Sahabat sejoli itu telah menikah. Akad dan Resepsi keduanya dilakukan dirumah dengan rangkaian dan hiasan sederhana serta hanya mengundang kerabat terdekat dan sahabat dari kedua mempelai.
Mingyu dan Minghao, kedua mempelai itu telah resmi menjadi sepasang suami-istri. Mereka merupakan sahabat karib sedari SMA yang akhirnya bertakdir untuk menjadi pasangan sehidup semati.
Rumah Minghao, menjadi tempat berlangsungnya resepsi, sekaligus menjadi tempat beristirahat juga untuk keluarga besan untuk beberapa hari.
Bersatunya dua keluarga itu menjadi momen yang mengharukan untuk seluruhnya, apalagi untuk pasangan yang baru saja berganti status ini, Mingyu dan Minghao benar-benar bersyukur atas kelancaran seluruh prosesi pernikahan mereka.
Sampai resepsi itu selesai dilaksanakan, seluruhnya dibaluti kebahagiaan.
Sore hari, pukul 5 sore, sebagian keluarga Minghao telah kembali ke kediaman masing-masing, sedangkan pihak keluarga Mingyu yang terdiri dari bapak dan ibu nya akan menginap untuk dua hari di kediaman Minghao.
Saat ini, semuanya tengah berkumpul diruang keluarga, menikmati teh hangat buatan sang menantu jelita. Keluarga Mingyu begitu antusias menyambut anggota keluarga baru mereka.
"Cah ayu, sudah duduk saja, biar Mingyu yang melayani ibu dan bapak selama disini ya, Cah ayu pasti capek setelah resepsi tadi?", ujar sang ibu mertua dengan lembut.
Minghao tersenyum menatap sang ibu, "Gak apa-apa bu, Hao gak capek kok".
Mingyu ikut tersenyum mendengar percakapan antara yang telah bergelar istri itu dengan sang ibu tercinta.
"Kamu tuh ya, bukan bantuin Nak Hao bikin teh malah duduk disini sambil meseum-meseum sendiri gitu", sindir ibu Mingyu.
Mingyu mengalihkan pandangannya pada ibunya.
"Ibu ini kayak yang gak hafal aja, Mas Iyu (panggilan Mingyu dari kedua orang tuanya sedari kecil) nih pasti lagi bayangin nanti malem", sindir Bapak nya.
Mingyu merasa heran sambil mengerutkan kedua halisnya sampai hampir bertemu.
Sedangkan Minghao yang mendengarnya hanya bisa tertunduk malu sambil memainkan jemari lentiknya.
"Loh pak, aneh-aneh aja ngomongnya", balas Mingyu.
"Iya loh Mas Iyu, besok-besok lagi aja malam pertamanya ya, kasian tuh Cah ayu nya ibu pasti kecapek-an", timpal ibunya.
Suara kekehan terdengar dari bibir ibunda Minghao yang sedari tadi memperhatikan argumen kecil antara sang besan dengan puteranya, yang kini telah menjadi bagian dari keluarganya juga.
"Gak apa-apa bu, lagian Mas Mingyu juga udah nunggu Eisa dari lama.. ibu denger dari Eisa (panggilan kecil Minghao), katanya Mas Mingyu udah nyimpen perasaan buat Eisa dari 5 tahun lalu ya? Padahal kalian itu sahabatan dari SMA terus sampai lulus kuliah bareng, sempet ibu denger Eisa pacaran sama temen kuliahnya, gak lama terus putus.. Padahal galaunya Eisa waktu itu ditemenin sama Mas Mingyu terus, Mas Mingyu kuat ya nahan perasaan sama nunggu Eisa selama itu".
Mingyu tertawa canggung mendengar nya, ia menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal lalu mengalihkan pandangannya pada sang istri yang masih menunduk sambil sesekali mencuri-curi pandang pada dirinya. Ia tahu pasti Minghao sudah merasa malu saat ini.
"Nak Hao ini kayaknya cinta pertama dan cinta terakhirnya Mas Iyu deh bu, ibu tuh gak pernah denger Mas Iyu punya pacar dari dulu, ditanya habis dari mana, pasti jawabnya bareng Hao, ditanya telponan sama siapa, jawabnya pasti sama Hao, terus-terus kalau bikin bekel pasti dua kotak, ditanya sama ibu buat siapa pasti jawabnya buat Hao.. Apa-apa pasti ada Nak Hao nya", jawab ibu Mingyu. "Kayaknya hidup nya Mas Iyu itu isinya cuma Nak Hao deh", sambung sang mertua disertai tawa renyahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙾𝚗𝚎𝚜𝚑𝚘𝚘𝚝 𝚐𝚢𝚞𝚑𝚊𝚘
FanfictionKumpulan oneshoot gyuhao - Slice of gyuhao relationship au - Canon au - Request au - Married life au - Mpreg Hao au
