"BANGUN!!!!!!!! DASAR KEBO JANTAN! BANGUN UDAH SIANG!!" Teriakku sambil memukul panci dengan keras ke arah telinga kebo jantan ini.
"IYAAA!!!" Teriaknya balik seperti singa yang sedang kelaparan. "Emangnya sekarang jam berapa sih Ella!!!" Lanjutnya.
"Jam 6"
"HAH???! JAM 6 KAMU BANGUNIN AKU KAYA GINI?! Ya Tuhan Ella!" Jawab Cam kesal lalu tidur lagi.
"Bangun lah, Cam! Ayo kita olah raga! Udah lama banget ga olah raga!!" Rengekku lalu duduk di punggung Cameron. Berat? Memang sengaja, biar Cam bangun. Tapi Cam malah tetap diam. "Cam! Kau mau nanti kalau kau sudah tua badanmu akan keropos, hah!"
"Oke! I'm up! Turun cepetan! Ga bisa nafas nih!" Dan aku langsung turun dari punggungnya. "Kalau kamu bukan adik aku! Aku udah buang ke laut!" gumam Cam tapi aku bisa mendengarnya.
"Itu perbuatan kriminal, Cam" kataku datar dan Cam hanya menyengir bagaikan orang idiot.
***
"Aduh tunggu dulu!" Aku langsung menengok ke arah Cam di belakangku yang terengah-engah karena kecapean berlari.
Cam mengajakku duduk di bawah pohon yang sangat rindang di pinggir danau buatan.
"Oh iya. Liburan berapa hari lagi sih?" Tanya Cam.
"Satu bulanan lagi" jawabku
"Gila ya ga kerasa bentar lagi masuk sekolah" kata Cam sambil menatap ke arah danau buatan di taman yang sangat sejuk ini.
"Curhat, pak?" Ledekku
"Engga neng! Ngerujak!" Jawabnya nyolot tapi di akhiri dengan tawaan.
Shawn's POV
"Shawn bangun!"
"Shawn!!!! Bangun!"
Seseorang terus saja menggerakan pundakku. Sangat mengganggu.
"Shawn, kata mom bangun! Sarapannya sudah siap!" Suaranya sangat familiar. Aaliyah.
"Ok! I'm up!" Aku langsung bangun dan pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahku dan menggosok gigi lalu turun ke bawah.
Aku duduk di sebelah Aaliyah yang sedang asik memakan pencakesnya.
"Morning, Sweetie" kata mom sambil mengacak rambutku sayang.
"Morning, mom" jawabku sambil tersenyum. "Oh ya, dad mana, mom?"
"Dad udah pergi dari tadi pagi. Katanya sih ada meeting mendadak" aku hanya mengangguk mengerti lalu memakan pencakes yang sudah mom siapkan untukku.
Kami makan dalam diam. Mom sibuk dengan laptopnya, aku dengan HPku dan Aaliyah dengan komiknya.
Aku sibuk menghubungi Ella. Mengirim pesan padanya tapi tidak di balas satupun. Mungkin dia masih tidur? Aku tidak tau. Lebih baik aku hubungi Cameron saja. Hanya untuk memastikan.
To: Cameron
Aye, bro! Ella sedang apa? Aku mencoba menghubunginya tapi tidak di jawab.
[send]
Aku kembali memakan pecakeku dan menunggu balasan dari Cameron.
"Shawn, bagaimana hubunganmu dengan Ella?" Tanya mom to the point
"Baik. Sangat baik! Kenapa?"
"Good! Pertahankan ya! Ella sepertinya gadis baik-baik. Tidak seperti...yeah you know..."
"Tidak usah bahas Laur lagi mom. Aku sudah tidak behubungan dengannya lagi semenjak dia pergi" aku tidak yakin akan perkataanku sendiri. Ya! Kejadian kemarin, Lauren menelefonku pada saat malam hari. Aku tidak mengangkatnya. Aku takut jatuh lagi padanya sedangkan aku sudah punya Ella yang sudah jelas lebih baik dari pada Laur.
"Ya baguslah! Aku juga tidak suka dengan perempuan itu!" Sahut Aaliyah "aku lebih suka Shawn dengan Ella" lanjutnya
"Yeah... Uhm, kalau begitu mom pergi kerja dulu ya!" Mom bangkit berdiri dan mencium puncak kepalaku dan Aaliyah. "Shawn, kau jaga adikmu ya!"
"Yes, mom" jawabku sambil tersenyum. Dan mom langsung pergi ke "Aku harap kau tidak akan melupakan Ella, Shawn" kata Aaliyah tiba-tiba lalu langsung pergi.
Apa maksudnya 'melupakan Ella'? aku tidak akan pernah melupakannya. aku menyayanginya, dia pacarku. tapi bagaimana jika Laur kembali ke kehidupanku lagi? apakah aku akan melupakan Ella? tidak! bicara apa sih kau Shawn! Laur itu hanya sahabatmu yang memberika harapan palsu padamu lalu pergi begitu saja.
Tiba-tiba HPku bergetar. Menandakan ada pesan masuk, dan ternyata itu Cam.
From: Cameron
ey, bro! Ella sedang bersamaku. kami sedang berolah raga di taman dan sepertinya dia tidak membawa poselnya.
Author's POV
Shawn tidak membasal pesan Cameron. Dia melanjutkan sarapannya sambil berfikir bagimana jika nanti orang dari masalalunya masuk ke dalam kisah cinta yang sedang ia jalankan saat ini dan menghancurkan hubungannya dengan Ella. dan bagaimana jika orang dari kehidupan lama Ella juga masuk ke dalam kisah cinta ini. Tiba-tiba saja pikiran itu masuk seketika ke otak Shawn namun Shawn menepis pemikirannya jauh-jauh yang menurutnya sangat idiot ini.
Tiba-tiba HP Shawn berbunyi yang menandakan jika ada telefon masuk. Shawn melihat siapa yang meleponnya dan terteralah nama Lauren di layarnya. Shawn mengabaikan panggilan masuk itu. namun Laura terus saja meneleponya. Shawn yang merasa terganggupun langsung mengangkatnya.
"Hallo?" tanya Shawn hati-hati. selama bertahun-tahun sudah akhirnya Shawn bisa berbicara dengan gadis yang dulu sangat ia cintai.
"Shawn? is that you?" kata Lauren di seberang sana yang nada bicaranya sengaja di lembut-lembutkan.
"yeah, it's me"
"oh God, Shawn! i miss you so much!!!" kata Laur manja. Di dalam hati kecil Shawn, dia belum bisa sepenuhnya melepas gadis ini tapi dia juga mencintai Ella yang sudah berstatus sebagai kekasihnya sekarang. Shawn bingung harus menjawab apa. Dia tidak mau menyakiti perasaan Ella jika dia menjawab 'i miss you too'. Jadi Shawn hanya terkekeh saja. "Shawn, apakah kita bisa bertemu? aku kangen nongkrong dan berbincang-bincang denganmu!" lanjut Laur antusias. Shawn yang mendengar perkataan itu langsung bingung seketika. Shawn takut Ella sakit hati jika Shawn menerima tawaran ini. Shawn tidak mau membuat Ella sedih. Tapi di sisi lain juga Shawn ingin bertemu dengan Laur.
"uhm...sepertinya tidak, aku ada janji dengan pacarku" jawab Shawn bohong. "ya sudah kalau begitu aku pergi dulu" Shawn langsung memutuskan sambungannya. Dia tidak ingin jatuh lagi dengan Laur.
Di sisi lain, Orang dari masa lalu Ella dan Shawn sedang membuat plan agar hubungan mereka hancur.
--------------------------------------------
Vomments? xx
Sorry fot typo(s)
KAMU SEDANG MEMBACA
Not the only one
Fiksi Penggemar"Aku tak tau, apakah aku harus bertahan atau lebih baik mundur dan kembali dengan masa lalu jika begini terus keadaannya. Aku sudah lelah. Lelah akan semua yang sudah dia lakukan padaku" -Shiella Alexandra Dallas