🍒 Eccedentesiast 🍒
Yoora melangkah perlahan menuju Taehyung yang duduk diam di sofa. Hembusan angin sore menggoyangkan ujung rambutnya yang tergerai. Langkahnya sedikit tertatih, bekas luka di kakinya masih terasa meski kini mulai mengering. Namun, melihat Taehyung yang murung, rasa sakit itu tampak sepele baginya.
“Taehyung, kau baik-baik saja?” tanya Yoora lembut, matanya mencoba menangkap ekspresi di wajah pria itu.
Taehyung hanya menggeleng perlahan, senyumnya tipis dan hampa. “Aku hanya... merasa kurang enak badan. Tidak apa-apa,” jawabnya dengan nada datar.
Yoora menggigit bibir, ragu. “Apa kau yakin? Kalau begitu, jangan terlalu memaksakan diri. Kalau ada apa-apa, beritahu aku.”
Taehyung mengangguk, lalu pandangannya beralih ke Yoora. “Bagaimana denganmu? Kaki itu... apa sudah membaik?”
“Sudah,” jawab Yoora cepat, tersenyum kecil untuk meyakinkannya. “Aku baik-baik saja sekarang.”
Percakapan itu terhenti sejenak ketika ponsel Taehyung berdering. Ia merogohnya dengan malas, melihat layar yang menunjukkan nama Seungcheol. “Aku harus menjawab ini,” katanya sebelum mengangkat panggilan.
“Ya, Seungcheol? Ada apa?”
Yoora berdiri tak jauh darinya, mendengar suara Taehyung yang semakin lemah ketika percakapan berlanjut. Setelah beberapa saat, Taehyung menutup telepon dan menoleh ke arah Yoora. “Aku harus kembali ke kantor. Ada urusan mendesak,” katanya sambil mencoba berdiri.
Namun, baru saja ia melangkah, tubuhnya oleng. “Taehyung!” seru Yoora panik saat pria itu terjatuh di depannya, tak sadarkan diri.
Yoora bergegas, lututnya bertekuk di samping Taehyung. Jantungnya berdegup kencang, panik mulai menguasai dirinya. “Taehyung, bangun! Tolong...”
Yoora gemetar saat memeriksa denyut nadi Taehyung, mencoba menenangkan diri meski ketakutan mulai merayapi setiap sudut hatinya. “Taehyung, tolong bangun,” bisiknya, suaranya serak karena cemas. Tangan kirinya menahan tubuh pria itu, sementara tangan kanannya meraih ponsel.
Dengan panik, Yoora menekan nomor darurat, mencoba mencari bantuan secepatnya. Jantungnya berdegup kencang. Saat operator mengangkat, suara Yoora hampir pecah. “Tolong, ada seseorang yang pingsan di sini! Dia butuh perawatan segera!”
Operator di ujung sana memberi instruksi dengan cepat, dan Yoora mengikuti langkah-langkah mereka sambil terus memegang tangan Taehyung yang terasa dingin. Tak lama, ambulans pun datang dan segera membawa Taehyung ke rumah sakit.
Yoora mengikuti dengan hati yang berdebar, tetap menggenggam erat tangan Taehyung di sepanjang perjalanan. Setiap detik yang berlalu terasa seperti seumur hidup, tetapi dia berusaha menenangkan diri. Taehyung harus baik-baik saja.
Setelah tiba di rumah sakit, Yoora menunggu dengan gelisah di ruang tunggu. Wajahnya pucat, matanya terpejam sesekali, berusaha menghalau kecemasan yang membebani pikirannya. Waktu berjalan sangat lambat, dan setiap suara yang datang dari luar membuatnya terlonjak.
Akhirnya, dokter datang. “Dia stabil, tapi kondisinya cukup lemah. Kelelahan dan stres yang dialaminya membuat tubuhnya terjatuh begitu saja. Kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, tapi dia akan baik-baik saja setelah cukup istirahat.”
Yoora menghela napas lega, meski hatinya masih terasa berat. “Terima kasih, dok,” jawabnya dengan suara pelan.
Beberapa jam kemudian, Yoora akhirnya bisa kembali ke kamar tempat Taehyung dirawat. Ia duduk di samping tempat tidur, memegang tangan Taehyung yang terbaring lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast ✔️
Fanfiction[Completed] ❝Everything it's still a dream when we meet until you say you love me.❞ Lee Taehyung tak pernah menyangka jika sang kakek telah menjodohkannya dengan seorang pelukis bernama Jung Sohyun, disaat dirinya telah memiliki Ha Yoora sebagai kek...
