"Benar, 'kan? Naluri seorang Ibu itu sangat kuat! Dari awal tau kamu pacaran, bahkan setelah melihat pacar kamu itu, Ibu punya firasat buruk. Dan, benar, gadis itu ngelunjak. Baru direstui kemarin, hari ini minta dilamar secepatnya. Jangan-jangan besok langsung nyuruh nyediain segepok duit buat kawinan. Dipikir dunia ini milik dia apa?" Bu Diana tidak bisa menahan emosi manakala sang putra meminta izin untuk melamar kekasihnya malam ini juga.
"Aku tau Ibu akan berpikir seperti ini. Tapi, ketahuilah, Bu. Nirmala juga sebenarnya tidak menghendaki demikian. Mungkin, kehendak takdir," ucap Anggara dengan raut wajah pedih.
Pemuda itu sangat prihatin dengan perjalanan hidup kekasihnya itu. Sejak bertemu dan dekat, dialah seorang yang tau secara pasti bagaimana selama hidup sang kekasih cukup menderita. Hal ini tidak lain karena tangan bapaknya yang terkenal dingin.
"Kamu selalu saja membelanya!" ketus sang ibu kesal.
Dari nada bicara, Bu Diana tidak suka jika putranya terlalu membela sang pacar. Bahkan, rasa cemburu pun mulai merasuki.
"Ini fakta, Bu. Tidak ada yang bisa melawan takdir. Aku tau persis. Dia begini karena kehendak bapaknya yang otoriter, keras dan temperamental."
"Sejak kapan kamu men-judge seseorang seperti itu? Memangnya kamu pernah bertemu dengan bapaknya pacarmu itu? Dengan bicara begitu, kamu seperti bukan Anggara yang dulu. Sejauh inikah gadis itu mempengaruhimu?" Bu Diana menatap sang putra tajam. Sementara itu, yang ditatap diam karena tidak mau memancing emosi sang ibu lebih jauh.
"Asal kamu tau. Tidak ada orang tua yang tidak sayang, apalagi tega dengan anaknya. Apapun yang orang tua lakukan untuk anak itu pasti demi kebaikan. Ingat, restu dan doa orang tua itu nomor satu," ucap Bu Diana dengan suara lebih rendah dari sebelumnya, seperti menasehati bocah ingusan. Lebih tepatnya, ia ingin menunjukkan bahwa apa yang diomongkannya itu seperti curahat hati dirinya sendiri untuk sang anak.
Namun tidak disangka, Anggara yang tadinya hendak menghentikan perdebatan, kali ini justru tersulut untuk berkomentar, "Ibu yakin jika semua orang tua sama? Semua ingin anak-anaknya bahagia?"
"Tentu saja. Ibu memang keras selama ini mendidik kamu. Bahkan Ibu secara sadar banyak mengekang dan menuntut kamu hampir di semua hal. Tapi, semua itu Ibu lakukan demi kebaikan kamu, masa depan kamu. Ibu pun sudah mempertimbangkan sebelum melakukannya."
"Bagaimana dengan seorang ayah yang telah pergi dan tidak pernah kembali?" Demi melontarkan pertanyaan tersebut, ada sesak di dada. Bayangan perpisahan dulu menghantui kembali.
Mendengar pertanyaan putranya, Bu Diana terdiam. Ia tidak menyangka jika sang putra akan melemparnya dengan kata-kata seperti itu.
"Apakah itu demi kebaikan anaknya? Apakah itu demi kebahagiaan anak?" imbuh Anggara penuh dengan tanda tanya.
"Kenapa tiba-tiba kamu berkata seperti itu?" Dari nada bicara Bu Diana yang kontras dari biasanya, terasa ada kesedihan mendalam yang berusaha ditahan untuk keluar.
"Bu, aku dan Nirmala itu sama. Sama-sama kehilangan sosok seorang bapak. Bedanya, dia masih bisa melihat bapaknya, sementara aku tidak. Dia gadis baik, Bu, setia, apa adanya dan pekerja keras." Setelah mengucapkan kalimat panjang ini, Anggara merasa plong.
Sebenarnya ia ingin sekali mengutarakan tentang sosok kekasihnya itu sejak lama, tapi baru kali ini bisa terealisasi. Itu pun karena sang ibu dulu yang memancing. Pun, sejatinya pemuda itu tak kuasa melihat roman wajah sang ibu yang sepertinya sedih mengingat masa lalunya.
Namun, demi membayangkan kesengsaraan dan tangisan sang pacar yang selama ini hanya dicurahkan padanya, ia seperti memiliki kekuatan besar untuk bicara. Ditambah, dengan situasi yang mendukung, Anggara yakin jika ini adalah waktu yang tepat untuk memperjuangkan pujaan hatinya.
"Kalau aku tidak melamarnya malam ini juga, Nirmala akan dijodohkan dengan orang lain, Bu."
Bu Diana masih hanyut dalam lamunannya. Itulah mengapa Anggara berani melanjutkan bicaranya. Sayang, respon tidak juga didapat. Wanita cantik itu masih diam dan menimbang-nimbang banyak hal.
Bersambung...
Penasaran sama kelanjutannya?
Lanjut yuk, ke KBM atau Good Novel
Sudah tamat
Judul: Nikahi Aku atau Aku Mati
Penulis: Graviolla Coding.
![](https://img.wattpad.com/cover/374538392-288-k728349.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikahi Aku atau Aku Mati
RomanceBerniat menghalalkan hubungan asmara yang telah terjalin lima tahun lebih aja dramanya luar biasa, dari mulai sang calon mertua yang tidak sudi memberi restu, sang bapak yang sepihak menjodohkan, hingga sang sahabat yang juga bikin resah. Ternyata...