20. Maaf

460 27 7
                                    

Kehidupan Rey bisa dibilang berbalik lagi. Dari yang awalnya Rey berada di atas, lalu dihempaskan ke bawah secara tiba-tiba, hingga sekarang ia berada lagi di atas. Semua ini sungguh di luar dugaan Rey.

Memang ini yang menjadi ambisi Rey dari awal sejak insiden yang menimpanya. Membuat Devan merasakan apa yang dirasakannya selama ini. Membuat kakaknya itu lebih menderita dari dia sekarang. Merebut semua yang telah Devan renggut dari hidupnya.

Memang ini kan yang Rey mau?

Rey sudah mendapatkan kepopulerannya seperti dulu. Ia juga sudah mendapatkan kembali para gadis yang selalu memujanya. Devan juga sudah mendapat balasan atas apa yang ia lakukan. Apa lagi yang kurang?

"Rey," panggil seorang perempuan.

Lamunan Rey terbuyar saat itu juga. Rey menoleh ke sumber suara tersebut. "Ya?"

"Aku mau ngomong sama kamu." Perempuan itu mengerucutkan bibirnya.

"Mau ngomong apa sih Dyth?" tanya Rey.

"Sini dulu." Dytha menarik tangan Rey paksa lalu membawanya ke luar kelas.

Rey menaikkan sebelah alisnya menunggu Dytha berbicara.

Dytha memeluk lengan Rey erat. "Rey ... aku tau kok kamu sebenernya gak sengaja nabrak aku. Tapi aku dihasut sama Kak Devan waktu itu, makanya aku marah sama kamu. Maafin aku ya, Rey."

Raut wajah Rey tidak berubah sama sekali. Ia menatap gadis di hadapannya datar. "Iya, gue maafin."

Wajah Dytha langsung berseri-seri. "Makasih ya, Sayang!"

"Sa-sayang?" Rey merasa ada yang mengganjal dengan panggilan itu. Panggilan itu terasa sangat asing di telinganya. Padahal, dulu Dytha juga sudah biasa menyebutnya dengan panggilan itu.

Dytha mendongakkan kepalanya sedikit karena tubuhnya yang lebih rendah dari Rey. "Iya, Sayang, emang kenapa? Aku rasa kita udah gak ada masalah lagi kan? Berarti kita balikan dong?"

Rey mengernyitkan dahinya. "Balikan?"

"Iya balikan, Sayang. Kamu juga masih cinta sama aku kan? Jadi apa salahnya kalo kita balikan?"

Rey termenung seketika. Ia jadi teringat bahwa dulu ia sangat mencintai gadis ini. Ia sangat terobsesi untuk mendapatkan gadis yang telah direbut oleh kakaknya ini kembali. Sekarang Dytha sudah selangkah lagi bisa digapainya, tapi Rey seakan kehilangan hasrat untuk meraih gadisnya itu.

"Balikan ya?" Rey menatap Dytha ragu.

Dytha mempererat pelukannya pada lengan Rey. "Iya, Rey. Kayak dulu lagi, sebelum insiden ini."

Pikiran Rey melayang ke mana-mana. Ia kembali teringat dengan Anya yang dengan tega memanfaatkannya.

Rey menggeretakan giginya lalu merangkul pundak Dytha. "Iya, aku mau kok balikan."

Dytha meloncat kegirangan sampai rangkulan Rey pada pundak Dytha terlepas. Dytha berjinjit sedikit lalu mengecup pipi Rey. "Makasih, Sayang."

Rey mengangguk lalu mengelus puncak kepala gadis di hadapannya.

》》》《《《

Jam istirahat akhirnya tiba. Rey pergi ke kantin bersama Andra dan langsung duduk di tempat yang biasa diduduki oleh Devan dan teman-temannya.

"Rey, boleh duduk bareng gak?" tanya Oskar dengan senyumnya yang dipaksakan.

Rey menyeringai. "Mau ngapain? Gue gak denger."

"Du-duduk bareng." Oskar mengulangi ucapannya ragu.

"Boleh kok," ucap Rey.

Oskar berterimakasih kepada Rey lalu langsung duduk di hadapannya.

The RaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang