Suasana terasa tegang di sebuah rumah, tepatnya di ruang keluarga. Dua keluarga tengah berkumpul ingin membicarakan sesuatu dan Nara juga turut hadir disana.
Nara tak menyangka jika akan bertemu lagi keluarganya dirumah Marvel, yah saat ini mereka tengah berada dirumah orang tua Marvin. Saat Nara baru saja datang ternyata orang tua nya juga datang bahkan mereka hampir bersamaan sampai disana.
Tatapan nara terlihat datar, itulah yang dilihat Fani saat ini. Tidak ada lagi anak nya yang menatapnya penuh minat membuat hati Fani sakit.
"Langsung saja Om, Tante. Maaf sebelumnya jika menganggu waktu kalian malam ini, Kedatangan saya disini hanya untuk mengatakan jika saya ingin pertunangan saya dan Marvel putus". Ucap Nara to the poin.
Gadis itu tidak ingin berbasa-basi, apalagi melihat keluarga yang selalu membuatnya menderita.
Tentu peryataan dari nara membuat orang tua Marvel terkejut, perasaan Hana, ibu dari Marvel langsung tidak enak, apalagi melihat Nara yang sepertinya sangat membenci anak nya.
"Bagaimana maksud mu nak? Kenapa kamu ingin memutuskan pertunangan kalian". Tanya hana tak mengerti, sebab Nara sangat mencintai anak nya, dia dan juga sang istri sangat menyukai Nara. Tapi gadis itu tiba-tiba datang mengatakan hal yang sangat mengejutkan.
Helaan nafas keluar dari mulut Nara. "Maaf, anak om dan tente tidak menyukai saya. Dia menyukai Refa, selama ini juga Marvel tidak pernah menganggap saya sebagai tunangan nya dan malah menjalin hubungan dengan Refa". Jawab Nara tanpa memperdulikan tatapan tajam dari Marvel.
Saat ini pemuda itu tengah menahan emosinya, sejak tadi tangan nya terkepal kuat ketika Nara mengatakan jika ingin memutuskan hubungan pertunangan mereka.
Entah kenapa, Marvel sangat tidak menyukai nya. Padahal bukan kah selama ini yang itu dia mau? Lepas dari Nara dan bebas bersama Refa? Tapi kenapa dia seperti tidak rela melepaskan Nara.
Refa diam-diam menatap kearah Marvel yang memperlihatkan wajah kesal nya, Refa dibuat kesal karena sepertinya Marvel tak suka jika Nara memutuskan hubungan mereka.
Hana menatap tajam kearah sang anak,sungguh dia tidak menyangka perbuatan putra semata wayangnya itu, Marvel telah mempermainkan wanita.
"Apa betul yang dikatakan Nara?".Tanya Hana menatap Marvel.
Marvel tersentak ketika mendengar suara sang mama yang sedikit meninggi, entah apa yang akan di jawabnya karena memang benar apa yang dikatakan oleh Nara.
"Inilah yang kami ingin bicarakan Xavier, Hana. Kedatangan kami kesini memang tentang masalah pertunangan anak kita". Timpal Dirga membuat Nara mendecih pelan. Tapi masih bisa didengar oleh semua orang.
"Kak keyra kok gitu sih sama papa".Tegur Refa dengan wajah polosnya.
"Bukan urusa Lo". Balas Nara menatap tajam pada Refa.
"Dasar nggak punya sopan santun". Kali ini Bima yang maju, karena tak suka jika melihat Nara menganggu adik kesayangannya.
"Emang!!! Gue emang nggak punya sopan santun sama orang yang nggak bisa hargain gue. Kenapa? Sirik Lo sama gue? Makanya jangan jadi anak papa sama mama Lo". Kekeh Nara pelan.
Dirga dan Fani yang mendengar kosa kata nara sangat terkejut, apalagi aksen kata yang digunakan oleh Nara sangatlah berbeda dari biasanya.
"Dasar pembawa sial!!! Nyesel aku punya adik macam tai kayak kamu tuh!!". Lagi-lagi Bima seakan tak mau dikalah.
"Dih!! Geer benget anda yah, siapa juga yang mau jadi adik Lo. Kita memang sedarah tapi hubungan keluarga kita sudah PUTUS!!". peringati Nara.
Xavier dan Hana yang melihat perdebatan keluarga Dirga saling tatap, ternyata ada yang tidak beres disini pikir mereka.
"NARA JAGA UCAPAN MU!!!". bentak Dirga tanpa tahu tempat. Bentakan itu membuat orang tua Marvel terkejut. Pasalnya selama mereka bersahabat dengan Dirga dan Fani, tidak pernah sekalipun melihat Dirga yang marah bahkan sampai memarahi anak nya sendiri.
"Kenapa? Anak anda yang duluan, saya hanya membalas mereka".
Plak
Wajah Nara tertoleh kesamping kiri, tapi bukannya sakit gadis itu malah tertawa pelan.
Xavier dan Hana sampai terkejut ketika Dirga menampar anak nya didepan mereka.
"Dirga kenapa kamu tega pada anak mu sendiri!!". Lerai Xavier tak suka melihat kelakuan sahabat nya itu.
"Diamlah Xavier memang pantas anak sialan ini mendapatkan nya. Dia bahkan tidak menghargai kami orang tuanya". Balas Dirga menatap nyalang kearah Nara.
"Hahaha!! Orang tua? Kalian bukan orang tua saya. Sekarang saya anak yatim piatu. Bukan kah begitu tuan Dirga dan nyonya Stefani?".
Deg
Stefani merasa sesak di dada nya kala mendengar ucapan Nara yang begitu menusuk hatinya. Bagaimana bisa Nara mengatakan hal yang menyakitinya, sedangkan dia lahir dari rahim nya.
"Kamu memang bukan anak kami.Kamu hanya anak s*alan yang hanya menumpang dirahim istri saya!!". Dirga berucap begitu emosi tanpa memperdulikan apa yang terjadi dimasa depan.
Nara terdiam, wajahnya kembali datar dan dingin bahkan auranya sangatlah gelap.
"Dirga apa yang kamu katakan ? Kenapa kamu tega sama putri mu sendiri? Apa kamu tidak ingat perjuangan mu untuk memilikinya?". Xavier tidak habis pikir dibuat oleh Dirga yang mengatakan hal yang sangat menyakitkan.
"Om tidak perlu membela saya, saya memang bukan anak mereka sesuai apa yang dikatakan oleh tuan Dirga jika saya hanya menumpang di rahim nyonya Stefani". Nara mengatak itu dengan ekspresi datar nya.
Refa tersenyum dalam hati melihat keluarga angkatnya sudah diambang kehacuran. Sungguh pertunjukkan yang luar biasa menurutnya.
Tak
Nara meletakkan cincin pertunangan nya diatas meja. "Terimakasih atas kebaikan Tante dan Om selama ini yang sudah menganggap Nara sebagai anak sendiri dan maaf atas kesalahan Nara selama ini jika membuat Tante dan Om tidak nyaman".
Hana menggelengkan kepalanya, wanita itu sudah menangis sejak tadi. Apalagi melihat Dirga yang membentak Nara, entah kenapa hatinya yang sakit. Selama ini mereka sangat mendambakan anak perempuan tapi tuhan berkehendak lain karena saat setelah melahirkan Marvel terpaksa rahimnya diangkat karena sesuatu hal.
"Kamu tidak pernah merepotkan kami sayang, justru Tante sangat senang pada mu nak. Tante sudah menganggapmu sebagai anak hiks". Balas Hana langsung memeluk Nara erat.
Hati Nara begitu sakit mendengar tangisan Hana. Lihatlah, orang lain saja begitu menyayangi nya dan menganggap nya sebagai anak, sedangkan orang tuanya membuang nya dan malah mengakui anak yang tidak lahir dari rahim ibu nya Sungguh miris.
Nara membalas pelukan Hana, pelukan yang sejak lama sudah tidak Nara rasakan. Pelukan yang selalu dirindukannya setiap saat. Tapi pelukan itu tidak didapat dari orang tuanya melainkan dari orang tua mantan tunangan nya.
Matanya terpejam merasakan pelukan itu, mungkin yang terakhir kalinya dia akan merasakan pelukan hangat tersebut. Tak terasa air matanya menetes, sungguh Nara sangat lemah mengenai kasih sayang.
"Terimakasih... Te-terimakasih telah menganggap aku anak Tante". Suara nya begitu serak. Siapapun yang mendengarnya pasti tahu jika saat ini Nara sedang menangis dipelukan Hana.
Fani dan Dirga merasa tercubit akan apa yang di ucapakan Nara. Lebih-lebih Stefani sampai ikut meneteskan air matanya.
Bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
Y.A.K.A.D
JugendliteraturIni bukan cerita transmigrasi tapi cerita dimana kekecewaan anak kandung yang sudah tidak bisa ditolerir lagi sebab keluarga nya lebih menyayangi anak angkat nya dibandingkan dengan dirinya yang notabene anak kandung dirumah itu. Hingga di sadar dan...