※WILAYAH RAWAN TYPO!!!※
Rhakaela, gadis itu nampak begitu menahan mual ketika Aslan membantunya menghilangkan jejak luluran ala Zaniyah pada salah satu kaki cantiknya. Ia bahkan mengeluh lirih karena kelakuan dari kekasih sang ketua Aligerous tersebut kepada kakinya.
Aslan sendiri tak jauh beda dengan Rhakaela yang jijik dengan lulur pemberian Zaniyah, pemuda itu bahkan menahan mual dengan tubuh merinding sedari tadi ketika membantu adiknya membersihkan kaki mulus tersebut. Kakak yang berbakti namun dalam kasus ini rasanya Aslan ingin mundur saja, ia tak kuat kecuali bila urusan baku hantam pasti ia akan maju paling depan.
Butuh waktu hingga 20 menit untuk kedua kakak beradik ini menyelesaikan urusan perluluran pemberian si gadis menye jelmaan ular keket yang bernama Zaniyah Darsha itu. Karena hal ini pula D'Arcy bersaudara secara serempak memiliki ketidaksukaan yang berkali lipat kepada Zaniyah.
Rhakaela bahkan harus rela tak mengenakan alas kaki karena kaus kaki serta sepatu mahal miliknya ikut ternoda, membuat Aslan tanpa ragu membuang kedua kaus kaki serta sepatu milik sang adik ketempat sampah terdekat.
Tak peduli bila harga kedua pasang benda yang ia buang memiliki harga fantastis, Aslan akan tetap membuangnya toh ia bisa membelikan sepasang sepatu baru beserta kaus kaki yang lebih mahal lagi untuk sang adik. Ingat, Aslan sekarang memiliki 10 buah Blackcard yang diberikan oleh Kakeknya tadi pagi untuk koleksi di dalam dompetnya saja, tapi jangan salah didalam setiap Kartu memiliki bau uang yang akan tercium hingga radius 200 meter jauhnya.
Baik kembali ketopik utama, Rhakaela kini terdiam di meja miliknya seraya menatap Zaniyah yang masih ditenangkan oleh Lysander dipojok kelas sana. Sumpah serapah terus gadis cantik itu ungkapkan dengan semangat kepada si gadis menye saking kesalnya ia kepada sosok Zaniyah.
"Awas aja gue pastiin rumah lo kebakaran pulang sekolah nanti, biar lo jadi gembel sekalian!!" Lirih Rhakaela seraya menatap nanar kaki cantiknya yang polos tanpa memakai apapun.
Rhakaela merogoh saku rok miliknya guna mengambil ponsel untuk menghubungi seseorang via pesan singkat, dengan wajah menahan kesal Rhakaela menekan sedikit kuat setiap huruf yang ada pada keyboard ponsel miliknya, bahkan jarinya nampak begitu cepat dalam mengetik setiap kata seolah memiliki dendam disana.
Rhakaela tak ingin tau pokoknya sepulang sekolah nanti ia ingin ada kabar memuaskan yang bisa menjadi bayaran dari kejadian yang menimpanya pagi ini.
✤➷✤➹✤
Bel istirahat terdengar membuat Rhakaela dengan malas menggerakkan tangannya untuk merapikan buku serta alat tulis yang ia gunakan tadi. Matanya melirik penuh permusuhan kepada Zaniyah yang juga tengah cemberut ketika menatapnya, gadis gila itu bahkan pergi sembari menghentakkan kakinya kekanakan ketika Lysander membawanya pergi ke Kantin menjauhi Rhakaela.
"Dasar anak babi! Namanya doang yang bagus tapi kelakuannya kaya anak tuyul lepas kandang!" Gerutu Rhakaela yang rasanya ingin sekali meremukkan tubuh bak kerangka tulang milik gadis menye itu.
Rhakaela terus menggerutu hingga kedatangan Keiden membuatnya bungkam namun tak menyurutkan rasa kesal yang masih menggerogoti hatinya saat ini. Rhakaela melotot garang kearah tunangannya membuat Keiden menghela nafas sabar sebelum tersenyum teramat manis kearah gadisnya yang galak nan cantik itu.
"Sayang, liat aku beliin apa buat kamu!" Ucap Keiden dengan antusias, ia bahkan menarik kursi random setelah menaruh sebuah kotak berukuran sedang yang dibungkus serta diberikan hiasan pita yang indah tersebut.
"Apaan lagi ini?" Tanya Rhakaela dengan ketus membuat Keiden begitu ingin meremas wajah menggemaskan tunangannya itu saking lucu nya.
"Buka aja." Ucap Keiden seraya menatap lembut wajah ragu Rhakaela, menatap bagaimana wajah itu menampilkan raut keraguan serta rasa penasaran yang tinggi sembari membuka hadiah yang diberikan oleh Keiden sampai matanya membola kala melihat barang yang ia inginkan kini terpampang nyata dihadapannya sekarang.
Rhakaela menatap tak percaya kearah Keiden membuat pemuda tampan itu terkekeh gemas dan mencubit lembut pipi gadisnya lalu menganggukkan kepalanya pelan.
"Buat kamu, rencananya bakal aku kasih nanti. Tapi aku berubah pikiran dan milih buat ngasih hadiahnya sekarang. Gimana kamu suka sama hadiahnya?"
Rhakaela dengan antusias mengangguk, gadis itu melupakan rasa kesalnya dan memilih untuk memakai sepatu pemberian Keiden untuknya. Iya, pemuda dengan marga Ataraxia itu menghadiahkan sepatu berharga ratusan juta untuk Rhakaela.
Keiden sengaja membelikan itu karena sang Ibu mertua pernah mengatakan bila tunangan cantiknya ini sudah lama mengincar sepatu tersebut namun selalu keduluan oleh yang lain. Rhakaela bahkan sempat ingin membakar hangus pabrik sepatu itu namun selalu urung kala sang Abang membujuknya untuk membeli beberapa box coklat dan matcha.
Saat gadis sudah memakai sepatu yang dihadiahkan oleh Keiden, senyuman bahagia terus terpancar dari wajahnya. Sesederhana itu kebahagiaan untuk Rhakaela membuat Keiden merutuki dirinya sendiri karena kenapa tidak dari dulu ia melakukan hal sederhana ini untuk tunangannya.
Dengan penuh perhatian Keiden mengusap surai milik Rhakaela, membiarkan gadisnya tenggelam dalam kebahagiaan nya sendiri.
"Lo ko tau kalau gue kepengen sepatu ini?" Tanya Rhakaela membuyarkan bayangan kehidupan bahagia dibenak Keiden tentang hubungan mereka kedepannya.
"Rahasia dong, tapi syukurlah kalau kamu suka sama hadiahnya." Ucap Keiden yang dibalas dengusan sebal oleh Rhakaela sebelum ia kembali tersenyum bahagia.
"Makasih buat hadiahnya, Kei. Lo mau bayaran apa dari gue? Nggak mungkin lo beliin gue hadiah tanpa mau imbalan kan?" Selidik Rhakaela yang mengundang tawa milik Keiden, entah apa yang lucu namun biarkan saja suka-suka tuan muda kita saja lah.
"Imbalannya cukup ubah cara ngomong kamu ke aku. Aku mau mulai sekarang kita pake aku-kamu dan bukan lo-gue lagi. Gimana kamu setuju?"
Rhakaela tercengang menatap Keiden, gadis itu bahkan menempelkan punggung tangannya dikening pemuda tersebut memastikan bila Keiden tidak sedang demam hingga omongannya melantur seperti ini. Namun semua normal membuat Rhakaela semakin tak percaya akan ucapan Keiden.
"Lo serius? Cuma itu?"
"Iya, aku serius cuma mau itu." Balas Keiden sembari tersenyum manis kearah Rhakaela, tangannya bahkan sibuk mengusap pipi tunangannya yang terasa lembut ketika bersentuhan dengan jari jemari miliknya ini.
"Oke, bakal gue usahain."
"Bukan gue tapi aku, Kae." Koreksi Keiden membuat Rhakaela menggaruk pipinya sendiri dengan canggung.
"Iya maksudnya tadi gu— aku mau ngomong gitu!" Ucap Rhakaela sembari menatap kearah lain.
"Iya sayang."
Keiden tertawa pelan kala melihat Rhakaela memerah malu saat salah berbicara, Keiden rasa sangat jarang baginya untuk sedekat ini dengan Rhakaela. Bukan hanya karena gadisnya menjaga jarak namun juga kakak dari sang gadis pun selalu mendorong Keiden untuk menjauh dari sosok secantik bunga padma ini ketika ia ingin mendekatinya.
‧͙⁺˚*・༓☾BERSAMBUNG...☽༓・*˚⁺‧͙
Haiii!! Apa kabar!?
Gimana mood kalian hari ini? Baik atau buruk?
Untuk Chapter kali ini cukup segini dulu yaa. Soalnya author sedikit buntu, jadi agak" pas ngetik ini. Semoga kalian suka yaa!!!Sampai jumpa~~

KAMU SEDANG MEMBACA
Tunangan Sang Antagonis [ SLOW UPDATE ]
Fantasy{•TRANSMIGRATION SERIES #01•} ▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫ Mati karena ditabrak truk? biasa! Tapi pernah nggak sih ngeliat orang mati karena kebodohan sendiri? seperti jatuh dari atap tetangga karena gabut misalnya. Belum kan?! Nah...