27. SKSD

144 22 9
                                    

Nara menatap orang-orang yang melihat kepadanya, bahkan terdengar bisik-bisik diantara mereka sepanjang dari parkiran menuju ke kelasnya bersama dengan Dewangga.

"Tidak usah pedulikan mereka". Ujar Dewangga menarik nara masuk dalam kelas.

"Duduk dibangkumu". Dewangga langsung pergi di tempat duduknya paling belakang dan paling pojok. Pemuda itu langsung menundukkan kepalanya dan mulai memejamkan mata, Nara sampai menggelengkan kepalanya melihat tingkah aneh Dewangga.

"NARAAAA...!!!". suara teriakan seseorang dari luar kelas membuat seisi kelas langsung menatapnya begitupun juga dengan Nara.

Siapa lagi jika bukan Indira, gadis itu segera berlari Dan duduk disamping Nara.

"Suara Lo kayak toa". Protes Nara dengan tangan terlipat di dadanya.

"Maaf hehe... Tapi ada yang lebih penting dari itu. Nih lihat sendiri". Indira menyodorkan ponsel nya tepat didepan Nara.

Nara menatap berita yang ada di grup sekolah mereka. Jika saat ini pertunangan nara dan Marvel telah putus dan digantikan oleh refa.

"Jadi gara-gara ini mereka semua berbisik?". Ucapnya cukup keras sampai melihat semua orang-orang yanga ada dikelasnya.

Seketika hening, mereka yang tadi bergosip juga langsung terdiam mendengar suara nara.

"Kalian tidak perlu mengasihani gue, karena gue yang mutusin pertunangan ini. Biar si Marvel sama tuan putrinya bisa bersatu!!!!". Ujar Nara lantang, lagi-lagi mereka masih terdiam.

"Beneran?". Tanya Indira memastikan.

"Benar lah, ngapain aku bohong".

Indira langsung berdiri dan memeluk Nara begitu erat sampai gadis itu susah bernafas.

"A-aku susah nafas". Indira langsung melepaskan pelukannya sambil terkekeh pelan.

"Maaf, aku sangat senang mendengarnya. Akhirnya kamu bisa move on juga dari marvinjing itu. Sok kegantengan sekali iuhhhh". Jijik Indira sambil menampilkan wajah menjijikkan. Seakan Marvel ada kuman baginya.

"Jangan dibahas, aku malas dengarnya" Indira mengangguk tanda mengerti, tak lama bel masuk pun berbunyi.

Guru yang mengajar juga langsung masuk dalam kelas nara diikuti oleh Marvel ddk, guru yang selalu tepat waktu datangnya. Hal itu membuat siswa-siswi merasa bosan apalagi mereka hanya disuruh mencatat saja, ng guru hanya membaca materi nya. Walau sesekali menerangkan tapi mereka merasa pelajaran itu sangat membosan kan.

"Jangan banyak mengeluh, saya tahu kalian bosan. Tapi kalian memang harus belajar". Ujar guru tersebut membuat semua orang tersentak kaget karena baru kali ini guru mereka mengatakan hal itu.

Padahal selama giri itu mengajar, tak sekalipun menegur anak didiknya. Biasanya dia tidak menghiraukan apa saja yang dilakukan anak didiknya, walaupun mereka tidur tapi lihatlah, guru yang berdiri kini didepan mereka begitu tegas bahkan tatapan nya begitu tajam.

Pelajaran berlangsung begitu cepat, tak terasa bel istirahat berbunyi, mereka semua merenggangkan otot-otot nya yang terasa kaku, terutama pada bagian jari-jari mereka rasanya ingin patah saja.

"CK apaan guru itu menulis terus, dikiranya kita nggak capek apa". Protes indira ketika guru nya sudah keluar.

"Yeeeee... Maunya protes didepan nya aja tadi, ngapain protes pas nggak ada orang nya. Nggak guna". Cibir Nara sambil memasukkan buku-buku nya.

"Kamu mau aku dihukum ? Terus nilaiku hancur?".

"Lah kan kamu sendiri ngeluh, aku hanya kasih saran tuh". Ejek Nara membuat Indira mendengus kesal.

Y.A.K.A.D Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang