DADDY'S ECS (1)

261 5 0
                                    

This work belongs to Ayana (Ayana_Ann)

Vote dan komen yang banyak

🔥🔥🔥

"Nya, kamu nggak kuliah?"

Anya yang sedang membersihkan rambut-rambut halus di ketiaknya otomatis terperanjat sendiri. Beruntung dia belum mengeksekusi rambut pada bagian pribadinya-kalau mamanya sampai lihat-bisa panjang kali lebar rentetan pertanyaannya.

"Mama sendiri gimana?" Anya balik tanya.

"Event-nya masih minggu depan, paling bahas printilannya aja sama om Darius nanti," sahut Mama Deswita. Ia mengambil tempat di sisi ranjang Anya, lalu memandangi aktivitas sang anak dengan saksama. "Bulu ketek-mu, kan, nggak ada, ngapain kamu cabutin segala? Nanti malah lebat," ujarnya. "Kamu itu nurun Mama, sampai tua gini, ketek Mama mulus tanpa bulu. Kuncinya nggak usah aneh-aneh, nggak usah diapa-apain segala ..."

"Hmm, ya." Anya mengangguk sekenanya. Lalu melirik Deswita penasaran. "Jadi, hari ini karyawan-karyawan pada libur, dong, Ma?"

Deswita membenarkan. "Cuma om Darius aja yang datang," jelasnya.

"Oh." Anya berharap Deswita segera keluar dari kamar, supaya dia bisa melanjutkan kegiatannya. Cukur rambut kemaluan.

Deswita justru tidak beranjak, malah menatap Anya dengan sorot penuh makna.

Anya mendesah terpaksa. "Mama mau ngegosip apa?" Seolah bisa menebak isi pikiran Deswita.

"Om Darius, lho ..." Senyum Deswita mengembang. Senang karena Anya paham betul tujuannya menghampiri ke kamar.

Melahirkan Anya diusia dua puluhan, membuat Deswita memperlakukan anaknya layaknya bestie. Ditambah tanpa ada sosok suami yang mendampingi, ikatan antara ibu dan anak itu pun semakin erat. Hidup Deswita adalah Anya, dan Anyalah satu-satunya sahabat tempat bercerita. Kelahiran Anya menyembuhkan luka Deswita karena ditinggalkan begitu saja oleh lelaki yang menghamilinya. Semua benci dan dendam mendadak luruh kala Anya hadir ke dunia.

Fokus Deswita hanya satu; membahagiakan Anya.

Prinsip itulah yang membuatnya tetap bertahan meski jatuh bangun serta pontang-panting, mengembangkan bisnis event organizer miliknya.

Hasil tiada mengkhianati usaha, setelah 10 tahun berjuang, bisnis Deswita kini berkembang pesat. Bahkan menjadi salah satu EO paling dicari di Jawa Timur.

Adalah Darius Adwaya, teman seperjuangan, sekaligus saksi hidup Deswita ketika mengalami pasang surut.

Dua puluh tahun lalu, orang tua Deswita yang konvensional dan kolot, mengusirnya karena ketahuan hamil. Saat berada di titik terendah, tiada keluarga yang bersedia menerima Deswita. Kepedulian justru datang dari orang tua Darius yang merupakan tetangga Deswita. Mereka dengan suka rela menampung Deswita di salah satu kamar indekost-nya. Deswita diperlakukan bak anak sendiri, dijaga sepenuh hati hingga Anya akhirnya lahir.

Bahkan, orang tua Dariuslah yang memodali Deswita untuk memulai bisnis.

"Kenapa om Darius?" tanya Anya berpura-pura antusias.

"Kayaknya istrinya ketahuan selingkuh lagi," ujar Deswita setengah membisik. Padahal, di rumah itu hanya ada dirinya dan Anya, dia harusnya tak perlu berbisik segala. Tapi, yang namanya 'gibah', bila tidak diceritakan dengan dramatis, ya ... kurang seru.

"Mosok, Ma?" timpal Anya.

Deswita mengiakan. "Jelas-jelas dipergoki lagi sama berondong, kok ..."

"Ck." Anya menggeleng iba. "Kasian, om Darius," sahutnya. "Gitu kenapa nggak gugat cerai aja, sih?"

AGE GAP ROMANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang