26. Preparation

78 6 0
                                    

"Ada apa kau memanggil kami beramai-ramai seperti ini? Tuan Na?!" decih Chenle sedikit protes.

"Hmmm... Ada yang mau ku katakan pada kalian."

"Apa itu?" tanya Renjun penasaran.

"Tentang Jisung?" sambung Jeno.

"Ada apa dengannya?" lanjut Haechan khawatir.

"Dia baik-baik saja, kan?" Chenle mulai ikut-ikutan.

Seketika satu ruangan jadi hening.

"Kalian... Mau membantuku?" tanya Jaemin sedikit tidak enakan.

"Apapun akan kami lakukan, jika itu penting, harus dan masih dalam batas kemampuan kami," balas Jeno.

Mereka pun berbincang-bincang banyak akan kondisi Jisung. Sebelahnya, mereka mulai mendiskusikan tentang jadwal mereka untuk menemani atau hanya sekedar mengawasi anak itu.

"Kalau pagi hari sampai malam, serahkan padaku saja! Lagian, di rumahku tidak ada siapa-siapa untuk 1 bulan ini..." Tawar Haechan.

"Pagi hari, aku juga bisa... Yah, mungkin sekitar pukul 5 sampai 9 pagi, itu masih aman!" Renjun ikut berkomentar.

"Pagi hari, aku tidak bisa... Perkerjaanku dimulai dari pukul 3 dini, sampai jam 8 malam. Itu, kalau tidak ada lembur," ujar Jeno.

"Hmmm, soal pemindahan sekolah yang tadi itu... Aku menerimanya, aku akan pindah ke sekolah Jisung. Jadi, aku dan Haechan bisa menjaga Jisung lebih aman dipagi, hingga sore," gumam Chenle.

"K—kau serius? Kau menerimanya?" Jaemin sempat tak percaya dengan apa yang Chenle katakan, yah, Chenle sudah sering berkorban banyak untuk mendukung kesehatan Jisung, dan kini... Ia melakukannya lagi.

"Tentu serius!"

Akhirnya, mereka mulai menyusun jadwal. Sungguh, diskusi mereka terlihat sangat serius dan tidak main-main. Padahal, kalau dilihat-lihat, mereka bukanlah tipikal orang yang serius. Malah, mereka lebih ke humoris dan juga lumayan ribut.

"Okey, nanti... Hari pertama setelah Jisung keluar dari rumah sakit, pagi hari, karena dia belum bisa berangkat ke sekolah, jadi Renjun yang akan menemaninya dari mulai berjemur, mandi, hingga sarapan," gumam Jaemin menyusun strategi_-

"Pada pukul 9, tentu saja Renjun tak mungkin bisa menemaninya karena harus bekerja. Jadi, Chenle dan Haechan akan menemani Jisung dari mulai bermain, makan siang, hingga berjalan-jalan. Kalian juga bisa mengajak Jisung ke perusahaan Jaemin jika tidak bisa menemani sampai sore," sambung Jeno.

"Lalu, untuk petang menjelang malam, tentu saja Jaemin tak bisa pulang, jadi dari pukul 5 hingga 8 malam, ia akan ditemani bibi kepercayaan Jaemin itu, dari mulai menyiapkan makan malam, mengganti baju, dan perawatan lain seperti meminun obat," timpal Renjun.

"Untuk pukul 8 malam, Jeno akan menemani Jisung..."

"Lalu, untuk jam 10 ke atas. Jaemin yang akan menjaganya secara mandiri."

"Okey!! Selesai!" Ceria Chenle dan Haechan.

"Aku jadi merepotkan begini... Maaf, yah?"

"Tidak perlu meminta maaf! Ini sudah jadi tugas kami!" Ceria mereka.

_____

Keesokan harinya, pukul 07.28 kst. Jisung masih belum bangun. Tapi dia sudah dipindahkan ke ruang rawat, kondisinya cukup membaik.

Dari tadi malam, mereka tak ada hentinya menjaga Jisung. Sungguh, tanpa mereka mungkin Jisung tak akan bertahan sampai sejauh ini.

Dear Friend || Nct DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang