"Saya hanya bisa memberikan resep obat dan satu wejangan. Tolong, jaga untuk tidak banyak pikiran, tidak begadang, makan dan istirahat yang cukup. Hindari juga makanan yang bisa menaikkan tensi, ya, Bu," ucap seorang dokter langganan keluar Bu Diana sebelum berpamitan.
Bu Diana yang tengah berbaring di ranjang diam saja. Senyum sekedar untuk beramah tamah pada dokter wanita tersebut pun tidak. Jiwanya sedang kaku dan sendu. Setelah dokter itu pergi diantar Tante Ayu sampai depan rumah, baru lah wanita itu langsung menatap tajam ke arah putranya.
"Kamu suka kalau Ibu jatuh sakit dan mati perlahan begini?" ketus Bu Diana. Ia memandang penuh kekecewaan pada lelaki muda yang sedari sampai rumah tadi hanya diam saja.
"Kalau memang kamu lebih suka Ibu sakit-sakitan dan mati, urus saja gadis itu," lanjut wanita itu lagi. Kali ini sembari membuang muka.
"Bu, apa kata dokter barusan? Istirahat yang cukup dan jangan banyak pikiran, ya."
Demi mengucapkan kata-kata terakhir, nadanya lirih. Pria itu benar-benar berada dalam posisi sulit. Ia tidak tega melihat ibunya selalu drop jika memikirkan dirinya. Namun, dia terbayang-bayang dengan keadaan wanita yang dicintainya saat ini berada. Rasanya tidak kuat mengingat kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, apabila benar jika kekasihnya tengah bersama orang yang terkenal bad boy itu.
"Kalau kamu tidak mau Ibu seperti ini, segera, segera tinggalkan gadis itu untuk selama-lamanya," ucap Bu Diana membuang muka.
Hal itu membuat Anggara semakin sakit dan terpojok. Alhasil, ia hanya bisa duduk terpaku tak merespon. Kini, tatapannya pun menjadi begitu tegang dan hampa.
"Anggara, ada seorang yang mencari kamu." Tiba-tiba Tante Ayu datang memecah kesunyian.
Mendengar kalimat tersebut, baik Anggara maupun ibunya, sama-sama menatap ke arah pintu.
"Siapa, Tante?" tanya Anggara langsung berdiri, kaget sekaligus sangat penasaran. Sementara itu, Bu Diana yang tidak kalah penasaran, memasang telinganya tajam-tajam.
"Tante nggak tahu. Cuma dia bilang, mencari Anggara Aji Pamungkas. Gitu aja," jawab tante Ayu datar. Matanya yang dihiasi kaca mata itu sempat menatap ke arah sang kakak, yang menunjukkan wajah kaget sekaligus kurang suka dengan berita yang dibawanya tersebut.
Tante Ayu memang belum pernah melihat sosok kekasih sang keponakan, hanya pernah ditunjukkan lewat potret saja. Tiba-tiba saja, ia sedikit menyesal mengapa tidak menanyakan nama tamu. Saking baik hatinya wanita itu, ia langsung mempersilakan tamu untuk duduk di teras, sementara dirinya masuk ke dalam untuk menyampaikan kabar.
Mendengar berita tersebut, Anggara langsung lari ke depan. Sementara, Bu Diana yang tadinya hanya berbaring di ranjang, kini ikut penasaran dan berlari mengikuti sang putra. Entah mengapa, kedatangan wanita misterius itu membuatnya sangat bersemangat sehingga lupa jika badannya sedang tidak baik-baik saja.
Anggara menatap wanita muda itu penuh tanda tanya. Sementara itu, wanita yang dengan penuh perjuangan mencari keberadaan rumah Anggara itu terlihat begitu lega. Senyum mengembang di bibir yang berisi itu.
"Mas Anggara, bolehkan aku masuk?" sapanya ramah. Pertanyaannya menyadarkan pria yang masih kaget dengan kehadirannya itu untuk mempersilakan sang tamu masuk.
"Silakan, mari," ucap Anggara sembari mengayunkan tangan kanannya, mempersilakan wanita itu masuk.
Begitu sang tamu hendak duduk, Bu Diana dan Tante Wahyu muncul, membuat dada Anggara deg-degan. Ditambah dengan tatapan mata tidak suka ibunya, rasa was-wasnya semakin kuat. Kedatangan wanita yang menunjukkan rasa sedih itu pasti akan membuat sang ibu kalap.
Bersambung...
Penasaran sama kelanjutannya?
Lanjut yuk, ke KBM atau Good Novel
Sudah tamat
Judul: Nikahi Aku atau Aku Mati
Penulis: Graviolla Coding.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nikahi Aku atau Aku Mati
RomanceBerniat menghalalkan hubungan asmara yang telah terjalin lima tahun lebih aja dramanya luar biasa, dari mulai sang calon mertua yang tidak sudi memberi restu, sang bapak yang sepihak menjodohkan, hingga sang sahabat yang juga bikin resah. Ternyata...