𝙎𝙖𝙜𝙖𝙧𝙖 - 3

112 11 0
                                        

୨୧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

୨୧



Sagara menengadah ke atas, menatap langit-langit kamar yang luas milik Kala. Tubuhnya yang kini berbaring pada satu-satunya ranjang besar disana, rasanya hanya terisi kehampaan.

Perlahan, bulir bening mengisi kedua rongga matanya. Sagara merasa ini semua bukan lah yang diinginkannya, kekayaan Kala, ungkapan cinta yang berakhir semu, lalu perhatian Kala yang lama-lama mencekik jiwa nya secara perlahan.

Hatinya terasa begitu sesak. Rasa cinta yang dimilikinya untuk Kala seperti sebuah ke sia-siaan.

Sagara menarik nafasnya panjang, sesak di kalbu nya tak kunjung lapang.

Sagara hanya bisa memendam rindunya, rindu pada tingkah manja Kala ketika mereka bersama, Sagara rindu ketika Kala tersenyum dengan begitu cerah saat memenuhi janji pertemuan mereka, Sagara rindu, sampai setiap detik pun, otak Sagara selalu diisi oleh nama Kala.

Tapi Sagara juga tidak bisa lupa, banyak luka tanpa darah yang telah Kala torehkan kepadanya. Melukai hanya dengan diam, melukai hanya dengan kata. Kala tak pernah peduli pada perasaan Sagara. Sagara menganggap dirinya seperti barang mati yang menjadi koleksi Kala, hanya untuk memenuhi hasrat, hanya untuk memenuhi kesenangannya.

𝘈𝘱𝘢 𝘪𝘢 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘳𝘶𝘩 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘒𝘢𝘭𝘢?, 𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘒𝘢𝘭𝘢 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘚𝘢𝘨𝘢𝘳𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘱𝘦𝘳𝘮𝘢𝘪𝘯𝘢𝘯?.

Sagara memiringkan tubuhnya, lalu merengkuh tubuh kurus nya sendiri. Ia tidak mau perasaannya tersakiti lagi, tapi Sagara tidak munafik, rasa cinta nya pada Kala menutupi rasa sakit itu.

Rintihan tangisnya begitu pelan, ia tidak ingin Kala tau, seperti yang sudah terlewat, ia harus bisa menahannya sendiri.

Ditengah kekalutan, Sagara mendengar kenop pintu kamar itu dibuka. Dan dengan sigap, ia segera menghapus jejak air matanya, sebisa mungkin sampai tak tersisa satu tetes pun.

Sagara membalik tubuhnya, dan melihat ke arah pintu. Sorot pandangnya saling bertemu dengan Kala.

Mata Sayu Sagara dibuka nya selebar mungkin, relung nya gugup kembali, ia tidak ingin Kala tau kalau ia habis menangis. Sagara lalu beranjak dari posisi tidurnya, ia duduk sembari di sangga oleh kedua tangannya.

Kala begitu tampan dengan jubah tidurnya, kain silk itu begitu menawan melekat di tubuh Kala. Untuk sesaat bening matanya mengagumi sosok lelaki yang menjadi madu sekaligus racun baginya.

Kala berjalan mendekat ke arah Sagara, ia duduk di samping Sagara dan mengelus anak rambut yang tumbuh dipelipis Sagara.

"𝘔𝘢𝘢𝘧 𝘴𝘰𝘢𝘭 𝘥𝘪 𝘮𝘦𝘫𝘢 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘥𝘪, 𝘴𝘦𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘨𝘢𝘬 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘱𝘳𝘰𝘵𝘦𝘴, 𝘮𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘦𝘯𝘢𝘬 𝘒𝘢𝘭𝘢, 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩..", Sagara meraih lengan Kala, dan menggenggamnya penuh perasaan.

𝙾𝚗𝚎𝚜𝚑𝚘𝚘𝚝 𝚐𝚢𝚞𝚑𝚊𝚘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang