🍒 Eccedentesiast 🍒
Sohyun menatap layar ponselnya yang bergetar di meja. Nama Taehyung terpampang jelas, membuat hatinya sejenak berdesir. Namun, perasaan hangat itu segera tergantikan oleh dingin yang menusuk ketika pikirannya melayang ke kejadian kemarin.
Ia masih mengingat dengan jelas—Taehyung tiba-tiba memutuskan untuk pergi menemui Yoora. Tidak ada kabar atau pesan sejak saat itu, hanya keheningan yang membuat Sohyun bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.
Ponsel terus berdering, tetapi Sohyun tidak langsung meraihnya. Ia terdiam, ragu antara menjawab atau membiarkannya. Kilasan perasaan kecewa kembali menghantui, tapi disisi lain, ia juga penasaran. Mungkin Taehyung punya alasan?
Dengan nafas berat, Sohyun akhirnya menggeser layar untuk menjawab. "Halo?" suaranya terdengar datar, nyaris tanpa intonasi.
Suara Taehyung terdengar lembut di ujung telepon, "Hai, Sohyun. Syukurlah kau menjawabnya.”
Sohyun hanya diam, tak ingin menanggapi basa-basi pria itu.
“Apa kau sibuk? Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat..”
Sohyun melirik kanvasnya yang masih basah dan berantakan, lalu ke segelas air kosong di mejanya. Ia berpikir sejenak sebelum menjawab, "Hmm, aku baru saja selesai melukis. Jadi tidak terlalu sibuk sekarang. Memangnya mau ke mana?”
Taehyung tertawa kecil, "Rahasia. Tapi aku yakin kau bakal suka. Aku jemput, ya? Setengah jam lagi?”
Sebelah alih Sohyun terangkat naik, merasa penasaran sekaligus sedikit bersemangat, "Oke, aku tunggu.”
Panggilan berakhir, dan Sohyun segera menuju kamar untuk berganti baju. Ia melepas apron kotornya, mengusap sisa cat di tangannya, lalu memilih pakaian yang nyaman.
.
Sohyun duduk di kursi kayu di sudut studionya, matanya melirik gelas matcha latte yang sudah mulai mencair di meja. Waktu terus berjalan, dan Taehyung masih belum datang. Ia menggigit bibir bawahnya, menahan rasa kecewa yang perlahan mulai muncul. Padahal, pria itu berjanji akan menjemputnya setengah jam lalu.
Saat itulah pintu studio terbuka, dan Sowon muncul dengan wajah ceria, membawa beberapa kantong belanja. Namun, langkahnya melambat ketika melihat Sohyun. Mata Sowon membesar, jelas terkejut melihat temannya yang biasanya berpenampilan santai kini tampil begitu anggun.
“Kau mau kemana?” Sowon berkata sambil menaruh barang-barangnya di dekat pintu. Ia mendekati Sohyun dan memperhatikan lebih dekat. “Mengenakan dress? Kau mau pergi bersama Chanyeol?”
Sohyun tersenyum tipis lalu menggelengkan kepalanya, “tidak. Aku pergi bersama Taehyung..”
“Taehyung?” Sebelah alis Sowon terangkat. “Kemana?”
“Entahlah, dia bilang akan menjemputku setengah jam, tapi ini sudah satu jam lebih tapi dia belum datang.”
Sowon memiringkan kepala, terlihat ragu sejenak sebelum berkomentar, “sebaiknya kau hubungi dia, siapa tau dia alasan mengapa terlambat menjemputmu.”
Sohyun menggenggam ponselnya erat, menekan nomor Taehyung dengan perasaan campur aduk. Begitu deringan kedua terdengar, suara Taehyung akhirnya menjawab.
"Halo, Sohyun," ucapnya, terdengar sedikit terburu-buru.
"Taehyung, kau di mana?" tanya Sohyun langsung, nada suaranya datar meski jelas ada nada kecewa di baliknya. "kau bilang setengah jam lagi jemput, tapi sekarang sudah satu jam lebih."
Taehyung terdiam sejenak sebelum menjawab, "Maaf, Sohyun. Aku tidak bisa jemput. Bisakah kau temui aku di kafe dekat jalan utama? Aku benar-benar minta maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast ✔️
Fanfiction[Completed] ❝Everything it's still a dream when we meet until you say you love me.❞ Lee Taehyung tak pernah menyangka jika sang kakek telah menjodohkannya dengan seorang pelukis bernama Jung Sohyun, disaat dirinya telah memiliki Ha Yoora sebagai kek...
