Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
cr. pinterest
.・✫・゜・。. .・。.・゜✭・
Setelah hari mengenaskan untuk Wisa itu berlalu.
Wisa selalu berusaha menghindari Mikha.
Setiap pesan yang berasal dari Mikha, selalu Wisa abaikan.
Setiap pertemuan tidak sengaja nya dengan Mikha, Wisa selalu berlari sekuat tenaganya menjauh dari Mikha.
Bahkan saat Wisa tidak sengaja melihat Mikha, Wisa selalu bersembunyi di sudut manapun.
Ia tidak ingin raganya di temukan oleh Mikha.
Wisa tidak mau menjadi bahan percobaan gila sahabatnya itu.
Membayangkannya saja sudah membuat Wisa sakit kepala.
Seperti saat ini, setelah tidak sengaja melihat Mikha sedang berada di kantin, Wisa membalikkan tubuhnya dan segera berjalan menjauhi area kantin.
Wisa berjalan cepat menuju area parkir.
Dan bersandar di dindingnya, sembari memegangi dadanya. Jantungnya berdegup cepat sekali, seperti sedang berpacu di lintasan balap.
Setelah pengakuan Mikha itu, Wisa selalu dilanda kecemasan dan memikirkan banyak hal.
Wisa merasa sahabatnya itu mulai hilang kewarasan karena berencana menjadi seperti dirinya.
Tapi entah mengapa, seperti ada sesuatu yang berbeda dari inti perasaan Wisa.
Setelah mendengar Mikha ingin mencoba menjadi gay, Wisa seperti melihat sisi lain dari Mikha.
Seperti sedikit bertambah kharisma nya.
'Bangsat bangsattt!', Wisa mengumpati dirinya sendiri.
"Tai! Kenapa gue jadi kefikiran Mikha terus sih!", Wisa mengusak rambutnya dengan frustasinya, "Lagian itu anak ngapain sih ngide banget mau coba-coba nyimpang!, fucekkk!".
Wisa meraih ponselnya yang terus berdering yang berada di saku celananya.
Ia mengambil ponselnya, lalu mendekatkannya ke arah penglihatannya.
Dan seketika mata Wisa membulat dengan sempurna.
Panggilan tiada henti itu ternyata berasal dari orang yang kini ia hindari.
"Shit!, kagak ada nyerah nya ini anak!", racau Wisa.