DUA PULUH ENAM

1.4K 157 17
                                    

Siap sama chapter ini?

Tolong jangan pelit vote ya kakak-kakak.




Happy Reading


Tiga hari berselang setelah kejadian kemarin, luka melepuh di tangan Ola sudah mengering total berkat obat herbal yang diberikan oleh Bibi Flo, begitu juga dengan Gionathan yang juga sudah kembali membaik.

Hari ini Ola sangat antusias masuk sekolah karena ia akan dispensasi untuk latihan bola voli. Ya, Ola sangat menyukai olahraga bola voli sehingga ia mengikuti ekstrakurikuler bola voli di sekolah. Minggu depan club bola voli akan mengikuti lomba, oleh karena itu Ola dan rekan-rekan club bola volinya mendapatkan dispensasi untuk latihan agar dapat memenangkan lombanya.

"Semangat latihannya princess daddy, jangan cape-cape ya sayang. Inget latihannya jangan hanya pakai celana pendek, pakai juga celana leggings agar kaki indahmu tidak jadi santapan liar orang banyak, dan yang paling penting apa?"

"Jangan deket-deket cowok lain selain daddy," balas Ola yang sudah sangat hafal diluar kepala.

"Good girl." Leon kecup kening Ola sebelum berpisah.

"Ola sekolah dulu, ya, daddy. Babayyy." Ola turun dari mobil, melambaikan tangannya pada Leon.

Leon tersenyum hangat, ia balas melambai pada Ola. Setelah Ola sudah tidak terlihat oleh matanya, Leon pergi melesat meninggalkan sekolah Ola.

"Kak Gionanthan, haloooo," sapa Ola ramah pada Gionathan yang baru saja keluar dari ruang guru.

Gionathan balas tersenyyum dan menunduk ramah, "Halo juga non---Ola." Gioanthan merapatkan bibirnya yang hampir saja keceplosan menyebut nona. "Gimana kakinya udah sembuh?" tanya Gionathan mengalihkan pembicaraan agar tidak terlihat gugup. Sengaja Gionthan tidak bertanya mengenai luka di tangan Ola, karena saat kejadian tidak ada Gionathan disana meski Gionathan tau Ola terluka.

Ola mengernyit bingung dengan sikap Gionathan, namun Ola tidak ambil pusing. "Ola udah oke kok, Kak. Makasih banyak, ya, udah bantuin Ola waktu itu."

"Sama-sama," balas Gionathan pendek. Sengaja, ia takut dihukum oleh Leon lagi.

"Ya udah kalau gitu Ola ke kelas dulu, ya, Kak. Babayyy," pamit Ola.

"Babayyy." Gionthan menghela nafasnya lega setelah Ola pergi. "Untung lagi pake jas OSIS jadi luka kemarin gak keliatan, tadi juga ngapain keceplosan mau bilang nona," gumam Gionathan pada dirinya sendiri.

*****

Ola sudah siap di lapang indoor sekolah untuk memulai sesi latihannya. Bersama seluruh rekan tim, Ola mulai pemanasan, lari mengelilingi lapang dan tes kebugaran lainnya. Setelah tubuh mulai panas, latihan dimulai dengan membagi setiap individu sesuai posisinya pada permainan bola voli.

Ola sendiri bergabung bersama temannya yang sama-sama posisi tosser. "Ola mau jadi tosser aja deh, daddy, kayanya seru bisa ngatur serangan sama block bola lawan. Nanti kalau Ola kasih bola dumb ke lawan kayanya asik deh, bikin lawan kesel, kalau Ola berhasil block serangan lawan juga Ola happy banget bisa bikin kesel hitter lawan," curhat Ola pada Leon seusai Latihan voli di sekolah.

Dan disinilah Ola sekarang, latihan passing atas bersama teman-temannya juga pelatih, latihan memberikan umpan yang baik dan akurat, juga latihan memberikan umpan dengan melihat posisi blocker lawan. Ola bukan pemain voli handal, ia memang suka bola voli sedari dulu, namun Ola belum pernah mencoba bermain bola voli karena memang lingkungan Ola dulu sangat tidak mendukung, Ola hanya sering lihat orang main voli di jalanan. Namun setelah bertemu Leon Ola mulai sering bermain bola voli dan mulai serius saat masuk ekstrakurikuler bola voli.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YES, DADDY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang