𝘸𝘢𝘳𝘯𝘪𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘨𝘴 :
• 𝘧𝘪𝘤𝘵𝘪𝘰𝘯
• 𝘢 𝘭𝘰𝘵 𝘰𝘧 𝘵𝘺𝘱𝘰
• 𝘨𝘦𝘯𝘳𝘦 𝘢𝘯𝘨𝘴𝘵, 𝘣𝘳𝘰𝘬𝘦𝘯
𝘤𝘢𝘴𝘵 :
• 𝘔𝘪𝘯𝘨𝘩𝘢𝘰 𝘢𝘴 𝘑𝘢𝘯𝘢
• 𝘔𝘪𝘯𝘨𝘺𝘶 𝘢𝘴 𝘎𝘪𝘵𝘰
• 𝘞𝘰𝘯𝘸𝘰𝘰 𝘢𝘴 𝘒𝘢𝘬 𝘏𝘢𝘯𝘢𝘯
• 𝘏𝘰𝘴𝘩𝘪 𝘢𝘴 𝘉𝘢𝘯𝘨 𝘋𝘢𝘳𝘸𝘪𝘴
୨୧
Di teras rumah yang terbuat dari kayu itu, yang terasa hangat karena telah di terpa sinar mentari pagi, ada dua remaja berusia 18 tahun yang sedang bersantai, mereka duduk bersama sembari menatap pemandangan hamparan padi yang membentang sejauh mata memandang dengan ditemani dua gelas kopi susu panas yang uapnya masih mengepul lebat di udara.
Dua remaja itu, Gito dan Jana, yang sedang menikmati hari-hari bebas mereka setelah keduanya dinyatakan lulus dari sekolah mereka.
Gito mengambil gelas berisi kopi susu yang telah di buat Jana untuknya, ia seruput kopi itu pelan-pelan dengan mulutnya. Bibirnya sesekali terbuka dan mengatup untuk menahan panasnya. Sampai mulutnya mengeluarkan suara-suara racau karena cairan mendidih itu membakar dada nya. "𝘈𝘬𝘩𝘳𝘩𝘩𝘨𝘩..". Berniat untuk mengobrolkan sesuatu yang penting, Gito berusaha memantapkan diri.
Tapi rupanya suara itu mengacaukan suasana hati Jana, tatapannya mendelik menatap Gito tak suka, "𝘋𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘱𝘢𝘯𝘢𝘴, 𝘴𝘢𝘣𝘢𝘳 𝘥𝘶𝘭𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘨𝘢𝘬 𝘴𝘪𝘩 𝘛𝘰?, 𝘵𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘢𝘨𝘢𝘬 𝘥𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘥𝘶𝘭𝘶!", protesnya memarahi sifat Gito yang menurutnya tidak sabaran.
Tapi Gito malah terkekeh setelah mendapat omelan Jana kepadanya, ia meletakan kembali gelas berisi kopi miliknya di samping gelas milik Jana, "𝘒𝘢𝘭𝘰 𝘯𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘥𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯, 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘨𝘰𝘱𝘪 𝘯𝘢𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘑𝘢𝘯.. 𝘒𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘯𝘴𝘢𝘴𝘪 𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘬𝘢𝘭𝘰 𝘥𝘪𝘮𝘪𝘯𝘶𝘮 𝘱𝘢𝘴 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘱𝘢𝘯𝘢𝘴-𝘱𝘢𝘯𝘢𝘴", jawabnya membela diri.
Jana mendengus sembari melirik Gito dengan lirikan tajamnya, "𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘮𝘶𝘭𝘶𝘵 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘥𝘢𝘥𝘢𝘴 𝘛𝘰.. 𝘕𝘨𝘦𝘺𝘦𝘭 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵 𝘴𝘪𝘩 𝘥𝘪𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨𝘪𝘯".
Sekali lagi, Gito terkekeh, lalu akhirnya meminta maaf pada Jana, "𝘐𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘩 𝘑𝘢𝘯 𝘪𝘺𝘢 𝘮𝘢𝘢𝘧 𝘺𝘢.. 𝘎𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘨𝘪-𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘯𝘺𝘦𝘳𝘶𝘱𝘶𝘵 𝘬𝘰𝘱𝘪 𝘱𝘢𝘯𝘢𝘴-𝘱𝘢𝘯𝘢𝘴 𝘨𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘴𝘬𝘪𝘱𝘶𝘯 𝘦𝘯𝘢𝘬".
Jana menghela nafasnya, ia masih kesal, tapi ia juga sadar, rasa kesalnya tidak boleh kelewatan, toh itu hanya sekadar kopi.
Jana lalu mengambil kedua lututnya untuk di peluk oleh tangannya, ia diam saja, memutuskan untuk menikmati lagi terpaan sinar matahari ke tubuhnya. Untungnya pagi ini cerah, jadi mereka bisa bersantai di teras seperti ini. Seperti ini pun sudah terasa seperti 𝘩𝘦𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 bagi mereka yang dulu sehari-harinya di sibukkan dengan ujian sekolah, bimbel, belum lagi kumpul organisasi-organisasi yang mereka ikuti. Pokoknya masa-masa akhir sekolah mereka malah semakin padat, semakin produktif.
"𝘑𝘢𝘯, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘯𝘦𝘳 𝘮𝘢𝘶 𝘯𝘦𝘳𝘶𝘴𝘪𝘯 𝘬𝘶𝘭𝘪𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘜𝘎𝘔?", tanya Gito, niatnya memulai, semogaJana mau mendengarkannya kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙾𝚗𝚎𝚜𝚑𝚘𝚘𝚝 𝚐𝚢𝚞𝚑𝚊𝚘
FanfictionKumpulan oneshoot gyuhao - Slice of gyuhao relationship au - Canon au - Request au - Married life au - Mpreg Hao au
