𝙀𝙘𝙘𝙚𝙙𝙚𝙣𝙩𝙚𝙨𝙞𝙖𝙨𝙩 |40

165 33 20
                                        

🍒 Eccedentesiast 🍒

Sohyun berdiri di samping Sowon, matanya melayang ke sekeliling bandara yang sibuk. Suara langkah kaki orang-orang yang berlalu-lalang, suara pengumuman yang terdengar dari sistem suara, dan aroma kopi yang menguar dari kedai terdekat. Bandara itu selalu memberikan perasaan campur aduk, antara kesibukan yang menggairahkan dan juga sedikit rasa cemas sebelum keberangkatan.

Setiap detik berlalu, Sohyun merasa sedikit lebih tertekan. Ia tahu waktunya dengan Chanyeol semakin mendekat, dan ia merasa sulit untuk menahan campuran perasaan yang ada dalam hatinya. Tak jauh darinya, Sowon berdiri dengan senyum tipis, seakan mencoba mengerti ketegangan yang dirasakan sahabatnya.

Lalu, Chanyeol muncul dari balik kerumunan, wajahnya menyeringai dengan senyum yang tak pernah luntur. Kopernya sudah berada di dekat bagasi, siap untuk dibawa pergi. Meskipun terlihat tenang, ada sesuatu yang berbeda di dalam matanya—sebuah keikhlasan yang seolah menyembunyikan perasaan yang lebih dalam. Chanyeol menyapa kedua wanita itu dengan tatapan hangat, seolah waktu berhenti sejenak untuk mereka bertiga.

"Kalian berdua menunggu lama, ya?" tanya Chanyeol dengan suara lembut, mencoba mencairkan suasana. Matanya melirik ke arah Sohyun, wanita yang masih menyimpan banyak kenangan dalam hatinya. Meski perasaan itu masih ada, ia tahu bahwa perjalanan hidup mereka telah membawa mereka ke jalur yang berbeda.

"Sudah waktunya, kan?" jawab Sowon, memberinya senyuman lembut, sadar akan perasaan Chanyeol yang tidak mudah untuk dilepaskan.

"Ya, tinggal 15 menit lagi," jawab Chanyeol sambil melihat ke layar jadwal keberangkatan, memastikan semuanya berjalan sesuai rencana.

Chanyeol tersenyum lebar, matanya berkilat penuh harapan. "Kalian harus datang ke Singapura nanti, ya. Aku pasti akan merindukan kalian berdua," ujarnya dengan nada penuh semangat.

Namun, Sowon hanya tertawa kecil, matanya menyipit saat menatap Chanyeol. "Chanyeol, kau hanya di Singapura selama satu bulan. Untuk apa kami harus jauh-jauh datang menjengukmu?" jawabnya, nada canda terdengar dalam suaranya.

Chanyeol terdiam sejenak, lalu ikut tertawa. "Aku tahu, aku tahu. Tapi siapa yang tahu, kan? Mungkin kalian akan merindukanku" ia bergurau, membuat suasana semakin ringan.

Sohyun memperhatikan keduanya dengan seksama. Senyum di wajah mereka, canda tawa yang lepas, semuanya terasa begitu hangat. Meskipun ada perasaan yang terpendam di dalam hatinya, Sohyun tak bisa menahan rasa sukanya terhadap kedekatan mereka. Ada kenyamanan yang tercipta, seperti dua sahabat yang tak akan pernah terpisahkan.

Sohyun melihat mereka, bergantian antara Sowon dan Chanyeol, dan berharap agar keduanya selalu seperti ini—penuh dengan tawa, kedamaian, dan kebaikan. Ia berharap mereka tak akan pernah berubah, tak akan pernah harus berjauhan, hingga saatnya mereka tak bisa lagi berpergian jauh.

Lalu, dengan suara yang lembut namun penuh perhatian, Sohyun berbicara pada Chanyeol, "Jaga kesehatanmu baik-baik, Chanyeol. Dan jangan lupa menjaga barang-barangmu. Ingat, kau di negara orang selama sebulan."

Chanyeol terdiam, mendengarkan kata-kata Sohyun yang penuh kekhawatiran. Meski di luar ia terlihat ceria, dalam hatinya, ia merasa berat meninggalkan mereka. "Aku akan jaga semuanya, tenang saja," jawabnya dengan senyuman tulus. "Dan aku akan sangat merindukan kalian."

Sohyun hanya tersenyum, meski hatinya masih terasa sedikit berat. Ia berharap semuanya akan berjalan baik untuk Chanyeol, dan untuk mereka semua, meskipun jarak akan memisahkan.

Suasana di dalam mobil terasa hangat meski malam kian larut. Sowon, yang duduk di kursi penumpang, tampak ceria sambil memainkan ujung rambutnya. Ia menoleh ke arah Sohyun dan memulai pembicaraan dengan nada riang.

Eccedentesiast ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang