written by; Sha * * * Fuck Buddies! * * * Disclaimer! Tidak untuk pembaca dibawah umur! Typo everywhere! Abaikan time stamps! * * * ChanBaek! *
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sean keluar dari mobil setelah mengucapkan terimakasih pada Liam karena sudah mengantarnya pulang. Ia berjalan sedikit terhuyung karena kepalanya masih terasa pusing dan demamnya juga belum turun. Apalagi Sean juga habis menangis, wajahnya sekarang terasa jauh lebih panas dari sebelumnya.
"Sean!"
Liam tidak tega membiarkan pemuda itu berjalan sendirian. Meskipun mereka sudah berada di halaman rumahnya, tetapi sekarang Sean sedang didalam kondisi yang kurang sehat.
"Aku gapapa.." ucap Sean saat Liam membantunya dengan menuntun tangan.
"Aku yang kenapa-kenapa, aku gak bisa liat kamu begini. Aku anterin kamu sampe kamar aja yaa?"
Sean tidak lagi memprotes dan membiarkan Liam menuntunnya masuk ke dalam rumah.
Rumah itu sangat sepi, seolah-olah tidak berpenghuni.
"Bunda kamu...."
"Bunda pasti ada di ruang kerja, kamar aku di lantai dua."
"Ehn.." Liam dengan sabar membawa Sean naik ke atas.
"Disini?" tanya Liam sesaat setelah mereka tiba di depan sebuah pintu.
Sean mengangguk. "Sampe sini aja, makasih.."
Liam melepas tangan Sean, tidak berniat pergi sebelum memastikan pemuda itu masuk ke dalam.
"Sean?"
Liam menoleh pada sumber suara. "Oh! H-hallo Tante.."
"Bunda.."
"Astaga, kamu kenapa?" Sang Ibu langsung menghampiri putranya dengan raut khawatir. "Kamu demam?"
"Sean gapapa, cuma kecapek'an aja, Bund." ucap Sean dengan suara lemah.
"Kamu tuh yaa.. haaa.. cepet masuk kamar, Bunda buatin bubur."
Sara Sehan; wanita yang dipanggil Bunda itu mendesah berat. Lalu menatap Liam dengan senyuman teduh. "Kamu temannya Sean?"
Liam mengangguk. "I-iya Tante.."
"Makasih udah anter Sean kesini, kamu pasti udah direpotin kan? Tunggu sebentar yaa, Bunda buatin camilan."