~ STUBBORN ~

125 8 0
                                    


Preview...

Bughh

Sebuah dinding menjadi pelampiasan Ben dengan kepalan tangan yg ditinju ke dinding sekolah.

Itu terjadi setelah Ben melihat Eric memasukkan ponselnya ke saku celana setelah menyalin nomor ponsel Jennie ke ponselnya.

Ben emosi.

Ia berusaha menahan kesabaran saat Eric berbalik, dan masuk ke dalam ruang latihan, tanpa peduli dengan perasaan Ben.

Andy yg berdiri disamping Ben, hanya bisa memijit bahu pemuda ini lagi, agar selalu sabar menghadapi Eric.

"Kau tau kan, kalau Eric orangnya impulsif?
Jadi jangan di ambil hati!
Barangkali memang JieJie yg meminta nomor ponselnya tadi". -ucap Andy sambil terus menenangkan Benjamin.

"Jangan pikir gue bodoh!"

Ben menekan bahu Andy, membuat Andy menunduk dengan cemberut.

"Gini ya!" (Sambil merangkul pundak Andy)

"Di grup only one,  semua udah ada list kontak pemain dan kru!
Lu pikir gue gampang dibodohi dengan meminta nomor secara pribadi?
Kenapa ga diambil dari grup aja sih?!
Damn!!"

Ben mendorong bahu Andy sedikit menjauh, setelah menekan kuduk Andy berkali-kali sebagai pelampiasan sakit hati.

Andy mematung ketika Ben kembali melangkah.
Memasukkan kedua tangan ke saku celana, berjalan tenang, masuk ke ruang latihan.

***

Sekarang...

Setelah latihan selesai, sebagian pemain memutuskan bubar dari ruang practice.

Ben dan Eric di panggil Gege Samuel, untuk menindak lanjuti keluh kesah kedua main role ini sekarang.

Yang saling membuang pandangan (dalam hati) namun ekspresi innocent yg mereka tunjukkan pada Samuel, cukup membuat senior mereka ini mengerutkan dahi.

"Besok kita akan melakukan photoshoot untuk poster drama ini.
Apa kalian siap?!"

Ben dan Eric saling mengangguk dalam diam, namun saling membuang muka satu sama lain.

"Katakan saja apa yg harus dipersiapkan!"

Ben bertanya dengan nada pelan tanpa semangat, membuat Eric semakin 'jauh' membuang pandangan.

"Chemistry kalian sangat buruk hari ini!
Perbaiki dulu sebelum photoshoot!"

Samuel bertindak tegas tanpa senyum, menyilang tangan ke perut memperhatikan Ben yg menundukkan pandangan dan Eric yg masih cemberut.

_

Ia tahu ini hanya masalah 'sepele' yg tidak seharusnya menganggu profesionalitas mereka dalam bekerja.

Hanya saja, ia selalu kesal dengan sikap Ben yg selalu membuatnya gemas.
Yg selalu ingin 'menguasai' dirinya disaat dirinya juga ingin 'dikuasai', tapi tidak berani.

Ia masih takut jika harus benar² menjadi 'gay' karena rasa sukanya terhadap Benjamin.
Sampai ia sibuk sendiri mencari cara untuk 'menghindar' dari pemuda ini.

HOW TO BE YOURS (Benjamin & Zayn Eric)  On going...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang