OBSESSED (1)

135 1 0
                                    

Selamat Natal bagi Sahabat The WWG yang merayakan dan selamat berlibur bagi kita semua. Di hari yang penuh berkat ini, kami akan posting cerita baru Hot Age Gap Romance. Kali ini karya Ry-Santi (Ry-santi).

Vote dan komen yang banyak.

🔥🔥🔥


Gadis itu lagi!

Helaan napas pendek keluar dari lubang hidung mancung Danu kala tak sengaja bertemu muka dengan seorang perawat baru di ruang paru. Bukan baju magang yang melekat di lekuk tubuh bak gitarnya, melainkan seragam resmi rumah sakit yang membuat kulit kuning langsatnya bercahaya bagai mutiara baru diasah. Bibir tebal bocah ingusan itu menerbitkan seulas senyum tipis saat menyambut Danu walau tatapannya mengisyaratkan bahwa tak semestinya mereka bertemu.

Nggak ada rumah sakit lain apa?

Begitulah yang selalu Danu gaungkan dalam batin kenapa dia harus mengabdikan diri di sini. Bukankah masih banyak instansi rumah sakit swasta yang jauh lebih mumpuni menyejahterakan pegawai?

"Siang, Dok," sapa Maya.

Tahu hal tersebut sekadar formalitas belaka, Danu hanya mengangguk singkat lantas mengedarkan pandang, "Mana seniormu?"

"Mbak Diah lagi suction pasien di kamar dua. Mas Fajar barusan antar pasien ke CT-Scan," jawab Maya. "Atau ... saya—"

Kibasan tangan yang menyiratkan Maya tuk hengkang disertai suara decak kekesalan Danu langsung membungkam bibirnya. Kontan sembilu merayapi dada mengetahui penolakan Danu yang terlalu blakblakan. Maya bisa saja membalas perbuatan kasar dokter itu, tapi apa daya hirarki tempatnya mengais cuan menghalanginya berbuat demikian.

Jika ditilik ulang, rasa-rasanya bukan hal baru mendapati sikap kasar nan arogan Danu. Ketika Maya masih menjadi mahasiswa magang, salah satu temannya berhasil dibuat banjir air mata setelah tidak sengaja menyuguhkan makan kepada pasien yang direncanakan bronkoskopi. Memang bukan sebuah kesalahan fatal, hanya saja waktu itu Danu ngamuk-ngamuk mirip orang kesetanan padahal pemeriksaan tersebut masih bisa dilakukan esok hari.

Di satu sisi, bukankah dokter dan perawat adalah sejawat yang saling bahu-membahu merawat pasien? Pikir Maya tak memahami jalan pikiran seorang Danu. Tanpa perawat, mana mungkin dokter bisa mengatasi keluhan dan kebutuhan dasar puluhan pasien seorang diri.

Lagaknya sok-sokan dokter padahal cuma om-om tantrum! Sungut Maya dalam hati. Kalau bukan urusan duit, mana mau aku kerja di sini!

Malas menyulut masalah, Maya langsung menyodorkan meja komputer portabel menyilakan dokter tinggi semampai tersebut membuka ID. Lantas dia berbalik sekadar memberi ruang Danu, namun langkahnya tertahan kala telinganya menangkap ungkapan tak mengenakkan,

"Masih punya etika nggak?"

Suara berat Danu menjelma menjadi sebilah pisau bedah yang menancap dada Maya tanpa aba-aba.

"Laporan keluhan pasien atau apa kek, perawat baru kok malah diem aja kayak orang bego," sambung Danu masih terus memerhatikan layar komputer.

Kepalan tangan gadis itu kian menguat sampai-sampai buku-buku jari lentiknya memutih. Dia meniup poni lempar selagi bibirnya menggumamkan belasan umpatan lantas memutar badan,

AGE GAP ROMANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang