15.

141 5 6
                                    

Tidak, tidak, tidak!!!! Ini tidak mungkin terjadi!! Aku tidak percaya ini semua! Kenapa ini terjadi?!! Kenapaaaa?!!!

Aku tidak mau bersangkutan dengan Dia lagi!! Sudah cukup sampai waktu dulu saja! Sekarang jangan lagi!! Tuhan aku harus apa? Di sisi lain aku juga merindukannya, tapi...aku juga tidak mau berhubungan dengan Dia lagi!

Lebih baik aku telepon Shawn. Karena Dia bisa membuatku tenang.

Tuttt...tuttt...tutt...

Shit! Kenapa tidak di angkat? Biar kucoba lagi.

Tutt...tutt...tutt...

What the...?! Di matikan?!? Ada apa dengan Shawn???!! Ughhhh!!!

Ya Tuhan ingin menangis rasanya... Shawn where are you? Kau bilang akan selalu ada di sampingku kalau aku sedang sedih ataupun senang? Tapi mana? Kau malah mematikan telepon dariku. Aku kecewa kali ini.

"Ell-- ella? Kau menangis?" Tiba-tiba saja Cam masuk tanpa mengetuk pintu. Aku langsung mengelap air mataku kasar.

"Oh-uhmm ti-tidak Cam. Mataku kelilipan" jawabku

"Ya laying! Coba ceritakan kepadaku apa yang terjadi. Aku siap mendengarkannya" kata Cam yang langsung duduk di depanku.

Aku menarik nafasku dan menceritakan apa yang terjadi. Mulai daru kedatangan 'si Dia' dan Shawn yang mematikan telepon dariku.

"Hmm...nanti aku coba bicarakan dengan Shawn" kata Cam mencium keningku dan keluar dari kamarku. Beruntunya aku memiliki kakak seperti Cam.

***

"Ya sudah, aku pergi dulu ya. Nash sudah menungguku. Take care! Jangan bukakan pintu pada strangers! Jangan keluar apartement sebelum aku pulang!"

"Cam... I'm not 5 years old anymore!" Kataku sambil terkekeh

"Hahah...okay, take care, lala!!" Kata Cam sambil mengacak-acak rambutku sayang.

"Jangan panggil aku dengan sebutan lala! Aku benci itu" kataky dengan muka datar "sudah sana pergi! Huss...hushh!!" Kataku

"Okay, see ya!" Kata Cam dan dia langsung pergi.

Aku masuk dan mengunci pintu. Aduh lapar...aku mengambil snack dan jus jeruk. Lalu duduk di ruang tengah sambil menonton TV.

Tok..tokk...tokk...

Ada mengetuk pintu apartementku. Pasti Cam. Mungkin ada yang tertinggal. Aku berlari dan membukanya.

"Ada apa lag-- Shawn?" Aku kaget saat yang aku lihat itu bukan Cam tapi Shawn. Aku sedang tidak mood untuk menemuinya sekarang.

"Apa?" Kataku dingin

"Babe, I'm so sorry" kata Shawn memegang tanganku. Tapi aku menepisnya.

"Sorry for what?"

"Aku tidak sengaja mematikan telepon darimu" kata Shawn.

"Kenapa kau tidak menelefonku kembali?"

"Uhm-uhmm...aku ingin, tapi tiba-tina saja HPku mati sa-saat ini menelefonmu" jelas Shawn.

"You sure?"

"Yeah, baby. Very sure!"

"Apologize accepted"

"Awww...baby thankyou!!" Kata Shawn memelukku erat dan mencium keningku lalu bibirku.

Anehnya...hatiku merasa ada yang mengganjal saat mengatakan 'apologize accepted'

Not the only oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang