17. Dinner

352 27 10
                                    

Anya berusaha untuk tidak memerhatikan pemandangan yang ada di belakangnya. Ia mengalihkan perhatiannya dengan mencoret-coret kertas di bindernya.

Aris menyenggol lengan Anya. "Lo udah putus sama Darlin?"

Anya mendengus kesal. "Iya."

"Kenapa?" tanya Aris.

"Tuh liat aja." Anya mendongakkan kepalanya ke arah Darlin yang sedang bermesraan dengan Darra.

Darlin yang merasa diperhatikan oleh Anya langsung menolehkan kepalanya ke arah Anya sambil menyeringai. Ia merangkul gadis di sebelahnya lalu diciumnya kening gadis itu.

Anya mengumpat kesal di dalam hatinya. Dasar cowok brengsek, playboy, genit, cih!

Tiba-tiba ada seseorang yang menghalangi pandangan Anya. Anya menengadahkan kepalanya lalu terlihatlah senyuman yang terukir di wajah laki-laki ini.

"Hai, Lan," sapa laki-laki ini canggung.

"Hai, Rey." Anya tidak dapat menahan senyumannya.

"Lo ... udah makan belum?" tanya Rey.

Anya menggeleng.

Rey menolehkan kepalanya ke belakang lalu balik menyeringai ke arah Darlin. Rey menggamit tangan Anya lalu menariknya perlahan. "Kantin bareng yuk?"

Anya mengangguk malu-malu.

Rey merangkul Anya lalu pergi ke luar kelas sementara Darlin menatap Rey penuh dendam.

》》》《《《

Di perjalanan menuju kantin, Rey masih merangkul pundak Anya. Anya tidak berani melihat ke sekeliling karena rasanya semua mata tertuju padanya.

"Rey, udah dong," bisik Anya.

Rey menatap Anya tanpa merasa bersalah sedikit pun. "Apanya?"

"Ngerangkulnya," jawab Anya masih dengan volume yang kecil.

"Bukannya suka?" Rey mengedipkan sebelah matanya.

Anya mengerucutkan bibirnya lalu mencubit pinggang Rey. "Lepas gak!"

"Aw, aw, iya. Galak banget sih." Rey refleks melepaskan rangkulannya dari pundak Anya sambil mengelus-elus pinggangnya yang menjadi korban kejahatan tangan Anya.

Akhirnya mereka sampai juga di kantin sekolahnya. Mereka duduk di sebuah bangku yang memang diperuntukkan untuk dua orang.

"Lo mau beli apa? Biar gue yang pesenin," tanya Rey.

"Hm ... gue mi ayam aja deh. By the way, makasih."

Rey mengangguk lalu pergi ke tempat penjual mi ayam. Beberapa menit kemudian, Rey kembali dengan membawa semangkuk mi ayam dan dua gelas es teh manis.

Rey meletakkan semua bawaannya di atas meja.

"Lo gak makan?" tanya Anya.

Rey menggeleng lalu menyeruput es teh manisnya.

Anya menyuapkan mi ayam yang ada di mangkuk ke dalam mulutnya. Sesekali Anya melirik ke arah Rey yang sedari tadi melihat ke arahnya terus.

Rey menaikkan sebelah alisnya. "Kok berenti makannya?"

Anya menopang dagunya di atas meja dengan telapak tangannya. "Lagian lo ngeliatin gue terus. Gue jadi gak napsu makannya."

"Siapa yang ngeliatin lo?" Rey tersenyum jail.

Anya melempar sedotan yang ada di dalam gelasnya. "Au ah! Gue gak mau makan lagi."

"Ye gitu aja ngambek," ujar Rey. "Iya gue ngaku, gue emang ngeliatin lo."

The RaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang