OBSESSED (5)

137 3 0
                                    

This work belongs to Ry-santi (Ry-santi)

Vote dan komen yang banyak.

🔥🔥🔥

Dapur tak lagi menjadi tempat menyuguhkan sajian, melainkan saksi bisu dua manusia bermandikan hasrat. Pecahan gelas dan piring yang berserakan di lantai tak menjadi masalah bagi mereka yang terlanjur tenggelam dalam pergumulan panas.

Mulanya kecupan.

Awalnya sekadar rayuan.

Hingga akhirnya membentuk nafsu layaknya binatang yang enggan berhenti saling menyetubuhi.

Duduk mengangkang di atas meja tanpa sehelai benang melekat di badan, Maya dibuat kelabakan sampai desahannya memenuhi dapur ketika Danu meraup vaginanya yang sialan basah. Bukan hanya itu saja, jemari Danu tidak tinggal diam; jempol memilin biji klitoris bengkak Maya bersama dua jari lain keluar-masuk ke dalam liang senggama.

Tanpa ada rasa jijik.

"Nggh ... Danu ..." racau Maya kian gelisah ketika lidah Danu makin beringas melahap bawah pusatnya. Sebelah tangan Maya meremas untaian rambu ikal Danu, sedangkan tangan lain memelintir putingnya yang mengeras.

Seluruh dunia rasa-rasanya berhenti berotasi kala segenap jiwa dan raga Maya dibuat tunduk oleh perlakuan Danu. Terlihat seperti pelacur kecil, tapi hanya Danu lah yang bisa memenuhi fantasi liar Maya.

Dia sangat menggilai oral seks sebab dari sudut pandang Maya, Danu seperti sedang memuja tubuhnya sedemikian rupa tanpa memedulikan mungkin ada gumpalan darah haid keluar dari sana. Maya menjerit saat Danu tiba-tiba menggigit biji klitorisnya begitu gemas dan menusuk-nusukkan lidah ke lipatan-lipatan sensitif kewanitaannya.

Lelaki itu bangkit perlahan-lahan, menautkan kontak mata kepada Maya yang berpeluh keringat. Napas memburu disertai jantung bertalu-talu akibat dibanjiri adrenalin tak menghentikan Danu meneruskan apa yang telah dimulai. Dengan kasar, dia membalikkan tubuh Maya hingga menungging lantas melahap vagina gadis itu dari belakang.

"Danu!" pekik Maya menoleh ke arah lelaki itu. "Mmhh ... fuck!"

Yang dipanggil malah acuh tak acuh, justru sibuk meludahkan air liur ke lubang anal kemudian membenamkan lidahnya di sana selagi menenggelamkan tiga jari dalam vagina Maya. Lagi dan lagi.

Sekujur otot perut Maya dibuat mengejang manakala Danu menampar keras bongkahan pantatnya. Rangsangan itu makin mengundang Maya tuk meninggikan posisi pinggul supaya Danu kembali memukulnya.

Tahu apa yang diinginkan Maya, Danu meraih massage candle berwarna kemerahan nan beraroma vanila di sisi wastafel, apinya menari-nari mengiringi pertunjukannya sembari menanti apa yang bakal lelaki itu perbuat. Dia juga membuka kulkas dan mengambil botol berisi madu. Dituang cairan lilin di bulatan pantat Maya.

"Panas?" Danu memiringkan kepala tapi tak menghentikan aksinya menumpahkan lelehannya.

Gelengan cepat Maya menerbitkan seringai di bibir Danu, membiarkan lilin itu perlahan-lahan menetes dan mengotori meja. Sesaat kemudian, dia mengusap bokong Maya menyebabkan bongkahan menggemaskan itu berkilau diterpa cahaya sebelum tamparan yang jauh lebih keras mendarat di sana.

"Ssh ..." rintih Maya sambil menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Otot-otot vaginanya semakin berkedut-kedut sementara cairan beningnya semakin membanjiri pangkal paha. Perih dan nikmat telah membaur di seluruh pembuluh darah. Ini yang disukai Maya dari permainan Danu—mengajari sesuatu yang belum pernah dirasakan seumur hidup. Walau mulanya menyakitkan, entah kenapa dewi batin Maya justru menuntut lebih banyak. "Ahh ... Danu ..." keluhnya lagi merasakan satu jari Danu merasuki analnya. "Aku mau penis kamu, bukan ja--Danu!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AGE GAP ROMANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang