Part 8

9.4K 1K 23
                                    

HAEWON POV

Park Jimin.

Itulah yang tertulis di layar ponselku. Apa yang harus kulakukan? Sudah dari beberapa hari yang lalu aku mengabaikan telfonnya dan hanya membalas pesan darinya.

Akhirnya aku memberanikan diri untuk mengangkat telfon darinya. "Yeoboseyo,"

"Haewon-ssi,kenapa kau tidak mau menjawab telfonku?" Tanyanya.

"Mianhae. Jeongmal mianhae," ucapku sedikit gugup.

"Karena kita sudah jadi teman,maukah kau menonton denganku sore ini?" Pintanya.

Aku terkejut. Mwoya? Aku harus jawab apa?

"Jangan takut bertemu denganku. Aku akan membuatmu nyaman ketika bersamaku," lanjutnya. Aishh dia seperti bisa membaca pikiranku,batinku.

Aku melingkarkan bola mataku. "Arasseo,aku akan kesana jam 4--Ne,sampai bertemu nanti,"

Setelah menutup telfon aku langsung berlari ke dalam kamar. Aku memilih baju yang akan ku pakai.

"Yang ini? Tidak terlalu heboh. Atau yang ini? Jangan terlalu terbuka. Yang ini saja? Terlalu simple,"

Jujur,aku tidak mudah untuk memilih baju pergi. Akhirnya aku memilih sweater dan rok hitam diatas lutut. Saat aku menoleh,kamarku sudah seperti kapal pecah.

Tiba tiba pintu kamarku terbuka. Jungkook langsung terkejut saat melihat lautan baju yang sudah memenuhi kamarku.

"Ya apa kau gila? Kenapa bisa berantakan seperti ini?" Tanyanya.

"Aku hanya ingin memilih baju pergi," jawabku polos.

"Memang kau mau pergi? Oh iya,aku akan pergi dengan Soonbok. Kalau kau pergi,jangan lupa di kunci yang benar," ucap Jungkook dan pergi meninggalkanku.

"Iya tenang saja," seruku dan segera berganti baju.

***

Aku sedikit berlari saat menyebrangi jalan. Karena tidak melihat,seorang namja hampir menabrakku dengan sepeda motornya. Sepertinya,dia pengantar makanan cepat saji.

"Ya! hati hati kalau berkendara," omelku.

Dia turun dari motornya dan membuka kaca helmnya. "Apa kau terluka? Maaf,pelangganku menyuruhku untuk buru buru,"

Aku menatapnya tajam. "Gwaenchanha,tapi kau harus hati hati."

Dia mengangguk dan menunduk sopan. "Ah ini nomor telfonku ada di kartu nama ini. Kalau kau merasakan sakit,tolong telfon kesini."

Dia pergi meninggalkanku dengan kartu nama ini. Aku melihatnya sampai ia hilang dari pandanganku.

"Aishh menyusahkan saja." Aku menghentakan kakiku dan berjalan menuju pintu masuk bioskop.

Disana sudah ada Jimin,ahh aku bingung harus bagaimana. Aku tidak tau sekarang muka ku terlihat seperti apa. Senyum kaku dan muka yang memerah,sangat memalukan.

"Annyeong,sudah lama tidak bertemu." Jimin tersenyum padaku.

Aku hanya mengangguk pelan dan menundukan kepalaku. "Kita masuk sekarang?"

"5 menit lagi filmnya akan di mulai." Dia melihat ke jam tangannya dan menatapku. "Ayo,"

Jinjja,ini benar benar terasa canggung. Apa yang harus kulakukan setelah ini?

Saat film sudah di mulai,sebenarnya aku tidak terlalu mengerti karena ada beberapa bahasa Korea yang belum ku pahami. Jimin sepertinya sangat menikmati film tersebut.

JIMIN POV

Apakah cinta pada pandangan pertama itu benar benar ada? Kalau benar,sepertinya aku merasakan hal itu sekarang.

Yeoja di depanku ini sedang menyantap makan malamnya. Dari sisi manapun,dia terlihat sangat menggemaskan. Pipinya yang sedikit bulat membuatku tergoda ingin mencubitnya.

Dia menatapku dengan bingung. "Makan lah,"

"Mianhae..aku tidak tau kalau kau lebih tua 2 tahun dariku," lanjut Haewon.

Aku segera menggeleng. "Gwaenchanha,"

"Bisa tidak kau menatapku sekarang,Kim Haewon?" Aku meraih dagunya dan mengarahkan kepalanya supaya menatapku.

"Daritadi aku tidak bisa melihat matamu karena kau terus menunduk," lanjutku dan melepaskan tanganku dari dagunya.

Dia terlihat salah tingkah dan segera menghabiskan makanannya. Aku pun terkekeh melihat tingkahnya yang membuat hatiku semakin berdebar.

"Haewon-ssi,kalau kau memanggilku 'oppa' itu tidak masalah. Aku senang kalau kita menjadi lebih akrab lagi," ujarku.

Dia menatapku. "Baiklah,oppa. Silahkan lanjutkan makanmu,"

Setelah makan,aku mengajaknya untuk berjalan jalan di daerah sekitar restoran tersebut. Udara malam sangat sejuk,untungnya Haewon memakai sweater.

"Jadi kau tidak berancana kuliah disini?" Tanyaku untuk mencairkan suasana.

"Tidak,sekitar sebulan setengah aku akan pulang ke negara asalku," jawabnya.

Aku menggeleng. "Sayang sekali,padahal aku ingin melihatmu lebih lama,"

Dia menatapku. "Ya Jimin oppa,kenapa kau selalu berkata ambigu?"

"Kalau Jungkook berkata ambigu padamu,apakah kau akan bertanya seperti itu juga?" Tanyaku balik.

Dia terdiam. "Apakah pertanyaan itu harus ku jawab?"

Aku mengangguk. "Aku hanya ingin tau isi hatimu,"

"Datanglah bersamaku ke pesta ulang tahun Jungkook,"

*

*

*

A/N: HAI!!! MAAF BANGET.

saya tau part ini paling sedikit dan gajelas!!! Author ga nyaring lagi karena udah mulai sibuk sekolah. Semoga pada suka yaaa..

Semoga part selanjutnya akan lebih panjang dan bagus,terima kasih!!

Jangan lupa vommentnya ^^

Start AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang