Persekongkolan

2 0 0
                                    


"Tan...te." Mulut Fitonia berusaha mengeluarkan suara. Kondisi yang lemah membuat suaranya begitu lirih, nyaris tak terdengar.

"Halo, Mbak Fitonia," sapa Bu Diana terlihat kaku. Sepasang netranya tidak bisa lepas dari sosok yang terlihat sangat tidak terawat, kucel dan pesakitan.

"Ma..." Kali ini Fitonia menatap Bu Vera sembari memanggil. Ia sama sekali tidak menyangka jika mamanya akan serius mencari Ibu Anggara, seperti yang dijanjikannya sewaktu di Metropolitan waktu itu.

"Iya, Sayang. Mama kan, sudah janji sama kamu, akan memperjuangkan kebahagiaan kamu. Mama akan melakukan apa aja. Dan, Alhamdulillah, Bu Diana orangnya baik dan demokratis. Sekali lagi, terima kasih ya, Mbak Yu." Bu Vera menatap putrinya penuh cinta, lalu beralih ke Bu Diana.

"Anggara mana, Ma? Apa dia sudah menikah dengan Nirmala?" Tangis Fitonia tiba-tiba terdengar, semakin lama semakin keras. Hal itu membuat panik mamanya.

"Anggara sedang sibuk saat ini, Sayang. Nanti, segera pasti akan kesini. Iya 'kan, Mbak Yu?" Bu Vera berusaha menenangkan putrinya.

"Iya, Mbak Fitonia. Maafkan, Anggara belum bisa jenguk. Tapi, tante pastikan dia akan segera ke sini," ucap Bu Diana ikut menenangkan wanita muda yang masih saja menangis. Kali ini tangisnya dibarengi dengan gelengan kepala berkali-kali.

"Anggara sangat mencintai Nirmala. Mereka pasti sudah bahagia sekarang."

"Tidak, Sayang. Mereka belum menikah. Dan, sepertinya tidak akan menikah," kata Bu Diana cepat. Rasa belas kasihan melihat sosok wanita muda di hadapannya, ditambah dengan ketidak sudiannya menjadikan Nirmala sebagai mantu, membuat wanita berkaca mata itu bertekat bulat untuk menyatukan putranya dengan wanita tersebut.

"Maksud Tante?" Demi mendengar perkataan Bu Diana, Fitonia menghentikan tangisnya. Wanita yang bola matanya tampak cekung itu menatap tajam seolah meminta penjelasan lebih.

"Iya, sebenarnya, maaf, kalau ini kurang enak didengar. Putraku memang sudah pernah melamar gadis itu. Tapi, ternyata keluarganya juga rumit dan tidak merestui. Jadi, bisa dikatakan, hubungan mereka akan sulit sampai ke pernikahan."

Fitonia dan mamanya mendengarkan dengan seksama cerita sang tamu. Dalam hati kedua wanita itu ada rasa lega. Namun, Fitonia juga merasakan keraguan karena ia tahu betul jika pasangan kekasih itu begitu lengket.

"Benarkah, Mbak Yu?" Bu Diana tampak begitu kaget.

"Iya, Mbak Yu. Sebenarnya, aku juga kurang sreg dengan gadis itu. Seperti gadis kasar, manja dan urakan." Bu Diana berkata begitu menggebu-gebu, seperti sedang meluapkan emosi yang selama ini terpendam.

Bu Vera mendengarkan sembari bernapas lega. Niatnya untuk menikahkan sang putri dengan putra wanita di sampingnya seperti terbuka lebar. Ia pun menoleh ke arah putrinya penuh senyuman. Sementara, yang ditatap hanya diam.

Ingatan Fitonia melayang pada memori-memori bagaimana sosok sahabatnya yang ia kenal baik itu. Dia tahu betul bagaimana problematika hubungan mereka. Bahkan, konyolnya, dia turut andil di dalamnya.

"Jadi, Tante harap, kamu tidak perlu risau ya, Mbak Fitonia. Jika memang cintamu begitu besar kepada putraku, Tante akan dengan senang hati untuk mendukung. Bahkan, sesegera mungkin kita akan adakan acara lamaran. Bagaimana, Mbak Yu?" Bu Diana menatap Bu Vera begitu antusias.

Kini, ia tidak lagi mendengarkan keraguan hati apa pun. Bahkan, dengan lantang, batinnya menyeru bahwa keyakinan bahwa gadis yang duduk di kursi roda itu pastilah sosok yang lebih berkelas dari pada gadis pilihan putranya.


Bersambung...

Penasaran sama kelanjutannya?

Lanjut yuk, ke KBM atau Good Novel

Sudah tamat

Judul: Nikahi Aku atau Aku Mati

Penulis: Graviolla Coding.

Nikahi Aku atau Aku MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang