𝙎𝙚𝙡𝙚𝙥𝙖𝙨 𝙜𝙚𝙡𝙖𝙥

122 6 0
                                        

𝘞𝘢𝘳𝘯𝘪𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘨𝘴 :
• 𝘯𝘢𝘳𝘢𝘴𝘪 𝘢𝘶
• 𝘧𝘪𝘬𝘴𝘪
• 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘵𝘺𝘱𝘰
• 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘢𝘯𝘵𝘶𝘮𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘭-𝘩𝘢𝘭 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘵𝘪𝘢𝘯
• 𝘢𝘯𝘨𝘴𝘵, 𝘣𝘳𝘰𝘬𝘦𝘯
• 𝘔𝘪𝘯𝘨𝘺𝘶 𝘢𝘴 𝘎𝘢𝘮𝘢 𝘓𝘢𝘳𝘦𝘯𝘥𝘳𝘢
• 𝘔𝘪𝘯𝘨𝘩𝘢𝘰 𝘢𝘴 𝘌𝘪𝘴𝘢 𝘕𝘢𝘥𝘪𝘳𝘢𝘴𝘵𝘢

𝘞𝘢𝘳𝘯𝘪𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘨𝘴 : • 𝘯𝘢𝘳𝘢𝘴𝘪 𝘢𝘶• 𝘧𝘪𝘬𝘴𝘪• 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘵𝘺𝘱𝘰• 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘢𝘯𝘵𝘶𝘮𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘭-𝘩𝘢𝘭 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘵𝘪𝘢𝘯• 𝘢𝘯𝘨𝘴𝘵, 𝘣𝘳𝘰𝘬𝘦𝘯• 𝘔𝘪𝘯𝘨𝘺𝘶 𝘢𝘴 𝘎𝘢𝘮𝘢 𝘓𝘢𝘳𝘦𝘯𝘥𝘳𝘢• 𝘔𝘪𝘯𝘨𝘩𝘢𝘰 𝘢𝘴 𝘌...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

୨୧

"𝘈𝘬𝘶 𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘢𝘶 𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩, 𝘨𝘢𝘮𝘢.. 𝘎𝘢𝘬 𝘶𝘴𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘮𝘶𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪, 𝘭𝘶𝘱𝘢𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘶.. 𝘊𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘥𝘪 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘭𝘢𝘪𝘯.. 𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶, 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯..".

Eisa bersujud di bawah kaki Gama. Dengan tangis pilu nya yang terus luruh di kedua matanya, dengan kedua telapak tangan yang bergetar memijak bumi yang telah mematahkan jiwanya, dan dengan luka di hatinya yang begitu terasa perih karena terpaksa menerima tali takdir semesta yang memisahkannya dengan lelaki yang ia cintai.

Eisa meraung, terus berteriak pada Gama agar merelakannya, agar merelakan masa depan yang telah mereka angan dengan kedua jari telunjuk mereka di udara. Hangat suasana kamar Eisa pagi itu, dan kenangan manis keduanya yang saling memeluk satu sama lain di balik tirai selimut tebal, kini hanya menjadi sebuah memori kosong yang tak sanggup lagi Eisa dan Gama kenang.

"𝘏𝘦𝘶𝘩𝘬.. 𝘏𝘢𝘩𝘩.. 𝘨𝘢𝘮𝘢.. 𝘏𝘩, 𝘵𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨.. 𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘯𝘨𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘭𝘪𝘵.. 𝘈𝘬𝘶 𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘤𝘢𝘱𝘦𝘬 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘪𝘯𝘪, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘢𝘶 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘩.. 𝘐𝘯𝘪, 𝘫𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪.. 𝘓𝘪𝘩𝘢𝘵.. 𝘊𝘪𝘯𝘤𝘪𝘯 𝘪𝘯𝘪, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵.. 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘨𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘢𝘱𝘢-𝘢𝘱𝘢, 𝘤𝘶𝘬𝘶𝘱.. 𝘉𝘦𝘳𝘩𝘦𝘯𝘵𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢.. 𝘈𝘬𝘶 𝘨𝘢𝘬 𝘬𝘶𝘢𝘵 𝘭𝘪𝘢𝘵 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘥𝘪 𝘳𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢!, 𝘤𝘦𝘱𝘦𝘵 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪, 𝘬𝘦𝘫𝘢𝘳 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘬𝘢𝘮𝘶!, 𝘭𝘶𝘱𝘢𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘶.. 𝘉𝘪𝘢𝘳 𝘢𝘬𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘱𝘶𝘬 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪..".

Gama meremat kedua telapak tangannya kuat. Sampai kuku-kukunya yang pendek pun dapat menancap perih pada permukaan kulitnya.

Gama tak kuat, Gama tak kuasa melihat seseorang yang ia cintai dilukai seperti ini. Air mata nya pun telah berderai sampai memenuhi lautan. Rasanya begitu pilu, rasanya dada nya begitu nyeri. Rasanya seperti seluruh makhluk hidup di muka bumi ini melemparinya dengan batu sembari meremehkannya dengan kata-kata kasar karena telah gagal memperjuangkan cinta yang selalu di gaungkannya pada langit.

𝙾𝚗𝚎𝚜𝚑𝚘𝚘𝚝 𝚐𝚢𝚞𝚑𝚊𝚘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang