" Tanya yeoja berambut hitam itu yang masih terlihat tidak nyaman.

Aku menghela nafasku berat. "Aku hanya ingin semua orang tau kalau kau calon istriku,"

"Kemarin malam aku digodain beberapa yeoja di club saat merayakan ulang tahun salah satu karyawanku,kau tidak tau?" Tanyaku sedikit emosi.

"Mengapa kau tidak datang? Hanya karna lembur memikirkan konsep cafemu yang mau kau ubah?"

Yeoja itu hanya menunduk dan terdiam. "Ya,Kim Haewon," panggilku.

"Sudah seminggu kita sibuk dengan pekerjaan kita,aku hanya rindu padamu." Kuraih pundaknya dan ku peluk tubuhnya.

"Mianhae," ucap Haewon. "Kau mau makan siang?"

***

Kupijit pelan keningku. Kerugian yang terjadi di salah satu toko baju membuat seluruh kepalaku menjadi sakit.

Untuk melepas emosi dan kepenatan di pikiranku,aku memutuskan untuk pergi berjalan jalan di pusat perbelanjaan milikku sendiri. Bisa di katakan aku sudah sukses semenjak 1 tahun yang lalu. Mall ini sudah diresmikan saat umurku 23 tahun. Semua orang memanggilku 'bos muda yang tampan'. Tapi.. aku tidak merasa diriku tampan. Apa kau setuju dengan pendapatku?

Aku melangkahkan kakiku ke salah satu toko baju wanita. Menurutku,baju baju di toko ini cocok untuk Haewon. Seketika aku mengingat kalau sebentar lagi ulang tahun Haewon yang ke-22 tahun. Yeoja itu terlihat tumbuh dengan sangat baik.

Kim Haewon bukan asli dari Korea,maksudku dia hanya lahir disini tetapi tinggal di Indonesia tepatnya di Jakarta sejak kecil. Memiliki mata yang bulat dan kulit khas Indonesia membuat daya tarik tersendiri. Dia terlihat sempurna.

Semua pelayan terkejut saat melihatku memasuki toko. Mereka segera menunduk sopan. "Selamat datang,"

"Di deteran sebelah sana adalah produk baru yang minggu lalu kami perlihatkan pada anda,tuan." Tunjuk pelayan ke arah jarum jam angka 10.

Kulangkahkan kakiku ke deretan baju yang dimaksud pelayan tadi. Aku terpaku pada dress biru dongker yang menggantung indah di hadapanku.

"Saya minta dress itu dan sepatu biru yang ada di ujung sana,tolong bungkuskan dengan rapi," perintahku.

Pelayan itu mengangguk. Aku segera berjalan ke kasir untuk membayarnya. "Anda romantis sekali pak direktur," puji salah satu pelayan yang lain.

"Nyonya Kim beruntung mendapatkan anda," timpal yang lain.

Aku tersenyum. "Saya yang beruntung mendapatkannya." Semua pelayan tertawa mendengar ucapanku.

"Kamsahamnida," seru mereka setelah aku keluar dari toko.

Start AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang