Haii! Akhirnya setelah penantian panjang w update lagi:""""") Disarankan sebelum baca chapter ini baca chapter sebelumnya2 dulu, siapa tau udah lupa. Ya udah, selamat membaca!
》》》《《《
Tidak terasa, hari Minggu sudah berlalu. Sekarang adalah hari Senin. Hari yang paling tidak ditunggu-tunggu oleh Rey, dan mungkin, sebagian besar orang di dunia ini.
Rey berjalan dengan lunglai ke kelasnya. Ia sama sekali tidak memiliki semangat untuk sekolah, apalagi mengingat kejadian yang mungkin akan menimpanya sebentar lagi.
Rey duduk tepat di samping Andra yang telah terlebih dahulu datang.
"Lemes banget sih lo. Kayak orang gak punya semangat hidup, tau gak." Andra meninju lengan Rey.
Rey hanya bergumam tidak jelas sambil menatap Andra malas.
"Udah lah, gak usah dipikirin. Kan udah gue bilang, lo gak sendiri. Yang terpenting mulai sekarang lo jangan percaya sama orang yang gak lo kenal atau yang lo kenal sekalipun, karena pasti Devan udah ngerencanain sesuatu buat lo--maksud gue kita," ucap Andra.
Rey memutar bola matanya. "Hm, oke."
"Hai! Lagi ngomongin apa sih?" Anya tiba-tiba muncul di hadapan Rey dan Andra sambil menggendong tas berwarna pink-nya itu.
Andra tersenyum ke arah Anya. "Gak, gak ngom--"
"Bukan urusan lo," ketus Rey.
Anya mengerucutkan bibirnya. "Lo kenapa sih sama gue dari kemaren? Sewot banget."
"Gak apa-apa," jawab Rey datar.
Anya langsung menarik Rey ke luar kelas tanpa memedulikan Rey yang tampak risih.
"Apa-apaan sih lo." Rey menepis tangannya yang dipegang Anya.
"Gue ada salah apa sama lo? Kenapa lo kayaknya jauhin gue?" tanya Anya lirih.
Rey menghembuskan napasnya berat. "Gue udah bilang, gak kenapa-napa."
"Jangan boong! Sejak kita jalan bareng waktu itu, lo jadi ngejauhin gue. Kenapa Rey?" Anya memukul lengan Rey.
Rey menggeretakan giginya. "Gue cuma gak mau deket-deket sama lo. Jadi mending lo gak usah deketin gue lagi. Ngerti?"
Anya menggigit bibir bawahnya. "Oh. Oke."
Tanpa menunggu lama Anya pergi dari hadapan Rey dan kembali ke kelas meninggalkan Rey yang terdiam di tempatnya.
》》》《《《
Istirahat akhirnya tiba. Rey dan Andra berjalan beriringan ke kantin bak dua sejoli yang tidak dapat dipisahkan. Murid-murid ramai berlalu lalang di sepanjang koridor.
Kebanyakan murid-murid yang mereka lalui sedang memegang sebuah kertas berukuran sedang, seperti brosur di tangannya. Rey tidak terlalu peduli, sedangkan Andra tampak sedikit curiga.
Dalam perjalanan Rey dan Andra ke kantin, tiba-tiba muncul Dytha yang sedang berjalan ke arah mereka. "Hai, Rey!"
Rey membalas senyum Dytha. "Hai, Dyth."
"Ekhm." Andra berdeham karena merasa tak dianggap.
Dytha melirik ke arah Andra canggung. "Eh, hai, Ndra?"
Andra hanya mengangguk sambil tersenyum sinis ke arah Dytha.
"Gue boleh pinjem Rey nya bentar gak?" tanya Dytha dengan tampang memohon.
Rey sudah hampir menjawab pertanyaan Dytha sebelum Andra cepat-cepat mendahului Rey berbicara. "Sorry, Rey ada urusan sama gue." Andra mencengkram lengan baju Rey. "Ya kan Rey?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Race
Teen FictionBerawal dari sebuah balapan yang membawa petaka. Demi memertaruhkan harga diri masing-masing, Rey rela buat adu balap sama kakaknya sendiri. Sampai akhirnya, karena sebuah tragedi mengerikan itu, pacar Rey pergi ninggalin dia. Dan yang lebih parahny...