30. Nara ingin membongkar rahasia Refa?

126 18 0
                                    

Nara turun dari kamar apartemen nya pagi-pagi sekali, kali ini dia akan menghindar dari Dewangga.

Setelah pemuda itu mengatakan perasaan nya yang secara gamblang membuat merasa sedikit malu. Bahkan dia sampai menunda kepindahan nya kemarin sebab terus memikirkan perkataan Dewangga.

"CK dasar menyebalkan. Kenapa juga aku terus memikirkan itu hadehhh bikin pusing aja". Gumamnya memukul kepalanya pelan sambil terus berjalan.

Tanpa Nara sadari ternyata sudah ada dewangga yang tengah menunggunya dalam mobil.

"raa....". nara tersentak kaget ketika suara yang tidak ingin didengar nya sedang memanggil nya.

"Astaga!!! Jantung ku kaget". Ucapnya memegang jantung nya yang berdetak tak karuan, sebab gadis itu benar-benar kaget akan teriakan Dewangga yang tiba-tiba.

Niat hati ingin menghindar nyatanya Dewangga sendiri yang menghampirinya. Apa pemuda itu tidak malu mengatakan perasaan nya kemarin dan tiba-tiba kini sudah ada lagi. Pikir Nara.

"Ayo kita berangkat sama-sama". Ajak nya langsung membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan Nara untuk masuk.

"Aku bisa berangkat sendiri". Balas  nara langsung berjalan.

Dewangga mengejarnya, memegang tangan Nara. "Tidak perlu malu. Seharusnya aku yang malu mengenai hal kemarin". Nara terdiam sejenak, benar apa yang dikatakan Dewangga. Kenapa juga dia yang harus malu, padahal Dewangga yang menyatakan perasaannya bukan? Bukan dirinya.

"Baiklah, tapi lepaskan tangan mu dulu". Dewangga perlahan melepaskan tangannya, kemudian Nara berjalan mundur dan langsung masuk dalamobil Dewangga. Pemuda itu sampai terkekeh melihat tingkah Nara.

Sepanjang perjalanan keduanya hanya diam, Nara hanya melihat kearah jendela, sedangkan dewangga fokus menyetir hingga tak terasa mobil Dewangga sudah sampai di parkiran sekolah.

"Kamu ngehindarin aku? Makanya berangkat pagi?". Tanya Dewangga saat Nara ingin membuka pintu mobil.

Gadis itu terdiam, sebagai memang apa yang dikatakan Dewangga adalah benar. Mudah sekali ditebak kan.

Helaan nafas keluar dari mulut dewangga." Yang aku katakan kemarin adalah benar ra, aku memang menyukai mu. Tapi itu terserah kamu mau menerima aku atau tidak tapi aku akan terus mengejarmu sampai kamu jadi milik ku. Karena kamu hanya milik seorang Dewangga. Jadi lain kali tidak usah menghindar seperti tadi ". Terang Dewangga.

Nara menatap Dewangga. "Maaf aku belum bisa membalas perasaan mu. Saat ini aku hanya menganggap mu teman terbaik ku setelah Indira

"It's okey. Aku akan selalu bersabar sampai tiba kita menikah". Nara tak menjawab, karena pemikiran nya belum sampai kesana. Apalagi mereka masih sekolah menengah atas. Masih banyak cita-cita dan tujuan yang harus dicapai nya.

"semoga kamu sabar menungguku". Setelah mengatakan itu, Nara langsung keluar dari mobil Dewangga.

Tak banyak yang melihat keduanya, sebab keadaan sekolah masih sepi. Hanya hitungan siswa-siswi yang baru datang.

Nara berjalan menuju kantin, saat ini perutnya sedari tadi merasa berbunyi minta di isi oleh makanan enak.

"Nasi goreng Bu sama es teh nya dua gelas". Kata nara pada ibu kantin.

Selang beberapa lama menunggu akhirnya pesanan nya datang, sesuai dengan pesanan nya nasi goreng yang menggugah selera dan juga es teh dua gelas yang berada didepan nya.

Tak menunggu waktu lama, nara segera menyantap dengan lahap makanan didepan nya sampai tak tersisa. Bahkan gadis itu menambah Aqua botol satu.

Setelah merasa kenyang, nara langsung ke kelas tak lupa membayar makanan nya.

Y.A.K.A.D Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang