18. Kecewa

402 23 13
                                    

Rey menelan ludahnya untuk membasahi tenggorokannya yang tiba-tiba terasa kering. "Lo mau gak jadi pacar gue?"

Anya tidak menjawab apa-apa, melainkan membuka mulutnya lebar-lebar.

"Lan, jawab dong. Jangan bikin gue grogi." Rey mengacak-acak rambutnya.

"Apa?" Hanya itu yang keluar dari mulut Anya.

Rey menghembuskan napasnya kasar. "Lo pasti denger kan yang gue omongin?"

Anya menggeleng tanpa merasa bersalah.

"Lan, lo bener-bener pengen buat gue pingsan di tempat ya," ucap Rey frustasi. "Oke, gue ulangin sekali lagi."

Rey kembali menggamit tangan Anya. "Lania, lo mau gak jadi pacar gue?"

Anya berusaha menahan tawanya yang sebentar lagi akan pecah.

Rey mengernyitkan dahinya. "Lo kenapa? Mukanya kayak nahan ketawa gitu."

Tawa Anya akhirnya pecah juga. Ia berulang kali mengelap air matanya karena terlalu sering tertawa.

Rey berdeham yang membuat Anya perlahan menghentikan tawanya.

"Gue udah denger dari awal kok, Rey." Anya menyunggingkan senyumnya. "Gue cuman mau mastiin aja."

Rey bangkit dari duduknya. Ia berjalan menjauhi Anya.

Anya ikut bangkit dari duduknya juga lalu berjalan mendahului Rey. Anya berhenti tepat di hadapan Rey. "Rey ... lo mau tau jawaban gue?"

Rey memutar bola matanya. "Terserah lo aja."

Anya menyeringai. "Kasih tau gak ya?"

Rey mendengus kesal lalu menangkup pipi Anya dengan kedua telapak tangannya. "Lan, jawab yang serius."

Anya mematung di tempatnya. Tatapan mata Rey seperti mengunci matanya sehingga ia tidak bisa mengindari kontak mata dengan Rey.

Anya mengangguk kecil.

Raut wajah Rey menjadi berbinar-binar. "Lo ngangguk kan? Berarti lo nerima gue kan? Iya kan Lan?"

Anya mengangguk sekali lagi.

Refleks, Rey segera memeluk gadis yang telah menjadi miliknya ini dari sekarang. "Gue sayang lo, Lan."

Anya mendongakkan kepalanya agar dapat melihat wajah kekasihnya itu. "Gue juga, Rey."

》》》《《《

Anya turun dari motor Rey setelah Rey mengantarnya tepat di depan rumahnya. "Hm ... makasih ya."

Rey tersenyum tulus. "Makasih juga buat malem ini."

Anya mengangguk malu-malu lalu masuk ke dalam rumahnya.

"Lan," panggil Rey saat Anya sedang mengunci pintu pagar rumahnya.

"Iya?"

"Besok pagi gu--aku jemput ya." Rey menggaruk tengkuknya.

Semburat kemerahan kembali menghiasi pipi Anya. Ia sudah tidak tahu lagi berapa kali pipinya bersemu saat berada di dekat Rey. "I--iya."

"Good night, Lan."

"Good night."

》》》《《《

Rey berangkat dari rumahnya tanpa sarapan terlebih dahulu karena ia takut akan telat menjemput Anya di rumahnya.

Setelah sampai di depan rumah Anya, Rey segera turun dari motornya lalu memencet bel yang terpasang di dekat pagar.

Seorang wanita paruh baya keluar dari dalam rumah Anya setelah beberapa kali Rey memencet bel rumah Anya.

The RaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang