A PASSIONATE AGE GAP (2)

152 4 0
                                    

MASUKKAN CERITA INI KE LIBRARY /PERPUSTAKAAN KAMU SUPAYA SETIAP ADA PEMBARUAN BAB, KAMU BISA LANGSUNG BACA.

THIS WORK BELONGS TO FIELSYA (Fielsya)

Vote dan komen yang banyak

🔥🔥🔥

Ya, dalam percakapanku dengan si Gadis Nakal tadi, akhirnya satu anggota keluargaku jadi tahu, bahwa hubunganku dengan Reva tak seindah yang kami tampakkan dihadapan mereka. Aku memang tidak menyatakannya secara gamblang bagaimana kondisi yang sebenarnya, tetapi dari raut wajah adikku itu, bisa aku tangkap bahwa dia juga turut sedih atas apa yang terjadi.

Si Gadis Nakal itu bernama Almira. Dia anak yang ditemukan warga sekitar kantor tempat papaku berdinas dulu. Tepatnya di daerah Polrestabes Surabaya. Saat itu, kebetulan mamaku yang juga lulusan akademi kebidanan ada di sana dan merasa iba atas nasib seorang bayi perempuan yang ditelantarkan begitu saja oleh orang tua yang tidak bertanggung jawab.Atas izin dinas sosial setempat, dan juga atasan papa, akhirnya mama bisa merawat bayi itu selama beberapa bulan sebelum akhirnya pengadilan mengesahkannya menjadi anak angkat kedua orang tuaku. Tak ada rasa iri saat semua orang memberikan Almira kasih sayang yang lebih intens daripada kepadaku. Saat itu usiaku yang sudah sepuluh tahun juga menginginkan hadirnya seorang adik, seperti kebanyakan teman yang sepertinya seru saatpunya teman main di rumah.

Aku begitu menyayangi Almira, begitu pun dengan dia. Tak jarang, sebelum memutuskan untuk menikahi Reva, banyak orang mengira bahwa aku dan Gadis Nakal ituadalah sepasang kekasih. Dari tingkah laku kami yang hampir setiap hari menghabiskan waktu bersama, bergandengan bahkan berpelukan mesra di tengah kerumunan banyak orang.Terkadang aku juga menciumi pipinya yang lembut nan tirus saat dia memberiku kejutan. Namun, jujur saja, tak ada gairah apa pun yang muncul di antara kami. Sekali pun kami tahu bahwa bisa saja kami menjalin hubungan, tetapi rasa sayangku padanya hanya sebatas kakak pada adiknya, tidak lebih. Beruntung Reva tidak mempermasalahkan hal itu, bahkan mereka berdua kadang beradu akting bagaikan istri sah dan madu yang sedang berebut suami mereka.Ya, aku hanya bisa berharap, agar apa yang Almira ketahui tak akan memengaruhi hubungan baiknya dengan Reva. Bagaimana pun juga, aku sangat tahu, si Gadis Nakal tidak akan pernah membiarkan kakaknya disakiti siapa pun. Apalagi itu wanita. Aku tidak ingin melihat drama antara ipar versus menantu yang belakangan kerap viral di sosial media, terjadi pada rumah tanggaku. Rasanya tidak lucu kalau aku harus memilih antara Reva dan keluargaku. Mereka sama-sama aku cintai dalam kondisi yang berbeda.

Aku jadi teringat ucapan Almira sebelum sambungan panggilan video tadi terputus.Katanya, kunci hubungan itu ada pada laki-laki. Kalau laki-lakinya mau mempertahankan dan mau membimbing istri untuk sama-sama berubah, maka rumah tangga akan baik-baiksaja. Sebaliknya, bila suami terus cuek pada kondisi rumah tangga yang sedang kacau, maka tinggal menunggu waktu saja untuk melihat kehancurannya. Entahlah, dari mana dia bisa dapatkan kalimat bijak seperti itu. Tapi, harus kuakui memang apa yang dia katakan ada benarnya.

Niat mandiku telah hilang setelah berbicara banyak hal dengan Almira. Tidak hanya mengenai rumah tanggaku, tetapi juga tentang niatnya untuk menginap selama satu minggu di rumah ini, karena lusa orang tua kami akan dinas beberapa hari di luar kota. Bukan tidak ada orang, tetapi Almira tidak begitu nyaman tinggal di rumah dengan dua ajudan yang salah satunya kata Almira sering menggodanya dengan nakal. Maka kuizinkan dia untuk tinggal sementara waktu di sini. Hitung-hitung supaya Reva juga tidak terlalu bosan saat di rumah karena ada adikku yang akan menemaninya ngobrol atau melakukan banyak hal. Apalagi mereka punya banyak sekali kecocokan dalam beberapa bidang, terutama tentang make up dan shopping.

Aku hendak melepas handuk dari tubuh yang sudah mengering ini. Namun, suara ketukan pintu mengurungkan niatku. Kubuka pintu perlahan untuk memastikan siapa yang di balik pintu.

Seorang wanita dengan rambut curly terurai berdiri di ambang pintu. Dia mengenakan set lingerie berwarna merah menyala, menampilkan gumpalan kenyal yang menyembul di bagian dada. Perlahan dia mendekat, berlenggak-lenggok bak model yang sedang berjalan diatas catwalk.

Aku hanya mematung, seraya menerka-nerka apa yang akan dia lakukan setelah ini. Kini kami tepat berhadapan satu sama lain. Aku bisa mencium aroma alkohol yang berusaha dia tutupi dengan aroma parfum yang menjadi favoritku selama beberapa tahun terakhir.

"Aku nungguin kamu dari tadi di kamar, ternyata kamu di sini?" tanyanya yang lengannya kini sudah melingkar di leherku.

Aku pun membalasnya dengan memeluk pinggulnya. "Aku pikir kamu sudah tidur karena terlalu mabuk. Jadi aku nggak mau ganggu kamu. Makanya aku beberes di kamar ini.

"Dia menempelkan tubuhnya ke tubuhku. Kepalanya yang tepat sejajar dengan leherku, memudahkan dia, yang tak lain adalah istriku justru sukses kembali membangkitkan libido dengan beberapa kecupan di belakang telinga. Tangannya yang halus, mulai mengeratkan pelukanku pada tubuhnya, hingga dapat kurasakan gundukan kenyal itu menekan dadaku yang bidang.

"Co, aku kangen," ucapnya dengan suara parau. Bisa kupastikan, saat ini istri tercintaku ini tengah menahan hasrat karena pengaruh alkohol. Sebagai lelaki normal tentunya aku bisa menyambutnya dengan segenap nafsuku. Hanya saja, logika yang menyadarkanku bahwa ini bukan murni kemauannya, membuatku menahan diri.

"Re, aku capek. Bisa kita melakukannya besok saja? Kebetulan aku juga laper banget.Tenagaku nggak mungkin cukup untuk bisa memuaskanmu malam ini," tolakku secara halus.Pelan-pelan aku menjauhkan tubuh Reva dariku. Namun, sekuat tenaga dia menolak,bahkan tanpa sengaja melepas balutan handuk yang menutupi adik kecilku itu. Mata Reva seketika berbinar, tangannya segera meraih dan memijat pelan sambil sesekali memainkan ujungnya.

Kalau seperti ini, bagaimana caranya aku menolak? Apa pun yang kurasakan, tapi aku tetaplah pria normal yang tak mungkin bisa terus menerus menolak perlakuan ini.

"Malam ini kita dinner spesial dulu, baru setelah itu, aku akan menemani kamumakan malam yang sesungguhnya," bujuk Reva yang perlahan tubuhnya meluruh dengan ditumpu kedua lututnya duduk di lantai. Kepalanya tepat berhadapan dengan adikku, bahkan bibirnya yang mungil sudah siap menerkam adik kecil yang mulai berdiri menunjukkan keperkasaannya.

Ujung kenikmatan itu mulai dilumatnya secara perlahan, tetapi akhirnya aku menahan kepala Reva, menghentikan aktivitasnya untuk sejenak. Kuminta dia untuk duduk di kasur, sedangkan aku menutup pintu kamar. Kami memang belum memiliki anak, tetapi di rumah ini kami tinggal berempat dengan seorang asisten rumah tangga dan sopir pribadi istriku. Tidak lucu kalau sampai salah satu dari mereka melihat adegan yang sedang kami lakukan,lalu memviralkannya di situs porno.

Aku kembali ke hadapan Reva, tetapi bukan untuk memintanya meneruskan apa yang sudah kami tunda. Kubelai rambut hingga pipi dan bibirnya yang merona karena lapisan pewarna bibir.

"Jujur sama aku, seandainya kamu sepenuhnya sadar, bukan dalam keadaan mabukseperti sekarang, apa kamu akan melayaniku?"

***

Penasaran? Yang pengen baca short story ini dan 5 lainnya lebih cepat sampai tamat, yakni:

Penasaran? Yang pengen baca short story ini dan 5 lainnya lebih cepat sampai tamat, yakni:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1. Pulau Terpencil (Aditya-Luna)
2. Daddy's Ecs (Darius-Anya)
3. Sweet Revenge (Kevin-Clarissa)
4. Meet Me at Pavilion (Abisena-Gendhis)
5. Passionate Age Gap (Rico-Almira)
6. Obsessed (Danu-Maya)

Klik ini:

https://karyakarsa.com/Thewwg/series/hot-age-gap-romance

AGE GAP ROMANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang