52

8.8K 987 61
                                    

__________

Kini pria tampan dengan kaca mata yang menempel pada hidung miliknya tengah sibuk dengan berkas juga laptop didepannya

Sekarang Azgan bekerja dari rumah, dia tak mau meninggalkan sang istri tercintanya sendirian

Mungkin hanya akan pergi jika urusan itu benar benar penting saja

Selebihnya biar sekertaris nya itu yang menghandle nya

Tok...tok

Suara ketukan pintu membuat atensinya teralihkan, belum sempat dirinya memberikan ijin untuk masuk

Seorang pemuda manis berjalan mendekat dengan senyuman indahnya yang terpancar darinya

Gevan duduk di sofa ruang kerja sang ayah, Azgan hanya melihatnya dan kembali pada berkas berkas kantor miliknya

"Dad, kau tau ada orang yang tak suka jika mommy tersenyum" ujarnya tiba tiba

Kembali atensinya teralihkan untuk melihat sang sulung yang tengah duduk di sofa dengan kaki yang disilangkan

Azgan mengangkat satu alisnya, menunggu apa yang akan sulung itu katakan

"Bianca Blackwood. Gale Maheswara. Mereka menyakiti kesayangan mommy" lanjutnya memalingkan wajahnya menatap sang ayah dengan tatapan serius

Azgan masih diam, dia akan menunggu apa yang akan sulung itu katakan sebenarnya

"Bagaimana reaksi mommy ketika tau bahwa pemuda yang ia anggap anak sendiri mengalami kekerasan? Bahkan lebam keunguan hingga luka baru terus ada di tubuhnya... Malang sekali" Gevan menggeleng dengan manik yang nampak kasihan

"Elka mendapat kekerasan?" Tanya Azgan memastikan

Gevan langsung menatap sang ayah dengan sudut bibir yang terangkat, oh ayahnya itu paham apa yang ia maksud sedari tadi

"Binggo!" Serunya menepuk tangan

"Aku mau daddy membereskan debu itu, karena aku tak mau mengotori tangan hanya karena debu seperti itu" lanjutnya seolah memerintahkan bawahannya

"Kau cerminan kakek mu" ujar Azgan menggeleng

"Tentu, aku cucu nya" balas Gevan tersenyum

Azgan hanya menatap malas ke arah anak sulungnya itu, anak itu sangat suka memerintah, tidak dulu maupun sekarang

"Baiklah masalah debu teratasi, sampai jumpa daddy ku yang tampan" lambai Gevan pergi meninggalkan ruang kerja milik sang ayah

Melihat itu Azgan hanya mempu menghela napas panjang. Dulu memang dirinya tak dekat dengan anak sendiri

Tapi si sulung sulung itu sejak dulu selalu tak mau mengotori tangannya dan memilik memerintah bawahannya. Kini ayahnya yang harus turun tangan

Azgan juga tak habis pikir, sifat sulung itu benar benar sangat mirip dengan ayahnya yang sama suka memerintah orang lain, dan tak mau mengotori tangannya sendiri









Malamnya Devan masih terjaga dirinya duduk di bangku taman bunga tulip, hanya diam menatap tulip tulip itu

'apakah ku culik saja Elka itu?' batinya berpikir

Akhir akhir ini juga dirinya sedikit dingin juga jauh dari teman dan keluarga, padahal sebelumnya dirinya tak pernah sedingin ini

Mungkin karena mahluk manis yang sempat mampir di hidupnya?

Tapi kenapa? Dia bukan siapa siapa, hanya teman sekelas yang cerewet

Tapi....kini temannya itu tak cerewet. Tapi diam. Hanya diam. Dirinya rindu dengan kecerewetan teman manisnya itu,


Ndadak jadi mommy?! | transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang